Dalam distrik ini, dunia kriminal berlaku sangat bebas meskipun masih banyak orang normal yang tinggal di apartemen.
Para kriminal ini lah yang paling di utamakan dalam pengejaran, apalagi nama dari perampok "Topeng Buas" Akan langsung mengundang banyak perhatian. Anggota kriminal satu ini hanya berisikan 3 orang saja yang selalu menggunakan topeng penutup wajah mereka. Tubuh mereka dominan tinggi dan kuat.
Tapi bagaimana jika topeng macan itu selalu ingin tidur di paha lembut milik seorang gadis manis yang agak polos ini. Ini adalah kisah romantis dari seorang penjahat dan kisah aksi untuk seorang gadis.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Khara-Chikara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 30
Beast Mask: Macan yang Tertidur Chapter 30
Tapi suasana kembali diam dan Tora menjawab yang tadi.
“Yeah…” kata itu membuat Leandra terdiam bingung hingga Tora menambah. “Kami suka mendengarkan cerita fiksi, dari pada membaca, kami lebih suka mendengarkan…” tambahnya.
Leandra yang mendengar itu sekali lagi benar-benar berwajah tak percaya, dan dia tersenyum kecil dengan pipi yang agak merah tersipu.
“Ka-kalau begitu, apa aku boleh bercerita soal salah satu novel fiksi yang aku buat?” tatapnya, dia menatap sangat dekat membuat Tora menatap wajah yang sangat cantik itu.
“Yeah…” balasnya.
Leandra tampak senang, ia kemudian menarik napas dan menghelanya perlahan.
“Jadi, di hutan yang sangat gelap, ada sesuatu yang lebih gelap lagi, di antara bayangan hutan, gua dalam, juga langit luas yang bahkan tidak terlihat, suara-suara yang sangat asing dan misterius berasal dari sekitarnya.
Hiduplah dua ekor kucing hutan yang saat ini beruntung mendapatkan makanan dari bangkai rusa yang di tinggalkan oleh harimau hutan yang baru saja kekenyangan dan meninggalkan sisa bangkai rusa itu.
Kemudian kedua kucing itu memakan bangkai tersebut, begitulah cara mereka hidup dan mereka adalah seekor jantan dan betina, sang betina yang mengandung anak harus di jaga oleh sang jantan.
Kemudian dia berhasil melahirkan anak anaknya, mereka memiliki corak yang sama, namun ada satu bayi kecil yang memiliki corak berbeda, ekor yang tidak lurus, dan telinga yang hampir cacat.
Hanya dia yang tidak menangis ketika dilahirkan, karena kelelahan, induk mereka memilih untuk beristirahat dan tidak melihat berapa yang dia lahirkan, bayi-bayi kecil itu ada 4, mereka menyusu dengan sangat lahap, hingga sang jantan datang membawakan tikus mati untuk makanan hari ini, dia lah yang terkejut ketika melihat salah satu dari bayi bayinya yang baru saja lahir ada yang mengalami kecacatan.
Karena tidak terima, dia menggigit bayi itu dan menjauhkan nya dari susu induknya, itu sudah menggambarkan di dunia nyata, bahwa beberapa orang tua memang tidak pernah menyukai kondisi terburuk anak mereka.
Karena merasa kedinginan, tak mencium aroma bulu induknya, dia menangis, mengeong melihat sekitar mencari dimana dia harus menyeret tubuh lemah nya, tapi tak ada dari mereka yang mendengar, hanya bisa membiarkan pasir masuk ke dalam mulutnya dan memakan nya secara perlahan.
Dia tumbuh tanpa nutrisi, dan yang menjadikan nya hebat adalah kekuatan nya bertahan hidup tanpa nutrisi induknya, bahkan ketika masih bayi, dia di besarkan oleh angin dan percikan air yang tersisa di tanah, itu yang membuatnya memiliki kelebihan, dia bisa tumbuh tanpa makanan sekalipun.
Hingga dia tumbuh lebih besar, meskipun memiliki pendengaran yang kurang, dia bisa mengalahkan rubah yang lebih besar darinya, dia menjadi yang paling buas, karena lingkungan yang membuatnya beradaptasi seperti itu.
Dia memiliki banyak teman buas lain nya, dan mereka lah yang mengajarkan nya menjadi lebih buas dari keluarga bahkan ayahnya.
Meskipun tidak rela jika mengingat, dia di buang karena kondisinya, tapi seseorang yang terlihat memiliki kekurangan, belum tentu mereka memiliki kelebihan yang sama dengan nya,”
--
Leandra terus bercerita sambil menatap langit-langit yang bahkan masih begitu sangat indah. Tora juga masih membuka mata, terkadang dia juga menutup mata dan masih mendengar cerita Leandra, dia juga tidak akan melewati setiap kata maupun kalimat yang terus di ucapkan Leandra.
Bahkan setiap kali Leandra bercerita di scene yang berbeda, Tora menjadi membayangkan sesuatu, dimana yang dia lihat apalagi ketika mendengar soal kucing kecil yang tidak di sukai oleh orang tuanya. Tora langsung bisa mengingat sesuatu, dimana di pandangan nya muncul seorang anak lelaki yang di tinggalkan pergi oleh orang tuanya, dia kedinginan, dan menjadi miskin hanya karena di tinggalkan dan tidak pernah di terima dunia untuk menjadi makhluk yang sama.
Hingga akhirnya dia hanya akan tumbuh di lingkungan yang kurang sehat, menghidupi dirinya sendiri dengan meminta makanan pada kucing liar di sekitar gang yang gelap, karena rasa yang terus tertekan, dia akan memutuskan menjadi lebih jahat untuk membalaskan dendam nya.
Pengingatan itu berhenti ketika Leandra juga berhenti bercerita. “Baiklah, aku lebih memilih menceritakan dongeng hewan padamu karena hanya itu yang bisa aku buat untuk dikatakan,” kata Leandra, tapi dia terdiam karena Tora juga dari tadi terdiam.
“Apa kau tidur? Halo?” ia mengguncang pelan kepala Tora, bahkan topeng nya juga ia guncang.
Karena tak ada jawaban, Leandra kesal. Tapi rupanya Tora langsung bangun duduk membuat Leandra terkejut diam menatapnya, Tora kemudian duduk menatap langit.
“Itu, cerita yang bagus…” kata Tora membuat Leandra tersenyum sangat senang dengan wajah yang tersipu malu. “Awhhh… terima kasih…”
“Dari mana kau dapat ide cerita seperti itu?” tatap Tora.
“. . . Hanya sebatas apa yang terlintas dari pikiran ku, aku juga baru-baru ini membuatnya, jujur sih, aku terpikirkan cerita itu saat aku sudah mulai masuk ke distrik ini, apalagi bertemu dengan mu, benar-benar tidak mengenakkan…” Leandra menyilang tangan dengan kesal.
Tapi begitu tahu Tora mendengarkan itu tadi, dia menjadi membalas. “Wajar saja…”
“. . . Eh, apa?”
“Tidak ada, tidak ada apa-apa, tak jadi…” balas Tora membuat Leandra terdiam bingung.
"Apa kau baik baik saja? Tidak ada yang salah kan dengan ceritaku?" tatap Leandra dengan ragu.
"Tidak ada, ceritamu bagus... Kau harus membuat buku dongeng..." tatap Tora.
"Pft hahaha.... Memang nya kenapa? Zaman sekarang sudah ada buku digital, kau ini...." Leandra hanya menggeleng, tapi ia terdiam ketika teringat sesuatu saat ia menatap kalung Tora.
"Aku masih bertanya tanya, soal.... Kalung itu..." ia menunjuk leher Tora membuat Tora reflek memegang kalung itu dan menariknya untuk keluar. "Ini?"
"Ya..." Leandra mengangguk setelah melihat kalung holy mary itu.
"Apa kau adalah orang yang religius? Kau percaya akan Tuhan?" tatap Leandra.
"Kenapa pertanyaanmu begitu? Kami Beast Mask juga harus punya jalur kepercayaan... Apa ada sesuatu yang ingin kau tahu?"
"Aku bertanya pun, apakah kau akan tahu?" Leandra menatap tajam.
"Aku tahu, tentu saja aku tahu jika itu bersangkutan soal aku sendiri..."
"Tapi... Berbicara soal kepercayaan... Apakah itu penting untuk hidup?" Leandra bertanya layaknya dia tidak memiliki kepercayaan.
"Kenapa pertanyaanmu begitu? Apa orang tuamu tidak mengajarkanmu apa itu kepercayaan?"
"Tidak..." Leandra langsung membalas, membuat suasana terdiam.
"Gila sekali mereka..." tatap Tora.
"Aku tahu itu... Terkadang pamanku memberitahuku bahwa kepercayaan adalah hal yang harus berada di kehidupan kita, karena kepercayaan mengajarkan kita bagaimana kita mengenal sikap baik maupun sikap buruk kita..."
"Itu sama saja dewasa..." kata Tora, membuat Leandra terdiam bingung.
"Jika kau belum percaya akan sesuatu, tunggulah dewasa nanti, kau pasti memiliki kepercayaan...."
"Bagaimana caramu meyakinkanku?" Leandra menatap ragu, membuat Tora terdiam sejenak. Suasana pun kembali hening.