Mayra begitu bahagia dijodohkan dengan pria pilihannya, akan tetapi harapannya dicintai harus pupus dan kandas. Rayyan Atmadja sangat membenci Mayra namun dirinya enggan untuk melepaskan.
Apakah Mayra mampu mempertahankan dan membuat Rayyan mencintainya atau Mayra lama-lama menjadi bosan lalu meninggalkan pria pilihannya itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mami Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 10 - Mayra Pergi
Rayyan terbangun saat matahari menembus kamar Mayra. Mengucek matanya dan melihat sekelilingnya, ia tersentak bangkit dan duduk. Rayyan memegang kepalanya yang masih terasa sakit. "Kenapa aku di sini?" gumamnya.
Rayyan berusaha mengingat kejadian beberapa jam yang lalu, "Astaga, kenapa aku bisa sebodoh ini?" rutuknya.
Rayyan turun dari ranjang dan berteriak memanggil Mayra namun sang pemilik nama tak kunjung menghampirinya. "Dia kemana, sih?" gumamnya kesal.
Rayyan keluar dari kamar mencari keberadaan istrinya ke berbagai ruangan yang ada di rumah tetapi Mayra juga tak tampak.
Rayyan kembali ke kamar setelah mengelilingi seluruh sudut rumah, matanya tertuju ke arah nakas dan melihat ada ponselnya Mayra namun dalam keadaan mati.
"Apa dia minggat?" lirihnya.
Tak menunggu lama, Rayyan gegas ke lemari dan membukanya. Matanya membulat seluruh pakaian di dalam benda tersebut kosong. "Oh, sial! Dia kabur!"
Rayyan lalu mencari charger di dalam laci nakas untuk mengisi daya ponsel Mayra. Ia ingin tahu isi dari benda pipih itu.
Selama mengisi daya baterai ponsel, Rayyan memilih membersihkan diri. Selepas itu, Rayyan menonaktifkan ponsel Mayra. Rayyan berusaha mencari tahu informasi mengenai istrinya.
Rayyan tak menemukan pesan dan panggilan keluar atau masuk dari ponselnya. Namun, matanya melihat sebuah aplikasi transportasi online. Penasaran, Rayyan lantas membukanya dan ternyata Mayra memesan taksi menuju ke sebuah tempat.
Rayyan lalu mencatat nomor ponsel dan mengingat nama tempat Mayra datangi. Setelah itu, Rayyan gegas menuju ke sana menggunakan mobilnya.
Kurang lebih 15 menit kemudian, Rayyan tiba di sebuah kafe. "Apa mungkin dia ke sini?" lirihnya.
Rayyan yang penasaran lantas keluar dari mobil dan bertanya kepada pegawai kafe mengenai keberadaan istrinya tetapi hasilnya nihil. Rayyan lalu menghubungi sopir taksi online, lagi-lagi Rayyan kecewa.
Sopir hanya menghantarkan Mayra sampai ke kafe saja setelah itu tak tahu lagi kemana Mayra pergi.
"Aku tidak memberikan dia uang, lalu ongkos taksinya siapa yang bayar?" batin Rayyan bertanya.
Rayyan kembali ke mobil, membuka dompet hendak membayar parkir ternyata beberapa lembar uangnya hilang. "Dia mengambil uangku!" geram Rayyan.
Di perjalanan menuju kembali ke rumah, Rayyan lalu menelepon Radit. "Halo, apa Mayra bersamamu?" tanyanya.
"Tidak. Hari ini aku coba menghubunginya namun nomor teleponnya tidak aktif," jawab Radit.
"Jangan membohongi aku!" hardik Rayyan.
"Siapa yang berbohong? Mayra tidak bersamaku. Aku sudah mengantarkannya sampai rumah," jelas Radit.
"Jika saja berani berbohong, aku tidak akan menghajarmu!" ancam Rayyan.
"Mengapa kamu mencari Mayra? Tidak seperti biasanya!" singgung Radit.
Bukan membalas ucapan Radit, Rayyan memilih mengakhiri panggilan teleponnya.
"Di mana aku lagi mencarinya? Apa dia pergi ke rumah Oma?" Rayyan bertanya kepada diri sendiri.
Rayyan membatalkan rencananya pulang ke rumah, dia lalu pergi ke kediaman Oma Salsa.
Sesampainya di sana, Rayyan sama sekali tak melihat batang hidung istrinya.
"Tumben sekali kamu kemari?" singgung Oma Salsa.
"Kebetulan lewat dan aku mampir!" Rayyan terpaksa berbohong.
"Bagaimana kabar Mayra? Oma ingin bertemu dengannya," kata Oma Salsa.
"Nanti aku sampaikan padanya," ucap Rayyan. "Hmm, aku balik ke kantor, Oma!" lanjutnya pamit.
"Kenapa buru-buru? Kita belum mengobrol," kata Oma Salsa.
"Lain waktu saja, Oma. Sampai jumpa!" Rayyan kembali masuk ke mobil.
Rayyan meninggalkan kediaman Oma Salsa, selama diperjalanan dirinya terus memikirkan di mana lagi harus mencari keberadaan Mayra.
Rayyan yang benar-benar lelah harus mencari Mayra seorang diri memukul setir berulang-ulang. "Awas saja kalau aku bertemu denganmu, Mayra. Aku akan membuatmu menderita!" geramnya.
Salam kenal
Terus semangat berkarya
Jangan lupa mampir ya 💜