Season1
Dita merupakan gadis cantik yang selalu di kucilkan keluarga nya, di saat pesta ulang tahun saudari tirinya bernama Sheila menjebaknya dengan mencampurkan obat perangsang di minuman Dita.
Nathan, seorang Ceo tampan yang banyak di kagumi oleh kaum hawa. Nathan yang menderita mysophobia yang alergi jika di dekati oleh wanita maupun di sentuh.
Sahabat nya bernama Daniel prihatin akan phobia Nathan hingga nekat memberi obat dan menyewa seorang pemuas nafsu.
Season ke 2
Menceritakan kehidupan dan perjalanan cinta dari twins L. Al yang gila dengan pekerjaan dan juga perfeksionis, sementara El kebalikan dari itu.
Lea, adik dari twins L yang sangat manja dengan IQ standar. Dia sangat mengagumi wajah pria yang berparas tampan, hingga banyak pria yang salah paham dengannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon erma _roviko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Dia menyenderkan punggungnya di kursi kebesaran milik Atmaja, dia adalah Randa. Pria tampan itu selalu tersenyum membayangkan wajah Dita yang sangat cantik, banyak wanita yang dia kencani, tapi tak satupun membuatnya tertarik.
"Dita....dita....dita, aku hampir gila memikirkan nama itu, " gumam Randa tanpa menyadari jika sekretaris nya ada di hadapannya.
"Maaf tuan, " Randa melirik asistennya.
"Sejak kapan kamu di situ? "
"Dari tadi tuan. "
"Kenapa aku tidak menyadarinya? " ucap Randa yang bingung.
"Sepertinya anda sedang jatuh cinta, itu sebabnya tuan tidak melihat orang lain di ruangan ini, " ucap sekretarisnya bernama Aldo.
"Sepertinya kamu benar." Randa kembali menarik sudut bibirnya ke atas. Dengan cepat, Randa menutup laptop sembari mengambil kunci mobil dari laci kerjanya, "kamu selesaikan semua pekerjaan ku".
" Tapi tuan, anda mau kemana? "
"Bukan urusanmu. "
"Tapi anda sudah membuat janji dengan nona Arneta untuk makan siang bersama, " teriak Aldo yang menatap kepergian Randa.
"Aku tidak peduli, katakan aku sedang sibuk," Aldo menghela nafas dengan kasar.
****
Terdengar bunyi pintu yang di ketuk, mengalihkan perhatian Dita yang sedang mendesain, " masuk. "
"Ada tamu yang ingin menemuimu, " ujar Nurma yang menghampiri sahabatnya. Dita menghentikan kegiatannya, "siapa? "
"Entahlah, dia seorang pria tampan. " Nurma mengangkat bahu.
"Yasudah, aku akan menemuinya dulu, kamu lanjutkan pekerjaanmu, " titah Dita.
Dita menghampiri pria itu dan berdehem, "ehem." Pria itu menoleh sambil tersenyum memperlihatkan lesung pipi nya.
"Hai."
"Randa, ada perlu apa menemuiku? "
"Tidak ada, aku hanya ingin mengajakmu makan siang bersama, " ucap Randa yang masih tersenyum. Dita melihat jam yang melingkar di tangan kirinya dan menandakan waktu makan siang.
"Tidak, kamu pergi saja sendiri, " tolak Dita.
"Ayolah, tidak baik menolak rezeki, " bujuk Randa.
"Baiklah, " pasrah Dita.
Dita dan Randa berjalan menuju parkiran, di sana mereka bertemu dengan seseorang yang sangat Dita kenal, "kalian mau kemana? " ucap pria itu.
"Bukan urusanmu, " balas Randa menatap pria itu tak suka.
"Ck, aku tidak bertanya dengan mu, tapi aku menanyai Dita. "
"Hanya makan siang bersama, " sahut Dita.
"Aku ikut, " ujar pria itu.
"Tidak bisa, bukan kah kamu sibuk dengan urusan kantor mu, NATHAN WIJAYA" tekan Randa.
"Aku bos nya, dan jangan mencampuri urusanku. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan denganmu! " ketus Nathan dan beralih menatap Dita.
"Bicaranya nanti saja, kami mau makan siang dulu, " Randa dan Nathan saling memandang tak suka.
Saat melihat kedekatan Dita dan Randa membuat Nathan tidak menyukainya, dia sangat tidak rela jika ada pria lain yang mulai mendekati Dita.
"Aku akan ikut, " kekeuh Nathan.
"Baiklah, jika makan bersama akan terasa menyenangkan, ayo!" ajak Dita yang tersenyum dengan Nathan membuat Randa terbakar api cemburu, sedangkan Nathan tersenyum mengejek Randa.
Sejujurnya Dita sangat risih jika berdekatan dengan Randa, dia merasa legah saat Nathan menawarkan diri untuk ikut bersama mereka.
Sesampainya di restoran yang tak jauh dari butik, mereka menyantap makanan dengan khidmat. Suasana yang sangat tegang bagi kedua pria itu, mereka saling menatap memandang remeh. Dita menyadari suasana itu, tapi tidak di hiraukannya. Urusan perut lebih penting daripada melihat kedua pria aneh di hadapannya.
****
Di sore hari, Bara mengajak twins L untuk berjalan-jalan ke taman sembari membawa Molly, anjing kesayangan Bara. Mereka bermain permainan anak-anak dan juga memakan es krim, sebenarnya Dita melarang twins L untuk memakan es krim. Al dan El berhasil membujuk Bara dengan sangat mudah.
Bara tidak tertarik dengan permainan anak-anak, dia hanya memantau dari kejauhan. Dia tidak ingin privasinya di ganggu twins L saat menggoda para gadis cantik yang lewat di hadapannya.
"El, apa kamu lihat bagaimana Papa menggoda para wanita yang lewat itu? " tunjuk Al.
"Pantas saja dia mengawasi dari jauh, agar kita tidak menganggunya, " prasangka El. Twins L saling melirik satu sama lain dan tersenyum jahil, "apa kamu mengetahui apa yang aku pikirkan?" ucap El.
"Aku sudah tau sebelum kamu memikirkannya, " sahut Al. Mereka berjalan mengendap-endap, bersembunyi agar tidak di lihat oleh Bara, Bara yang sedang berkenalan dengan wanita cantik dengan senyuman maut nya mampu membuat wanita bermata sipit itu terpesona.
Bara mengajak wanita itu duduk di kursi di bawah pohon, sesuai dugaan Al dan juga El, ukup lama mereka mengobrol membuat twins L merasa bosan.
Obrolan mereka selesai dan wanita itu melambaikan tangan kepada Bara, "aku pergi dulu, terima kasih sudah menemaniku. "
"Sama-sama, apa sih yang tidak untuk wanita secantik kamu, jangan lupa hubungi aku jika sampai di rumahmu, " ucap Bara yang membalas lambaian wanita itu.
Bara kembali fokus dan menelusuri taman itu dengan matanya, dia tidak melihat keberadaan twins L membuatnya sangat cemas. Nasib Bara benar-benar sial, di saat dia berdiri, pantatnya seakan tidak bisa lepas dari kursi itu. Bara memaksanya hingga membuat celana nya robek, para pengunjung taman melihat Bara yang sedang memakai dalaman bergambar doraemon.
"Bunyi apa tadi? kenapa mereka memandangku begitu? apa itu suara robekan dari celanaku, " batin Bara yang membesarkan matanya.
"Papa di sini? kami mencarimu dari tadi, " Bara menoleh yang dia yakini itu adalah suara twins L.
"Oh astaga....jadi Papa memakai dalaman bergambar doraemon?" ujar El yang membekap mulutnya sendiri.
"Oh shitt....tolong sembunyikan aku!!" batin Bara yang berteriak.
"Apa kalian membawa kain sarung? atau kain panjang apapun itu. "
Twins L mencari sesuatu agar menutupi celana Bara yang robek, "Ini Pa. " Al menyodorkan sebuah karung di hadapan Bara.
"Apa kalian tidak menemukan yang lain lagi?" Bara bersembunyi dari balik pohon untuk menghindari tatapan orang di taman, apalagi para ibu-ibu yang menemani anaknya bermain, mereka tertawa terbahak-bahak.
"Hanya itu yang kami temui," jawab El. Bara terpaksa memakai karung hingga sampai di rumah, Al dan El menahan tertawa yang sebentar lagi akan meledak. Lilis melihat twins L dan Bara pulang, mengerutkan kening yang melihat Bara memakai karung.
"Apa yang kalian tertawakan? " ucap Lilis yang penasaran.
"Hahah....Papa sangat lucu, dia pernah mengatakan membenci kartun doraemon yang sering kita tonton, tapi pakaian dalamnya bermotif doraemon," kata Al yang tertawa.
"Benarkah? tapi bagaimana ini terjadi? "
"Papa mengawasi kami dari kejauhan karena dia tidak ingin privasinya di ganggu, dan kami memberi lem yang sangat kuat di kursi yang Papa duduki, " penjelasan dari El.
"Nenek tidak lihat bagaimana wajah Papa yang memerah menahan malu, " tambah Al.
"Oho, jadi ini ulah kalian ya, " Bara menolak pinggang dengan tatapan menusuk.
"Salah Papa sendiri, yang selalu menggoda para wanita, " ujar El dengan santai.
"Dasar tuyul, sini kalian bocah nakal. " Bara mengejar twins L membuat Lilis menggelengkan kepala.