NovelToon NovelToon
Istri Pilihan Putri Ku.

Istri Pilihan Putri Ku.

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:1.4M
Nilai: 4.8
Nama Author: Buna Seta

Tidak terpikirkan oleh Sabrina lulus kuliah kemudian menikah. Pertemuanya dengan Afina anak kecil yang membuat keduanya saling menyayangi. Lambat laun Afina ingin Sabrina menjadi ibu nya. Tentu Sabrina senang sekali bisa mempunyai anak lucu dan pintar seperti Afina. Namun tidak Sabrina sadari menjadi ibu Afina berarti harus menjadi istri Adnan papa Afina. Lalu bagaimana kisah selanjutnya? Mampukah Sabrina berperan menjadi istri Adnan dan menjadi ibu sambung Afina???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Buna Seta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Afina Hilang.

Lelah mencari sang bunda Afina cemberut duduk di kursi sofa lobby hotel. Afina mendongak kala ada wanita yang tiba-tiba datang dan mengulurkan tangan.

"Tante..." Afina menatap wanita yang ditemui di pelaminan kemarin. Afina menjabat tangan wanita itu sopan.

"Iya, ini Tante, kamu kok disini sendirian? Memang ibu baru kamu kemana?" tanya wanita itu.

Afina hanya menggeleng. "Kok Ibu baru? Fina kan belum pernah punya ibu yang lama Tante" polos Afina.

Deg.

Hati Bella mencelos.

"Maksud Tante, Ibu yang mengandung dan melahirkan kamu, kalau yang sekarang itu namanya ibu tiri," wanita itu menjelaskan, kemudian duduk di samping Afina.

"Kenalkan, nama saya Isabella, panggil saja Mama Bella," ujarnya tersenyum menatap Afina yang merasa bingung.

"Mama Bella? Bukanya yang biasa dipanggil Mama itu yang melahirkan kita? Sedangkan Tante kan bukan yang melahirkan aku,"

Hati Bella terasa terpalu, terpahat.

"Tante mau cerita, dengarkan ya" Bella merapatkan tubuhnya hingga nempel. Ia senang bisa dekat dengan putrinya. Menikah dengan David sudah hampir 4 tahun namun belum juga dikaruniai anak.

"Cerita apa Tan?" Afina mulai tertarik. Biasanya sering mendengarkan cerita Sabrina tentang binatang-binatang yang lucu.

"Yang namanya Ibu kandung itu, yang melahirkan kita. Sayangnyaaa... luar biasa. Tapi... sebaliknya, kalau ibu tiri, hanya sayang sama Papa kamu saja," Isabella mulai memprovokasi.

"Oh... itu sih hanya di lagu saja Tan, tapi tidak semua Ibu tiri itu jahat, banyak kok, Ibu tiri yang sayang sama kita,"

Isabella tertegun dengan ucapan putrinya. Ternyata Afina anak cerdas.

"Mama kamu yang baru itu memang baik, tapi hanya sekarang, tentu lama-lama pasti jahat sama kamu," tandas Bella.

"Nggak mungkin, Bunda Sabrina sayang kok sama aku" bantah Afina. Afina sudah tk 0 besar tentu sudah bisa menilai seseorang.

"Buktinya, sekarang membiarkan kamu sendirian begini," Bella tersenyum licik.

Afina diam dagunya ia tempelkan di lutut.

Bella tersenyum ia berpikir kata-katanya mulai menghipnotis putrinya.

"Sekarang ikut Tante yuk, beli ice cream," bujuk Bella.

"Nggak, Tante... Kakek sudah beli. Kalau beli lagi nanti pasti mubazir," tolak Afina halus.

"Kalau gitu... daripada kamu suntuk, kita jalan-jalan ke sebrang jalan yuk. Disana ramai loh, tadi Tante lihat ada topeng monyet.

"Ketimpang ketimpung-ketimpang ketimpung," Sabrina menirukan gendang yang mengiringi topeng monyet, sambil menari-nari agar menarik perhatian Afina.

"Saya nggak suka menonton topeng monyet Tan, kata Papa kasihan, dia itu makhluk ciptaan Allah yang harus dilindungi." Afina menirukan kata Adnan.

"Kalau gitu kita sarapan disana saja yuk,"

Afina tetap menggeleng membuat Bella hilang kesabaran lalu menarik paksa tangan Fina.

"Nggak mau Tante... Fina nggak mauuu..." Afina mencoba melepas tanganya dari tangan Bella.

*******

Sementara mama Fatimah sedang menangis mencari cucunya bersama papa Rachmad berputar-putar satu lantai namun tidak bertemu.

"Sebaiknya kita telepon Adnan saja, Mama bawa hp nggak?" papa Rachmad merogoh semua kantong. Namun ternyata beliau lupa.

"Ada"

Mama Fatimah segera telepon Adnan.

Sementara Adnan baru selesai mandi, rambutnya dikeringkan oleh Sabrina, menggosoknya dengan handuk. Sejak jam lima tadi hingga hampir jam 10, Adnan rupanya bermanja-manja dengan sang istri. Karena ia pikir putrinya aman bersama mama Fatimah.

"Mas, handphone nya bergetar tuh," kata Sabrina.

"Bentar ya," Adnan beranjak ambil handphone yang tergeletak di sofa kemudian mengangkatnya.

Sabrina memperhatikan wajah suaminya seketika berubah kala sedang mengangkat telepon. Sabrina bertanya-tanya dalam hati. Apa yang terjadi?

"Ada apa Mas?" Sabrina mendekati Adnan, setelah suaminya memutuskan sambungan telepon.

"Afina nggak ada di kamar Mama, In," tersirat kekhawatiran di mata Adnan.

"Astagfirrullah..." Sabrina menjadi ingat ketika pertama kali bertemu Afina tujuh bulan yang lalu. Saat itu dia juga keluar dari kamar mencari papa nya seorang diri.

"Sekarang juga kita cari," Sabrina mengait lengan Adnan kemudian membuka pintu hotel. Seperdetik kemudian mereka berjalan cepat ke luar. Keduanya saling diam hanya terdengar derap langkah sepatu mereka.

Pertama kali yang mereka tuju tentu kamar mama Fatimah. Sabrina mengetuk pintu namun tidak ada sahutan.

"Mama sudah tidak ada di kamar, In," karena panik Adnan sampai tidak memberi tahu istrinya.

Sabrina hanya menarik napas berat. Mengapa suaminya tidak memberitahu jika mama Fatimah tidak ada di kamar. Jika bilang sejak tadi tentu tidak akan membuang waktu. Namun ya sudahlah, bukan saatnya untuk berdebat.

"Terus Mama sudah mencari kemana Mas?" tanya Sabrina sambil berjalan.

"Adnan... Ina..." panggil mama Fatimah berjalan cepat bersama papa Rachmad ke arah Sabrina.

"Mama sudah mencari kemana saja Ma?" tanya Adnan.

"Sudah berputar-putar tapi tidak ada Nan," kata mama Fatimah sambil menangis, beliau berpikir cucu nya di culik lalu dibawa masuk ke dalam kamar tentu tidak ada yang melihat.

"Sebaiknya kita cari di lobby Mas" Sabrina memecah kebuntuan.

"Apa mungkin, Afina turun lewat lift sendirian In?" tanya papa Rachmad tidak yakin.

"Sebaiknya memang kita coba dulu Ma," Adnan tidak mau berdebat segera mencari lift.

Sampai di lobby mereka berpencar Sabrina bersama Adnan mencari sekitar tempat tersebut, lalu Mama Fatimah dengan suami mencari ke luar.

"Pak maaf, tadi melihat anak perempuan di sekitar sini tidak?" tanya Sabrina menjelaskan ciri-ciri Afina secara detail.

"Tadi memang saya melihat anak yang ciri-ciri nya seperti yang Nona sebutkan sedang duduk di sofa, tapi sudah satu jam yang lalu," satpam menjelasakan.

"Duuh... kamu kemana sih Fina..." Adnan meremas dagunya gusar.

Sabrina mengusap lengan suaminya agar tenang lalu kembali bertanya kepada satpam. "Pak, apa boleh... kami mengecek CCTV, barang kali ada petunjuk kemana perginya anak kami?" Sabrina lebih mengandalkan otak daripada panik tentu tidak bisa berpikir.

Sabrina tentu tidak punya pikiran bawah Afina bukan anak kandungnya lantas tidak panik. Tetapi Sabrina pun sebenarnya tidak kalah sedih.

Adnan melirik istri nya, kenapa ia tidak berpikir sampai kesitu? batin Adnan.

"Boleh Non, mari," jawab satpam. Sabrina bersama Adnan mengikuti pria tegap itu ke salah satu ruangan kemudian mengecek CCTV.

Hingga beberapa menit kemudian Sabrina maupun Adnan melebarkan mata. Kala seorang wanita menarik Afina dengan paksa.

"Astagfirrullah..." Sabrina menutup mulutnya lalu menoleh Adnan.

"Pak, coba zoom." saran Sabrina agar bisa melihat lebih jelas wajah wanita itu.

"Kuranghajar!" Adnan mengepalkan tangan, setelah tahu siapa penculik putrinya.

"Siapa Mas?" Sabrina memegang pundak suaminya sepertinya Adnan mengenal.

"Siapa lagi jika bukan Isabella? Wanita itu benar-benar nantangin gw, rupanya!" tergambar jelas kemarahan di wajah Adnan.

"Pak, kami sudah tahu penculik anak saya adalah wanita ini, boleh saya menemui resepsionis untuk menanyakan dimana kamar Dia?" tanya Adnan panjang lebar.

"Mari saya temani," kata satpam. Ia memberikan penjelasan kepada resepsionis agar memberi tahu dimana kamar Isabella. Tentu tidak terlalu sulit bagi satpam untuk mendapatkan informasi sebab satpam sebagai saksi.

.

.

1
Andi Bahraeni
Luar biasa
Runik Runma
huh dasar
Soraya
mampir thor
Arin
/Heart/
Vicki Andrian
pengen tk pites adnan
fajar Rokman.
mampir thor
Reni Setia
makasih untuk novelnya
Ria Bionde
Luar biasa
Nining Moo
gengsi,,,genhsi aja Jangan afina yg jadi alasan padal mau🤣
Nining Moo
jangan jangan si alfin bukan anaknya adnan🤔🤔🤔
Samaniah
anak sambung q pun kl manggil q mama,sdgkan manggil ayahnya bapak..
lbh gk nyambung lg 🤣🤣🤣🤣
Samaniah
istri dr jalan,,🤣🤣
Sri Wulan Hazariah
Luar biasa
Sitipatimah
Lumayan
himawatidewi satyawira
waduuh nenek pnh modus
himawatidewi satyawira
111-222 ma anknya..
himawatidewi satyawira
beli asahan linggis di tk bangunan nan..
himawatidewi satyawira
ayoo nan.
hajar bello
himawatidewi satyawira
kl fina sdh ditemukan bakalan ngajak jln" pake mobil baru itu..gitu lho mbak
himawatidewi satyawira
hajar man..suruh berdiri di pojokan, angkat kaki dua"nya jg tngn diikat, mulut dilakban
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!