Sesa adalah gadis cantik dan anggun yang secara diam - diam mencintai kekasih dari sahabat.
Memendam cinta kepada seorang pria selama 10 tahun lamanya. Tapi cinta tak berpihak padanya di saat sahabatnya menggandeng seorang pria sebagai kekasihnya yang tak lain adalah pria yang selama ini di cintai Sesa.
Tidak ingin melukai sahabatnya Sesa lebih memilih untuk melupakan cintanya. Tapi apa yang terjadi tak sesuai dengan harapan, di saat Sesa mencoba melupakan pria itu, justru mereka malah terikat sebuah benang merah.
Lalu apa yang harus Sesa lalukan? Akankah Sesa menolak keinginan keluarganya demi kebahagiaan sahabatnya? Atau lebih memilih mengikuti keinginan keluarganya meski hatinya sendiri terluka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
permintaan Sesa
"Hay sa"
Sesa hafal betul suara itu milik siapa, Sesa menarik nafasnya untuk menguatkan dirinya.
"Hay Della, udah lama?" Sesa menyapa Della seramah mungkin.
"Yah lumayan, loe pulang sama siapa?"
"Oh itu aku naik taksi online" Sesa tak pernah melepaskan senyum lembutnya.
Yuga datang dari arah kamar dengan pakaian santai dan rambut basahnya. Tanpa Sesa bertanya juga sudah tau jika pria itu telah selesai mandi.
Della mendekat ke arah Yuga, memeluk pinggang pria itu dari samping. Sesa membuang pandangannya ke arah lain.
"Maaf ya Sa, kita ngga jemput kamu padahal kan kita sama-sama kesini" wajah Della terlihat menyesal.
Bukannya Sesa berpikir negatif tapi apa benar ucapan Della itu tulus atau hanya sekedar mengejeknya yang pulang sendirian sementara suaminya dengan wanita lain.
"Gapapa kok Della" lagi-lagi Sesa tersenyum membalas kata-kata Della yang mungkin menyakiti hatinya.
"Ya udah aku bersih-bersih dulu ya" Pamit Sesa tak mau lagi melihat kemesraan keduanya.
Setibanya di kamar Sesa bersandar di balik pintu. Hanya diam tak menangis seperti biasanya, batinnya mengatakan Sesa harus lebih kuat jangan terlihat lemah, apalagi menangis dihadapan mereka.
Sementara di luar kamar, Yuga dan Della sedang menikmati makan malamnya. Mereka memesan dari jasa pengantar makanan, mana mungkin Della yang memasak, tau sendiri jika Della tidak pandai memasak. Menurut wanita karier itu kalau ada yang lebih praktis kenapa harus repot-repot memasak, membuang-buang waktu saja.
"Sayang, mau coba punya aku ngga? Aku suapin ya?" Della mengarahkan sendok ke mulut Yuga.
Tanpa menjawab Yuga menerima suapan dari kekasihnya. Tepat saat itu Sesa keluar dari kamarnya dengan kondisi yang sudah bersih dan wangi. Cacing di perut Sesa sudah mulai protes untuk diberi asupan. Sebenarnya Sesa malas karena harus melihat kemesraan mereka, namun Sesa tak mau pingsan menahan lapar. Sesa berjalan ke dapur tak menghiraukan kedua pasangan yang sedang suap-suapan itu.
"Oh ada Sesa, mau makan malam sa?" Della menarik perhatian Sesa.
"Iya Della" Jawab Sesa singkat. Sesa sudah berdiam tak peduli malah Della memulai obrolan.
"Yah maaf ya Sa, gue tadi pesan makan cuma dua doang kirain loe udah makan" ucapan maaf keluar lagi dari mulut Della.
Sesa melirik meja makan yang terdapat makanan siap saji tapi sudah setengah habis.
"Gapapa kok Dell, aku memang mau masak" Sesa mulai mencari bahan untuknya memasak.
"Ya udah deh kalau gitu aku kan jadi ngga merasa bersalah banget" Ucap Della degan wajah sok sendunya. Jangan tanyakan Yuga, seperti biasa pria itu hanya diam tanpa berekspresi, tak ada sedikitpun pembelaan keluar dari mulutnya untuk Sesa.
Sesa tersenyum kecut di baliknya.
Sesa mulai memasukkan bahan-bahan ke dalam frying pan. Memasak capcay sayur dan telur dadar saja yang cepat dan mudah menurut Sesa. Bau harum masakan Sesa membaur ke penjuru ruangan. Dari baunya saja semua sudah tau jika masakan itu akan sangat enak, Yuga menolehkan kepalanya ke arah Sesa karena sedikit tertarik dengan apa yang di masak istrinya. Namun tak lama ia kembali melanjutkan makannya. Makanan siap saji yang sebenarnya Yuga tidak begitu suka.
Sesa menikmati makannya di sofa depan televisi tak mau bergabung dengan kedua sejoli itu. Sesa pun tak menawarkan masakannya kepada mereka. Untu apa?? Pikir Sesa.
Saat ini sudah jam sepuluh malam, Sesa sudah berada dikamar. Sementara Della entahlah sudah pulang apa belum Sesa tidak tau, karena tadi Sesa masuk ke kamar setelah selesai makan malamnya.
Ceklek..
Sesa yang bersandar di sofa memainkan ponselnya sudah tau siapa yang masuk ke dalam kamar tanpa melihatnya. Sesa berpikir bahwa Della sudah pulang karena suaminya kini menaiki ranjangnya. Sesa berjalan ke ranjang untuk mengambil bantal ia akan tidur di sofa lagi.
"Tidurlah di sini saja, saya tidak pernah memintamu tidur di sofa" Yuga seolah tau maksud kenapa Sesa mengambil bantal.
Malas menjawab ucapan suaminya itu Sesa dengan pasrah membaringkan badannya ke ranjang yang empuk itu.
"kau tidak keberatan kan saya membawa Della kesini?" Yuga berkata lagi.
"Pertanyaan macam apa itu? Aku keberatan pun Della juga tadi sudah di sini" tentu saja hanya Tuhan yang tau gerutuan Sesa ini.
"Tak apa mas, ini apartemen mas Yuga jadi itu semua hak mas Yuga ingin membawa siapa saja kesini. Bukankah kalian melarang ku untuk ikut campur urusan kalian" Sesa berkata tanpa membalikkan badannya menghadap Yuga.
Yuga sedikit membenarkan perkataan Sesa bahwa Della sudah melarang Sesa ikut campur urusan mereka. Tapi sebenarnya ada sedikit rasa bersalah di hatinya karena Sesa harus terjebak di situasi seperti ini.
"Tapi mas, bolehkah Sesa meminta satu hal sama mas Yuga" Kini Sesa berbalik menatap Yuga.
"Katakan" Yuga juga menatap mata jernih Sesa.
"Maaf sebelumnya, Sesa tak keberatan mas Yuga membawa Della kesini tapi sesa mohon untuk jangan pernah membawa Della masuk ke kamar ini mas. Maukah mas Yuga menuruti satu permintaan Sesa kali ini?" Suara Sesa yang lembut saat bertutur kata membuat Yuga sedikit terbuai.
Yuga sedikit mengerjakan matanya mengurai keterpukauannya.
"Hemmm" Yuga mengangguk menyetujuinya.
"Terimakasih mas. Sesa tidur dulu, selamat malam" Sesa kembali ke posisi semula, tidur membelakangi suaminya.
***
Hari berganti hingga esok adalah hari pesta pernikahan mereka. Saat hingga hari ini Sesa masih sibuk di cafe untuk membantu karyawannya menyiapkan cake untuk acara besok. Mama mertuanya memang menginginkan cake dari cafe Sesa sebagai salah satu hidangan di pesta. Katanya untuk memperkenalkan cake buatan menantunya kepada semua rekan bisnis suaminya.
Biasanya jika pengantin-pengantin lain akan mempercantik dirinya untuk hari bahagianya, maka berbeda dengan Sesa. Dia lebih memilih menyibukkan diri, karena berusaha secantik apapun Sesa tak akan menarik di mata Yuga.
"Mba Sesa maafkan saya ya mba, karena selama ini saya taunya Pak Yuga itu pacarnya mba Della" Dewi mencoba memberanikan diri karena setelah kedatangan Yuga memarahi Sesa waktu itu membuat semua karyawan bertanya tanya sebenarnya ada hubungan apa antara bosnya dan Yuga. Hingga mereka mengetahui semuanya saat mama mertua Sesa memesan cake untuk acara pesta pernikahan Sesa dan Yuga yang membuat semua karyawan terkejut.
"Gapapa wi, semua memang sempat salah paham karena pernikahan kami. Tapi semua ini memang bukan keinginan saya dan mas Yuga wi, maaf saya belum bisa bercerita lebih dari ini" Sebenarnya sesa memaklumi jika semua orang pasti berpikiran negatif tentang dirinya.
Dewi menatap atasannya dengan tatapan sedih. Merasa kasihan karena hidup dengan kekayaan dan wajah cantik bahkan nyaris sempurna dimata dewi tak menjamin akan mendapat kebahagiaan.
"Semoga mba Sesa mendapat jalan menuju kebahagiaanya ya Allah, karena mba Sesa orang yang baik. Aamin" Dewi berucap dalam hati.
"Jangan menatap seperti itu wi, saya tidak suka. Saya tidak semenyedihkan itu kok" Sesa masih bisa bercanda walau hatinya berkata lain.
"he he maaf mba Sesa" Mereka melanjutkan pekerjaan mereka yang hampir selesai.
-
"Ayo pulang" Suara bariton mengejutkan Sesa.
"Mas Yuga"
-
-
Hay readers, jangan lupa like dan komen yang membangun ya guys. Terima kasih karena sudah menemani sampai episode ini☺☺