NovelToon NovelToon
Dan Akhirnya Aku Pergi

Dan Akhirnya Aku Pergi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Identitas Tersembunyi / Penyesalan Suami / Cinta Lansia
Popularitas:43.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yulianti Azis

Sofia Amara, wanita dewasa berusia 48 tahun yang hanya dipandang sebelah mata oleh suami dan anak-anaknya hanya karena dirinya seorang ibu rumah tangga.

Tepat di hari pernikahan dirinya dan Robin sang suami yang ke-22 tahun. Sofia menemukan fakta jika sang suami telah mendua selama puluhan tahun, bahkan anak-anaknya juga lebih memilih wanita selingkuhan sang ayah.

Tanpa berbalik lagi, Sofia akhirnya pergi dan membuktikan jika dirinya bisa sukses di usianya yang sudah senja.

Di saat Sofia mencoba bangkit, dirinya bertemu Riven Vex, CEO terkemuka. Seorang pria paruh baya yang merupakan masa lalu Sofia dan pertemuan itu membuka sebuah rahasia masa lalu.

Yuk silahkan baca! Yang tidak suka, tidak perlu memberikan rating buruk

INGAT! DOSA DITANGGUNG MASING-MASING JIKA MEMBERIKAN RATING BURUK TANPA ALASAN.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yulianti Azis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DAAP 26

Pagi di kediaman Rahardian dimulai dengan kebiasaan yang hampir sama setiap hari. Namun, hari ini terasa sedikit berbeda.

Saskia keluar dari kamarnya dengan wajah masih mengantuk, diikuti oleh Mikaila dan Reno yang sama-sama belum sepenuhnya sadar.

Biasanya, saat mereka tiba di meja makan, aroma masakan hangat sudah menyambut mereka. Namun kali ini, yang mereka lihat hanyalah para pembantu yang sibuk menata sarapan.

Mikaila mengerutkan kening. "Hanya Bi Sari? Mama Vanessa mana?"

Bi Sari hanya diam sambil menggelengkan kepalanya.

Reno melirik sekeliling dengan bingung. "Iya, bukannya Mama Vanessa harusnya sudah ada di dapur?"

Saskia yang sudah duduk di ujung meja mulai merasa ada yang aneh. Sejak Vanessa resmi menjadi bagian keluarga ini, ia memang berusaha untuk menjadi menantu yang ideal—setidaknya, itu yang Saskia pikirkan selama ini.

Bersamaan dengan itu, Robin keluar dari kamarnya. Wajahnya tampak setengah kusut meski ia sudah mengenakan pakaian rapi untuk ke kampus tempatnya mengajar. Ia berjalan ke meja makan dan mengambil secangkir kopi tanpa ekspresi.

Saskia menatap putranya, lalu bertanya, "Robin, mana Vanessa? Kenapa dia belum keluar?"

Robin, yang tengah menyeruput kopi, menjawab dengan nada santai, "Masih tidur."

Ruangan langsung sunyi.

Saskia mengerjapkan mata, Mikaila dan Reno saling berpandangan. Mereka sebenarnya terkejut, tetapi tidak ingin memperpanjang masalah.

"Yah … mungkin mama Vanessa masih lelah," ujar Mikaila akhirnya, berusaha memaklumi ibu sambungnya.

Reno mengangkat bahu. "Masih pengantin baru, kan? Wajar kalau masih malas-malasan."

Saskia tidak mengatakan apa-apa untuk beberapa saat. Ia mencoba memaklumi, meski ada sedikit rasa jengkel yang merayap di hatinya.

Dulu, Sofia selalu bangun pagi, bahkan sebelum semua penghuni rumah ini terjaga. Wanita itu memastikan semuanya berjalan dengan baik, tanpa perlu diminta.

Namun, Saskia menepis perasaan itu cepat-cepat.

"Biarkan saja," gumam Saskia akhirnya. "Mungkin nanti dia akan lebih terbiasa dengan ritme di rumah ini."

Robin hanya mengangguk singkat, lalu duduk sambil meminum kopinya.

Saskia menghela napas panjang. Akhirnya mereka sarapan bersama dalam senyap. Mikaila dan Reno hanya fokus dengan makanan yang tidak sesuai selera mereka. Namun, karena lapar mereka tetap memakannya.

Tiba-tiba, suara langkah malas terdengar dari arah tangga.

Vanessa muncul dengan wajah masih kusut, rambut sedikit berantakan, dan ekspresi mengantuk. Ia mengenakan piyama sutra yang terlihat mahal, tetapi penampilannya sama sekali tidak mencerminkan sosok menantu anggun yang dulu Saskia banggakan.

Saskia secara refleks mengernyit.

Dulu, saat pertama kali mengenal Vanessa, wanita itu selalu tampil anggun dan mempesona. Namun, pagi ini, ilusi tentang menantu sempurna itu runtuh begitu saja.

Robin, Mikaila, dan Reno juga melirik Vanessa sekilas. Meskipun mereka juga terkejut dengan penampilannya, mereka memilih untuk memaklumi dan tidak berkata apa-apa.

Vanessa menguap kecil sebelum tersenyum lebar. "Pagi semua," sapanya dengan suara sedikit serak.

Mikaila, yang ingin menjaga hubungan baik dengan ibu sambungnya, segera berkata dengan lembut, "Mama Vanessa, ayo sarapan bersama kami."

Nada suaranya terdengar begitu sopan dan penuh perhatian—sesuatu yang sangat berbeda jika dibandingkan caranya berbicara dengan Sofia, ibu kandungnya sendiri.

Saskia menyipitkan mata tanpa sadar. Mikaila dan Reno tidak pernah mengajak Sofia sarapan seperti ini. Bahkan, saat Sofia masih di rumah ini, mereka cenderung mengabaikan keberadaannya. Namun, kepada Vanessa? Mereka justru bersikap lembut dan penuh rasa hormat.

Tapi kenapa Saskia baru menyadari hal itu semuanya. Terlihat wanita lanjut usia itu dengan cepat menepis pikirannya tentang Sofia lagi.

Vanessa tersenyum lebar. "Terima kasih, Mikaila. Kamu memang anak yang baik."

Wanita itu pun duduk di kursinya, mengambil roti yang sudah tersedia di atas meja.

Namun, begitu ia membuka mulutnya untuk berbicara lagi, aroma napasnya langsung menyeruak di udara.

Robin, yang duduk paling dekat dengannya, merasakan bau itu lebih dulu. Ia menegang sejenak, berusaha tetap bersikap biasa, tetapi tidak bisa menutupi rasa tidak nyaman yang muncul.

Mikaila dan Reno juga mulai menyadarinya.

Bau itu … aneh. Tidak segar, bahkan cukup mengganggu.

Saskia, yang sejak tadi sudah merasa ilfeel, kini semakin kehilangan selera makan.

Robin berdeham pelan, lalu berkata hati-hati, "Van … mungkin kamu mau minum teh dulu sebelum makan?"

Vanessa, yang tidak menyadari situasi, hanya tertawa kecil. "Ah, iya. Aku belum sempat gosok gigi. Tadi buru-buru turun karena lapar."

Saskia hampir meletakkan sendoknya dengan kasar. Ia menatap menantu pilihannya itu dengan ekspresi sulit dijelaskan.

Dulu, Saskia selalu menghina Sofia karena menurutnya wanita itu tidak cukup elegan untuk menjadi bagian dari keluarga mereka. Namun sekarang, ia menyadari bahwa bahkan dalam hal sederhana seperti ini, Sofia jauh lebih terjaga dan tahu bagaimana membawa dirinya.

Dan itu membuat Saskia semakin jengkel.

Namun, Saskia tidak mengatakan apa-apa. Ia hanya meneguk tehnya perlahan, sementara Vanessa masih dengan santainya menikmati sarapannya.

Setelah sarapan selesai, satu per satu penghuni rumah mulai meninggalkan meja makan untuk melanjutkan aktivitas mereka. Robin bergegas ke kampus tempatnya mengajar, sementara Mikaila dan Reno pergi dengan kesibukan masing-masing.

Kini, hanya Vanessa yang masih duduk santai di ruang makan. Ia menyandarkan tubuhnya dengan nyaman di kursinya, memainkan ponselnya sambil tersenyum kecil—entah membaca sesuatu yang menarik atau sekadar berselancar di media sosial.

Saskia, yang baru saja turun dari lantai atas dengan gaun elegan dan tas tangan mahalnya, menghentikan langkahnya di dekat meja makan. Matanya melirik ke arah piring dan gelas kotor yang masih berserakan di atas meja.

Dulu, jika Sofia masih ada di rumah ini, semua itu pasti sudah dibereskan dalam sekejap.

Namun, kini rumah ini terasa berbeda.

Saskia menghela napas pelan sebelum akhirnya bertanya, "Vanessa, kenapa meja makan masih berantakan? Kenapa tidak kamu bersihkan?"

Vanessa tidak langsung menjawab. Ia masih sibuk dengan ponselnya, bahkan sempat tertawa kecil sebelum akhirnya menoleh ke arah ibu mertuanya dengan ekspresi santai.

"Biarkan saja, Bu," ujarnya ringan. "Bi Sari atau Bi Sumi yang bersihkan nanti."

Saskia menaikkan alisnya. "Tapi kamu kan juga bisa membereskannya. Bukannya kamu istri di rumah ini?"

Vanessa menghela napas seolah merasa pertanyaan itu merepotkan. Dengan wajah tanpa rasa bersalah, ia mengangkat kedua tangannya dan memperlihatkan kukunya yang baru saja dihias dengan sempurna.

"Aku baru saja perawatan kuku, Bu," katanya manja. "Sayang, kan, kalau rusak?"

Saskia menatapnya dengan ekspresi sulit dijelaskan.

Dalam sekejap, sesuatu dalam dirinya bergejolak—perasaan yang selama ini ia tolak mentah-mentah.

Dulu, Saskia selalu menghina Sofia. Baginya, mantan menantunya itu tidak cukup berkelas, terlalu sederhana, dan tidak pantas berdampingan dengan putranya. Namun, meskipun ia membenci Sofia, setidaknya wanita itu selalu tahu tanggung jawabnya di rumah ini.

Sofia selalu bangun pagi-pagi buta, memastikan semua orang mendapatkan sarapan hangat. Sofia tidak pernah mengeluh meski ia diperlakukan tidak adil. Sofia tidak pernah meninggalkan meja makan dalam keadaan berantakan seperti ini.

Saskia merasakan rasa jengkel yang sulit ia gambarkan. Namun, ia terlalu angkuh untuk mengakui kesalahannya. Ia terlalu benci untuk mengakui bahwa mungkin … Sofia jauh lebih baik dibandingkan menantu pilihannya sendiri.

Dengan suara yang nyaris tanpa emosi, ia akhirnya berkata, "Kalau begitu, terserah kamu."

Tanpa menunggu jawaban, Saskia berbalik dan berjalan keluar rumah.

1
🍒⃞⃟🦅Rivana84
tidak ada yg menghalangi mu,,,tapi hatimu lah yg sdh hitam jdi liat org sukses sllu iri hati
🍒⃞⃟🦅Rivana84: yahh betul syekaliiii thoorr
✍️⃞⃟𝑹𝑨Yulia🅶🅰🅽🅹🅸🅻🤎🧡: Bener kak. kalau hati hitam. Pasti bakalan iri terus
total 2 replies
🍒⃞⃟🦅Rivana84
bpk nya kulkas ya anak nya juga kulkas toh ya/Facepalm//Facepalm/
🍒⃞⃟🦅Rivana84
ternyata bener dia bpk nya kembar
🍒⃞⃟🦅Rivana84
Rivana?? bpk nya si kembar kah?? & org dri masalalu nya Sofia?
✍️⃞⃟𝑹𝑨Yulia🅶🅰🅽🅹🅸🅻🤎🧡: /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ astaga ngakak aku
🍒⃞⃟🦅Rivana84: efek baru buka sama kegedean jempol juga kayaknya dah thoorr 🤭🤣🤣🤣
total 5 replies
Rabiatul Addawiyah
Saskia, Mikailla, Vanessa semua pada kena kebakaran hatinya, panas nih yeee lihat Sofia semakin terdepan😆
🍒⃞⃟🦅Rivana84
defensif apa thoorr?
✍️⃞⃟𝑹𝑨Yulia🅶🅰🅽🅹🅸🅻🤎🧡: Nah, tambah kosakata lagi kan? 🤣🤣
🍒⃞⃟🦅Rivana84: oh okeee thoorr,, soalnya aku Bru denger ini juga sih/Facepalm/
total 3 replies
Rabiatul Addawiyah
kembar seperti kamu lah Daddy (kulkas 4 pintu) 😅
✍️⃞⃟𝑹𝑨Yulia🅶🅰🅽🅹🅸🅻🤎🧡: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
🦆͜͡UᵐSᶠ𝐀⃝🥀❤️⃟𝐖ᵃ𝐟ᵍⁿʲⁱˡ🤎🧡
Semakin panas saja kamu Vanesa terus lah berulah sebelum kamu jatuh terpuruk
mama_im
mikaila pasti nyesel banget nantinya.
Rabiatul Addawiyah
Vanessa gemblung provokator
Aghitsna Agis
pph riven simpan pengawal bayaangan kemanapun pergi ikutin aja karena vanessa ingin.menjatuhkan kalau nga pphbtrbin jauhkan rahadianya niar tambag pusing vameds saskia dan anak2nya mudah untuk sofia untuk.menjatuhkan vanessa dgn menyebarkan vidio mesumnya tamat feh riwayatnya
Tiara Bella
wow Sofia pnya pengawal tersembunyi ternyata Edwar Eleanor sm papahnya....mantap
Aldiza azahra
bikin tu vanesa bangkrut dn bongkar rahasia tobin dn nene peot biar mata anky terbuka...
mama_im
anak kembar kulkas mirip bapaknya yee 🤣🤣🤣 akhirnya tau juga tuh nama tuan misterius 🤭🤭🤭
✍️⃞⃟𝑹𝑨Yulia🅶🅰🅽🅹🅸🅻🤎🧡: /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
Zea Rahmat
mampussss lu vanesa kebakaran jenggot kan
arniya
Vanessa tunggu kehancuran mu....
Wanita Aries
Wkwkwk kaget yakkk
Zea Rahmat
ada juga lu yg hancur
arniya
Reno dan Mikaila cepat tau kebenarannya, penyesalan terlambat....
Fauziah Daud
trusemangattt
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!