"Aku rela memberikan segalanya, hanya untuk satu malam dengan mu. Aku rela membahayakan hidupku hanya untuk bersama mu. Aku mencintaimu Badai." __ Cheryl.
"Dari awal kau tahu kau bukan tipe ideal ku. Lagi pula, kau juga tahu aku sudah memiliki kekasih. Kejadian diantara kita satu malam tadi, just for fun!" __ Badai.
Berawal dari kenakalan remaja sampai melibatkan dendam masa lalu orang tuanya.
Hay gais cerita ini masih prekuel 'Second Wife' juga masih sekuel dari 'Sexy Little Partner' dan semoga menjadi bacaan yang mengisi waktu luang kalian.
Genre Teen-Angst, jadi siapkan jantung waras kalian karena setiap part nya mengandung desir degup yg tak biasa.
Happy reading Baby.... 🥳
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
[Kota baru]
Cheryl termenung di atas ranjang pasien miliknya. Sementara Badai masih asyik menikmati sesal.
Dokter bilang, janin Cheryl sudah hampir terlepas dari bibir rahim. Namun masih bisa terselamatkan oleh obat penguat kandungan. Syukurlah penanganannya cepat.
"Maaf." Kata itu terus terucap dari bibir Badai, dan Cheryl masih hanya diam saja. "Aku mau kita terus bersama. Mendengar Baby mau pulang ke rumah Daddy, aku takut terpisah setelah itu." Lirihnya.
Cheryl menangkap ketulusan dari suami tampannya. Inilah sifat asli Badai Laksamana yang selama ini dikenal acuh, dingin, dan tidak pernah mau peduli keberadaannya.
"Sekarang apa rencana Kakak?" Untuk yang pertama kalinya Cheryl bersuara setelah dokter meninggalkan ruangannya.
"Kita akan tinggal di sekitar sini. Dokter Amber bilang, dia punya beberapa tempat hunian yang disewakan di sekitar sini, dan kita akan menyewa yang paling dekat dari klinik ini."
"Kakak sudah dapat pekerjaan lagi? Menjadi pesuruh di klinik ini?" Cheryl sempat mendengar percakapan Badai dan dokter Amber.
"Baby masalah dengan itu?"
Cheryl mengangguk. "Tentu saja masalah. Kakak anak satu-satunya dari pemilik perusahaan besar, tapi sekarang Kakak harus menjadi pesuruh karena ku." Ujarnya lirih.
"Aku tidak masalah selama pekerjaan ini halal. Lagi pula, jam kerjanya tidak terlalu lama, Kakak masih bisa mencari pekerjaan paruh waktu lainnya setelah selesai dari sini."
Badai tersenyum menciumi jemari-jemari mungil istrinya. "Percaya padaku. Aku bisa membahagiakan mu dengan caraku sendiri. Apa pun akan ku lakukan untuk mu dan anak-anak kita. Aku serius bercita-cita membahagiakan mu juga anak-anak kita."
"Aku yakin Kakak tulus. Tapi aku tidak yakin kita bisa tenang selama orang tua kita masih menjadi pengganggu bagi Kakak." Cheryl terenyuh dengan batinnya.
Suaminya cukup kekeuh dan memiliki harga diri yang tinggi. Mungkin Badai mampu membuat dirinya bahagia, tapi selama Gustav dan Eveline terus berusaha menjadi duri pernikahan mereka, apakah mungkin kebahagiaan itu terlaksana?
...✴️🔸🔸🔸✴️...
Raja dan Dhyrga telah sampai pada satu kota yang cukup terkenal dari kota-kota lainnya. Di sini sangat memungkinkan untuk Badai dan Cheryl tinggal menetap.
Selain murah tempat tinggal sewanya, bahan makanan juga cukup ekonomis. Banyak sekali pekerjaan paruh waktu yang berpotensi diambil oleh Badai.
Kemarin Badai rela menjadi bartender, bukan tidak mungkin Badai juga rela menjadi kuli bangunan sekalipun demi mencukupi kebutuhan hidup istrinya.
Berangkat dari pengalaman, Raja dan Dhyrga cukup yakin dengan pendapatnya. Keduanya turun dari mobil dan blusukan demi menyisir setiap inci kota dengan berjalan kaki.
Puluhan orang telah Raja utus untuk segera menemukan cucu pertama Raka Rain yang dibenci oleh Gustav.
"Sandy!" Dhyrga terkekeh seketika matanya tak sengaja di isi sosok mantu batalnya.
"Om!" Sandy berlari ke arahnya. Endre, Lukas, David dan Ernest juga ikut berlari menuju CEO Millers-Corpora group ini.
"Kau di sini?" Raja menimpali.
Sandy mengangguk dengan wajah yang tersenyum. "Iya Om."
"Untuk?" Sambung Dhyrga.
"Mencari sahabat kami, Badai dan Cheryl." Jawaban Sandy yang membuat Dhyrga Miller dan Raja Kryska Rain tersentuh.
"Jadi kalian juga mencari mereka?"
Sandy kembali mengangguk. "Di liburan musim dingin kemarin, kami sempat melakukannya. Tapi baru hari ini kami mulai kembali penelurusan, Minggu ini kuliah kami baru ada libur lagi." Katanya.
"Terima kasih partisipasi kalian." Dhyrga menepuk pundak teman-teman Sandy juga.
Lukas, David, Endre dan Ernest menyengir. Bagaimana kalau Dhyrga dan Raja tahu, mereka lah yang membantu memuluskan jalan Badai kabur.
"Kalian lapar?" Raja bertanya. Sepertinya pemuda-pemuda tampan itu cukup ngos- ngosan.
"Lumayan." Sahut Lukas.
Dhyrga menunjuk satu restoran klasik di sudut tempat. "Kita mampir ke resto itu. Kita makan sambil mengobrol." Ajaknya.
"Boleh." Sandy tersenyum. Mereka memang perlu makan setelah tenaganya terkuras di jalanan sempit ini.
"Mari." Rangkul Dhyrga. Lalu, rombongan pria tampan itu memasuki restoran klasik tersebut. "Mau pesan apa? Biar Om yang traktir."
"Biar Sandy yang pesan untuk anak-anak." Sandy paling mengerti selera teman- temannya. Biasanya pun Sandy selalu menjadi orang yang memesan makanan untuk semua sahabatnya.
"Ok, pesan sebanyak dan sesuka kalian." Raja menimpali sambil meraih kopi instan dari mesin otomatis.
Dhyrga memilih duduk di sisi Raja. Ia terus menatap Sandy yang berjalan menuju meja kasir. "Anak sebaik Sandy. Apa akan kita lepas begitu saja?" Bisiknya pada Raja.
Raja menoleh sinis. "Maksud mu? Cheryl dan Badai sudah menikah. Apa Abang serius mau memisahkan mereka?" Setitik ia seruput kopi hangat miliknya.
Dhyrga terkekeh. "Kalau bisa Badai dan Cheryl berpisah. Aku akan sangat bersyukur. Tapi kalau tidak pun, kita masih punya satu gadis lagi untuk disatukan dengan Sandy bukan?"
"Uhuk-uhuk!" Sontak Raja terdesak mendengar ucapan kakak iparnya.
"Baru kemarin sore Chika berulang tahun yang ke sembilan. Apa pantas kita membicarakan perjodohannya?" Raja memelototi Dhyrga.
"Dulu saat aku menyukai Nuna mu. Usiaku masih delapan belas tahun dan Queen masih sekitar tujuh tahunan. Sekarang usia Sandy sudah hampir dua puluh satu tahun, Chika sembilan tahun, mereka cocok." Sanggah Dhyrga kembali.
"Persetan dengan cinta buta mu! Chika bukan hanya lari dari rumah, tapi juga bisa mencekik ku setelah tahu aku menjodohkannya dengan pemuda yang sekarang dia panggil Om!" Sergah Raja.
"Kalau begitu, doakan saja Cheryl bercerai dari Badai. Dan Sandy akan aku lamar kembali untuk putriku. Maka, Chika selamat dari perjodohan." Enteng Dhyrga.
"Itu juga doa yang jahat sekali." Raja ketus.