Satu ibu bisa membesarkan beberapa orang anak tapi belum tentu beberapa anak bisa membesarkan satu orang tua.
Ibu Yarni mempunyai enam orang anak, empat laki - laki dan dua orang anak perempuan. Ia wanita yang kuat bisa membesarkan keenam anaknya tanpa adanya seorang suami.
Suaminya meninggal saat penyakit yang menggerogotinya tidak bisa lagi di sembuhkan karna keterbatasan ekonomi.
Keenam anaknya alhamdulilah bisa sukses tapi lima dari anaknya mulai menjaga jarak, hanya anak bungsu yang selalu setia berada disampingnya.
Bagaimana kisah kehidupan bu Yarni selanjutnya? Apakah ia akan bisa berkumpul kembali bersama anak - anaknya atau tidak sama sekali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ima susanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Pagi datang menyala dan kebetulan hari ini adalah akhir minggu dimana para pekerja bisa beristirahat melepas lelah setali satu minggu menguras tenaga dan pikiran.
Si bungsu pagi ini memilih jalan - jalan di sekitaran perumahan. Ia ingin menghirup udara pagi di sekitaran taman yang tidak jauh dari kontrakannya. Tadinya ia ingin membawa ibunya sekalian tapi ibunya tidak mau dan memilih di rumah saja.
"Mak Aku kedepan dulu sebentar." pamit Si bungsu.
"Ooh iya,kamu hati - hati ya. Pulangnya jangan terlalu siang." pesan Yarni sebelum si bungsu pergi.
"Baik,Mak. Assalamualaikum. "
"Waalaikumsalam. " jawab Yarni.
Si bungsu berjalan perlahan menikmati pemandangan jalan yang sepi. Saat sampai di taman ternyata orang - orang sudah ramai berolahraga atau sekedar duduk membawa anak - anak mereka bermain.
Ia melihat sekelompok ibu - ibu sedang senam. Dan ia langsung saja bergabung dengan mereka. Sudah lama ia tidak meregangkan tubuhnya untuk berolahraga.
Selesai senam si bungsu istirahat sejenak dan bermaksud hendak membeli air tapi langkahnya terhenti saat ada seseorang yang mengulurkan tangannya memberi sebuah minuman mineral.
"Ini buat kamu. " ujar laki - laki Itu.
"Eh,bang Ardi. Makasih." rupanya laki - laki itu adalah anak dari pemilik kontrak yang Ia tempat.
"Capek ya?" tanya Ardi lalu duduk di sebelah Si bungsu.
"Lumayan. Abang habis olahraga juga?" tanya si bungsu saat melihat pakaian yang di kenakan Ardi.
"Iya,mumpung libur."
"Abang bekerja atau gimana?" tanya Si bungsu takut salah.
"Bekerja. Kamu sendiri bekerja juga?" tanya Ardi.
"Belum bang, aku masih kuliah. Insya Allah nanti setelah wisuda aku akan mencari pekerjaan."
"Semester berapa?"
"Semester akhir bang. Sebulan lagi kalau tidak ada halangan wisuda." entah kenapa si bungsu merasa bayam berbicara dengan Ardi. Padahal mereka baru dua kali bertemu.
"Jurusan apa?" tanya Ardi.
"Akuntansi bang."
"Wah kebetulan di kantor abang ada lowongan bagian keuangan ,apakah kamu berminat bekerja di kantor abang?" tanya Ardi.
"Beneran bang?" ujar Si bungsu memastikan pendengarannya tidak salah.
"Iya, buat aja CV - nya dulu. Kamu bisa titip abang dan ijazah bisa belakangan." ujar Ardi.
"Makasih bang." ujar si bungsu bahagia. Ada secerca harapan yang lebih bersinar kedepannya.
Mereka berdua bertukar pikiran sebentar sambil sarapan bubur ayam . Baru setelah itu memutuskan pulang. Tadinya Ardi mau mengajak Ima jalan - jalan sebentar tapi karna Ima tidak mau ibunya cemas memutuskan langsung pulang.
"Jangan lupa CV - nya nanti di buat dan titip aku ,ok!" Ardi mengedipkan matanya pada si bungsu. Si bungsu tersipu di perlakukan seperti itu.
"Baik,bang. Kalau Aku kerumah dulu." pamit Si bungsu.
Ardi masih terpaku dari tempatnya semula berdiri, memperhatikan punggung si bungsu yang semakin menjauh. Wajahnya nampak berbinar dengan senyum terukir di sudut bibirnya.
Si bungsu langsung membangunkan ibunya yang tenagh tertidur.
"Mak....mak. Udah sarapan belum?" Si bungsu mengoyang tubuh ibunya pelan. Yarni mengeliat dan tersenyum saat mata tuanya melihat putri bungsunya.
"Kamu sudah pulang?" Yarni berusah bangun dari tidurnya.
"Mak kok tidur jam segini?" tanya si bungsu agak sedikit kwatir takut ada sesuatu yang dirasa ibunya.
"Tadi mak ngantuk ,rebahan sebentar tangannya mak ketiduran. Kamu sudah sarapan?" tanya Yarni.
"Sudah mak, Mak sudah sarapan belum? ini aku bawakan bubur ayam. Ayo diamkan selagi hangat." Si bungsu menyodorkan bubur ayam yang Ia beli tadi tepatnya Ardi yang membelikan.
Yarni segera menyantap bubur ayam yang bawa si bungsu dengan lahap. Beserta segelas teh hangat. Tubuhnya kembali terasa segar.
...****************...
malam kk, thor up lg ya di penghujung tahun. Terimaksih sudah menunggu dan terimaksih supportnya kk.
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa like dan komen serta votenya yang banyak biar thor semakin semangat menulis bab selanjutnya 😊😘😘🙏🙏🙏
yruh2 ade