Tidak ada manusia yang bisa menebak takdirnya sendiri termasuk Gibela, seorang gadis biasa di takdirkan menjadi pelindung negeri luar yang disebut Dunia Magis. Gibela adalah orang terpilih pemilik anugrah kekuatan Bulan dan Bintang. Pimpinan Gedung Pod (Power of Destiny) dari Negeri Putih atau pemilik anugrah yang bernama Guru Hayeo menunjuknya jadi ketua grup 3F (Five Friend Fod) yang artinya lima sekawan Gedung Pod diantaranya yaitu Gibela, Yeni, Clara, Rayhan, dan Boy. Gibela memiliki keistimewaan dibandingkan pemilik anugrah lainnya, kekuatan yang luar biasa dan kecantikannya membuat banyak pria tertarik padanya termasuk Siyoon dan Raja Kegelapan. Tidak peduli berapa banyak kekuatan jahat yang datang Gibela selalu bisa menghancurkannya meski berkali-kali hampir kehilangan nyawa namun sejarah masa lalu Dunia Magis menyisakan racun dan menyebabkan kekuatannya menghilang. Apa Gibela bisa melawan kekuatan jahat tingkat tinggi itu ? Apakah Gibela bisa hidup dan bahagia bersama keluarg
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gibela26 Siyoon93, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sejarah Dunia Magic
Dewi Bulan merupakan kandidat calon pemimpin kota langit yang dipilih Dewa tertinggi yaitu Dewa Agung. Dewi Bulan memiliki kepribadian yang rendah hati dan juga bijaksana, berbeda dengan kembarannya yaitu Dewi Bursha yang licik. Didepan Dewi Bulan dia selalu memberikan dukungannya dan selalu memperlakukan sodarinya itu dengan baik padahal nyatanya Dewi Bursha melakukan berbagai cara untuk menjatuhkan nama sodari kembarnya itu agar tidak terpilih menjadi pemimpin kota langit. Selain itu Dewi Bulan dan Dewi Bursha mencintai pria yang sama yaitu Dewa Bintang, Dewi Bursha terus mendekati Dewa Bintang tapi Dewa Bintang selalu ingin berada dekat dengan Dewi Bulan. Dewa Agung mengetahui kalau Dewa Bintang menyukai Dewi Bulan karena itu dia mempersatukan keduanya melalui ikatan pernikahan. Mengetahui berita pernikahan sodarinya bersama pria yang dia cintai Dewi Bursha pergi meninggalkan kota langit untuk bertapa di dalam api hitam. Selama seribu tahun kehidupan mereka berdua sangat baik, mereka mengurus bersama-sama dunia magis menjadi dunia yang indah penuh kedamaian namun semuanya berubah saat Dewi Bursha datang kembali. Awalnya Dewi Bursha bersikap baik dan ikut bahagia atas pernikahan sodarinya itu sampai suatu ketika di perkumpulan Dewa-Dewi kota langit dia menyiapkan rencana licik mengambil apa yang sebelumnya tidak didapatkannya. Kekuatan yang dimiliki Dewi Bursha semakin meningkat setelah bertapa selama 1000 tahun kini kekuatannya tidak ada yang bisa menandingi atau terkalahkan kecuali dia menghancurkan dirinya sendiri.
Pertama-tama Dewi Bursha menjebak Dewa Bintang dengan memberikannya minuman yang dicampur obat tidur. Tanpa curiga Dewa Bintang langsung meminumnya, perlaha-lahan dia kehilangan kesadaran lalu Dewi Bursha membawanya kekamar. Kedua, Dewi Bursha menyobek pakaiannya sendiri dan membuka pakaian Dewa Bintang setelah itu dia berteriak minta tolong dan semua orang bergegas datang kekamarnya, betapa terkejutnya mereka semua melihat apa yang terjadi disana. Dewi Bursha menangis sejadi-jadinya seakan dia adalah korban, Dewi Bulan tidak percaya suaminya melakukan hal keji itu tapi sodarinya tidak mungkin berbohong. Setelah Dewi Bursha menjelaskan sambil menangis bagaimana Dewa Bintang ingin berbuat keji padanya Dewa Agung memutuskan membawa kasus ini ke persidangan untuk diadili.
“Dewa Agung aku mohon tunggu suamiku sadar baru diputuskan !” pinta Dewi Bulan.
“Adik kamu lebih percaya suamimu daripada aku ?” menangis seakan tidak berdaya.
“Bukan begitu Kak tapi …”
“Selama ini kita selalu bersama tidak peduli itu susah maupun senang tapi sekarang kamu berpikir kalau aku berbuat jahat,” Dewi Bursha bergeser menjauh dari Dewi Bulan.
“Kali ini kamu pasti kalah adikku,” Dewi Bursha tersenyum licik.
“Kita baru mendengarkan kejadiannya dari Dewi Bursha selanjutnya kita perlu mendengarkan pembelaan atau penjelasan dari Dewa Bintang karena itu persidangan ditunda sampai dia sadar,” mendengar perkataan Dewa Agung membuat lega Dewi Bulan.
“Kenapa aku merasa kejadiannya sangat janggal,” Dewi Bulan diam-diam meninggalkan ruang persidangan.
“Membuang-buang waktuku saja dasar tua bangka sialan,” suara hati Dewi Bursha penuh kekesalan.
“Dewa Agung Dewa Bintang sudah sadar,” seorang pelayan pria datang.
“Bawa dia kemari !”
“Baik.”
“Aku tidak melakukan apapun padanya,” setibanya Dewa Bintang di ruang persidangan membela diri.
“Adik ipar bagaimana bisa kamu berkata begitu setelah apa yang kami lakukan padaku,” Dewi Bursha pura-pura teraniaya.
“Kenapa kamu begitu yakin tidak bersalah ?”
“Karena aku memang tidak melakukan apapun, beberapa jam yang lalu dia memberikanku segelas air dan akupun langsung meminumnya setelah itu aku kehilangan kesadaran.”
“Bisa saja kamu melakukannya tanpa kamu sadari.”
“Tidak Dewa Agung meski saat itu diriku dalam keadaan tidak sadar aku tidak mungkin melakukan hal keji itu.”
“Semua orang melihat dengan jelas apa yang telah kamu lakukan padaku,” Dewi Bursha tidak mau kalah.
“Benar benar kami melihatnya …” komentar Dewa-Dewi lainnya.
“Buktinya sudah nyata Dewa Bintang akuilah perbuatanmu,” senyum jahat Dewi Bursha.
“Karena kamu tidak bisa membuktikan maka …” sebelum Dewa Agung menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba Dewi Bulan datang membawa seorang pelayan wanita.
“Tidak ada bukti bukan berarti tidak ada saksi.”
“Apa yang dia lakukan ?” Dewi Bursha terkejut.
“Pelayan wanita ini melihat keseluruhan kejadiannya, katakanlah jangan takut aku akan melindungimu !” ucap Dewi Bulan meyakinkan pelayan wanita itu.
“Sebenarnya …” tiba-tiba ada kekuatan menyerang wanita itu hingga mati.
“Dasar pelayan sialan pertunjukannya baru saja dimulai tapi kamu malah mengancurkannya,” Dewi Bursha memperlihatkan wujud aslinya.
“Dewi Bursha beraninya menyerang disaat persidangan,” ucap Dewa Agung lantang.
“Diam kou tua Bangka,” mencekik leher Dewa Agung menggunakan kekuatannya.
“Dewi Bursha hentikan,” Dewi Bulan mencoba membantu Dewa Agung.
“Semua ini karena dirimu, kamu telah mengambil segalanya dariku termasuk cintaku,” Dewi Bursha berbalik menyerangnya. Semua Dewa Dewi yang berada disana tidak tinggal diam langsung datang membantu namun kekuatan mereka jauh dibawah Dewi Bursha. Tempat persidangan berubah menjadi lautan darah, kini hanya tersisa Dewa Bintang dan Dewi Bulan yang masih diikat oleh kekuatannya.
“Hahaaaa jika aku tidak bisa mendapatkan dia kamu juga tidak bisa bersamanya,” mengalirkan racun ke tubuh Dewa Bintang.
“Tidaaaakkkkk……”
“Dunia magismu akan hacur bersamaan dengan cintamu,” mengumpulkan kekuatan.
“Suamiku bertahanlah,” Dewa Bintang sangat kesakitan di pelukan istrinya. Kekuatan Dewi Bulan melemah tidak ada cara lain yang bisa dia lakukan untuk mengalahkan Dewi Bursha kecuali…..
“Tidak akan aku biarkan kamu menghancurkannya begituh saja,” Dewi Bulan menyerang dengan sisa kekuatannya.
“Kurang ajar enyah kou,” disaat serangannya hendak mengenai Dewi Bulan ternyata sebelumnya Dewi Bulan sudah mengambil sebuah cermin.
“Tingkat kekuatanmu sangat tinggi tidak ada yang bisa mengalahkannya tapi kekuatanmu bisa,” kekuatan Dewi Bursha berbalik pada dirinya sendiri.
“Aku bersumpah lahir kembali kedunia ini dan menghancurkan sisa dari milikmu,” tertawa jahat dan hancur.
“Ohok ohok ….”
“Suamiku,” memeluknya.
“Akan lahir titisan Dewi Bursha di dunia magis kita harus mencegahnya.”
“Suamiku bertahanlah.”
“Tidak ada waktu lagi,” mengeluarkan benda berbentuk Bulan dan Bintang.
“Apa ini suamiku ?”
“Gerla Bulan dan Bintang adalah lambang cinta kita, awalnya aku ingin memberikannya sebagai hadiah kelahiran anak kita nanti. Gerla ini dapat menyimpan kekuatan tingkat tinggi,” tiba-tiba gerla itu mengeluarkan cahaya emas.
“Didalamnya sudah tersimpan kekuatanku,” disela pertarungan tadi Dewa Bintang mentrasfer kekuatannya kedalam gerla itu.
Sayangnya tanpa disadari racun yang menyebar ditubuhnya Dewa Bintang ikut masuk.
“Maaf istriku aku mencintaimu,” menghembuskan nafas terakhirnya dipelukan Dewi Bulan.
“Suamikuuuu …..”
“Dewi Bulan meninggalkan Kota langit lalu turun ke dunia magis dan bertemu kakekku yang bernama Satria. Kakek menjaga Dewi Bulan sampai kembali pulih setelah itu kakek membantunya mencari titisan Dewi Bursha sayangnya sampai 100 tahun berlalu mereka tidak dapat menemukannya. Sebelum Dewi Bulan menghilang dia memberikan gerla bulan bintang beserta buku suci emas pada kakekku dan berkata jika sudah waktunya hanya orang terpilihlah yang akan memilikinya.”
“Tuan Satria pencipta dunia magis adalah kakekmu ?”
“Benar.”
“Jadi jika disambungkan gerla bulan bintang melepaskan kekuatannya didalamnnya karena sudah menemukan orang terpilih itu yang tidak lain adalah Gibela,” Guru Hayeo memastikan.
“Benar dari gambar gerla yang kakekku berikan sama persis dengan tanda kekuatannya Gibela.”
“Aku mengerti,” Guru Hayeo berjalan mendekati jendela.
“Jika tebakanku benar buku suci emas itu berada di tempat yang sama dengan gerla bulan bintang sebelumnya.”
“Meski begitu aku tidak tau jelas dimana lokasinya, karena kakek tidak mau memberitahukannya pada siapapun termasuk keluarganya sendiri. Setiap kali aku bertanya kakek selalu bilang jika sudah waktunya kamu pasti bisa menemukannya.”
“Baiklah kalau begitu biarlah watu yang menjawab semua kebingungan kita.”
“Dion bagaimana keamanan ruang 3F ?”
“Para penjaga sudah diperintahkan menjaga depan ruang 3f dan sekitarnya.”
“Nona Vlora aku dengar kamu tidak memiliki tempat tinggal ? jika mau tinggallah disini.”
“Suatu kehormatan bagiku bisa tinggal ditempat yang sama dengan Gibela.”
“Dion siapkan ruangannya !”
“Baik Guru. Sebelah sini nona Vlora !”
“Panggil Vlora saja.”
“Baik Vlora mari !”
Di pagi hari Gibela terbangun dan tidak menemukan teman-temannya, diapun keluar ruangan untuk bertanya kepada Guru Hayeo dan Dion. Saat membuka pintu Gibela terkejut ada beberapa penjaga di depan pintu kamarnya. Didalam hatinya berkata “Kenapa begitu banyak penjaga ?”
“Aku harus segera menemui Guru agar segera mengetaui apa yang sebenarnya terjadi,” melirik semua penjaga.
“Guru ??” Gibela langsung membuka pintu tanpa mengetuk pintu lebih dulu.
“Oh Sorry,” Gibela mundur melihat Guru Hayeo yang sedang mengobrol dengan beberapa orang disana.
“Kalian semua sudah boleh pergi !”
orang-orang itupun keluar melewati Gibela sambil menyapa.
“Katakan !”
“Guru kenapa begitu banyak penjaga di depan kamarku ?”
“Kondisimu masih lemah karena itu para penjaga disiapkan untuk menjagamu, keamananmu adalah yang utama.”
“Lalu teman-temanku ? aku tidak melihat mereka sejak tadi ?”
“Mereka sudah kembali kemarin malam.”
“Ketua Gi ?” Dion terlihat sangat senang melihat Gibela jauh lebih baik dari sebelumnya.
“Ada apa denganmu Senior seperti baru melihatku saja,” mengangkat satu alisnya.
“Sebaiknya Ketua Gi istirahat aja dulu jangan pergi kemana-mana.”
“Hah ?” Gibela bingung.
“Semalam tanda kekuatan milikmu menghilang.”
“Hilang ?” mengecek tanda kekuatannya.
“Benar Ketua Gi aku juga melihatnya dengan jelas kalau malam tadi tanda kekuatan milikmu tidak ada.”
“Tidak masalah sekarang tanda kekuatanku sudah kembali bukan ?” tanpa sengaja Gibela melihat Vlora yang sedang berjalan lewat.
“Lara dia disini ?” Gibela menyipitkan matanya memastikan yang dia lihat benar Vlora.
“Sekarang Vlora akan tinggal disini,” jawab Dion.
“Benarkah ?” Gibela berlari untuk menemuinya.
“Lara ?” Gibela menyapa temannya itu dari belakang.
“Gibela,” berbalik lalu memeluknya.
“Bagaimana keadaanmu ? coba aku lihat !” memutar tubuh Gibela.
“Seperti yang kamu lihat aku sudah sehat,” tersenyum.
“Mereka baru saja bertemu tapi sudah seakrab itu,” ucap Dion yang tadi mengikuti Gibela.
“Apa yang sedang kamu lakukan ?” Gibela melihat banyak barang dan orang yang berseliweran mengangkatnya.
“Aku sedang memindahkan semua barang-barang.”
“Barang yang sangat banyak untuk satu orang.”
“Bukan hanya barangku ini barang milik anggotaku.”
“Maksudnya ?”
“Maaf ijin mengenalkan diri dengan benar namaku Vlora ketua ras unik. Teman-teman beri salam !”
“Salam Nona Gi,” serentak mereka berhenti hanya untuk menyapa Gibela.
“Salam …”
“Syukurlah dengan begini kita bisa sering ketemu tidak perlu memanggil tiga kali namamu.”
“Ternyata kamu masih ingat.”
“Kalau begitu silahkan di lanjutkan sampai jumpa nanti.”
“Ketua orang itu ?”
“Benar dialah orang yang selama ini kita cari,” Vlora melihat pungggung Gibela yang sedang berjalan menjauh.
“Eh apa itu seperti ekor,” Gibela mendekati ekor kecil berwarna putih dari balik kotak yang dibalut kain hitam.
“Harimau ?” Gibela membuka kain hitam dan terlihat binatang seperti harimau kecil didalam kurung.
Trek suara gembok terbuka, binatang itu berjalan mendekati Gibela yang berdiri.
“Ketua Gi apa yang …… astaga anak harimau ?” Dion berteriak.
“Qouka ?” mendengar suara Dion, Vlora segera menghampirinya.
“Quoka bagaimana bisa dia bersama Gibela ?”
“Apa harimau kecil itu milikmu ?” tanya Dion bersembunyi dibelakang Vlora.
“Maaf seharusnya aku ijin dulu membawanya.”
“Jadi dia benar hewan peliharanmu ?” Gibela mengelus-ngelus Qouka dipangkuannya.
“Namanya Qouka biasanya dia tidak suka jika ada yang memegangnya.”
“Nyatanya dia begitu nyaman dipangkuan Ketua Gi,” sahut Dion.
“Hanya Gibela yang bisa menaklukkan jenis binatang itu, kalau begitu aku berikan Qouka padamu sebagai hadiah pertemanan kita.”
“Terima kasih,” Qouka terlihat senang karena sekarang Gibela menjadi tuan barunya.
“Vlora apa Qouka sejenis harimau tapi dilihat dari sisi lain seperti apa yah ?” Dion mencoba menafsirkannya.
“Mungkin,” jawab Vlora menyembunyikan senyuman.
“Guru boleh aku memeliharanya ?” Gibela menggunakan kekuatannya pindah keruang Guru Hayeo.
“Memelihara apa ?” saat berbalik Guru Hayeo tidak bisa berkata-kata.
“Guru ?”
“Tentu,” tersadar dan mengijinkan Gibela memelihara binatang itu.
“Dari mana kamu mendapatkannya ?” Guru Hayeo sedikit memiliki kecurigaan.
“Qouka sebelumnya milik Vlora dan sekarang milikku.”
“Oh iya Guru aku harus pulang pasti Yeni kerepotan menyelesaikan semua pekerjaan sendirian.”
“Tapi Ketua Gi ?” sedikit mundur karena takut dengan Qouka.
“Tidak masalah Dion biarkan dia pergi. Tapi dengan dua syarat,” ucap Guru Hayeo.
“Apa syaratnya ?”
“Pertama kamu tidak boleh membawa dia dan kedua bawa ini,” memberikan benda bulat kecil.
“Tidak masalah sampai jumpa, oh iya titip Qouka Senior !”
“Harimau itu di titipkan padaku ?” menunjuk dirinya sendiri.
“Kou urus dia !”
“Astaga,” Qouka tidak mau disentuh Dion dia pun berjalan keluar.
“Ehh tunggu ! kemana dia pergi ? jika Ketua Gi kembali dan tidak menemukan binatang itu habislah aku,” mengejar Qouka ke bawah.
“Jangan cemas Senior, Qouka binatang yang cerdas dan kuat dia tau kemana harus kembali dan bagaimana menjaga dirinya,” Vlora yang tidak sengaja melihat Dion mengejar Qouka datang mendekatinya.
“Binatang itu kuat ?”
“Karena Binatang itu adalah Binatang legenda dunia magis,” sahut Guru Hayeo datang dari belakang.
“Binatang legenda dunia magis bentuknya seperti itu ?” menunjuk Qouka yang sedang bermain.
“Perubahan bentuk merupakan perlindungan diri,” jawab Vlora.
“Pantas saja bentuknya aneh,” Qouka dapat mendengar perkataan Dion.
“Sepertinya Qouka tidak akan melepaskan mu,” terlihat Qouka seakan ingin menerkam Dion.
“Oh tidak tidak maksudku kucing manis dan imut itu sangat luar biasa,” membujuknya.
Setelah kembali ke apartemen, Yeni di suguhkan pekerjaan yang menumpuk. Setiap melakukan pekerjaan Yeni sering mendumel sendirian menghilangkan rasa lelahnya. Gibela sudah tiba di apartement tanpa disadari Yeni, Gibela duduk di sofa memperhatikan Yeni yang sibuk mengerjakan ini itu.
“Haist pasti cape banget,” Gibela geleng kepala. ‘Kriuk kruk kruk’ suara seseorang makan kripik, Yeni seperti mendengar sesuatu padahal saat ini dirinya sendiran.
“Suara apa itu ?” mematikan ponsel dan menyimpan dokumennya.
“Siapa disana ??” Yeni berbalik lalu berteriak ‘Ahhhh hantuuu !!’
“Dimana hantunya ?” Gibela langsung berdiri melihat ke belakang sofa.
“Gibela ? apa itu kamu ?” mendekat.
“Huh Yen Yen kirain apa ?” Gibela duduk kembali.
“Gi beneran kamu ?”
“Makanya kalau kerja lampunya jangan dimatiin !” melangkah menyalakan lampu.
“Giiiii …” Yeni berlari memeluk Gibela.
“Akhirnya kamu kembali,” tambahnya mengusap air mata.
“Aku harus kembali karena mungkin seseorang membutuhkanku.”
“Kamu sangat sehat dan semangat yah,” senyum mencurigakan.
“Silahkan lanjutkan !” mengambil dokumen dan memberikannya.
“Aku mau istirahat dulu bay,” meninggalkan Gibela sendirian.
“Aku ? Yen apa kamu bercanda aku baru sembuh loh ?”
“Kerjakan dengan serius yah ! jangan lupa jawab panggilan dari klien !”
“Aku bosnya dan dia sekertarisku benarkan tapi ? ya sudah lah,” Gibela duduk di tempat kerjanya dan melanjutkan pekerjaan yang tadi dikerjakan Yeni.
‘Kruwuk’ suara perut Gibela “Lapar sekali cari makan dulu deh,” berjalan ke kulkas.
“Tidak ada apapun ? sesibuk itukah dia sampai tidak sempat mengisi kulkas,” ketika Gibela berpikir ponselnya berbunyi.
“Aha aku punya ide.”
“Oppa ?” ternyata suara ponsel itu adalah notif postingan IG BBS. Gibela datang disaat yang tidak tepat, BBS sedang bersama Manajernya membahas projek terbarunya. Manajer Huan tidak percaya baru saja melihat Gibela yang tiba-tiba datang secara tidak wajar.
“Lain kali kalau datang lihat-lihat dulu !” ucap Siyoon.
“Hehe sorry Oppa.”
“Hyung ?” Gino panik melihat Manajer Huan diam seperti patung.
“Hyung katakana sesuatu ?” Nijie menepuk pundaknya.
“Apa yang barusan aku lihat ?” Manajer Huan terbata-bata bertanya.
“Tenang Hyung ambil napas dalam-dalam !” pinta Jimie.
“Adik kecil aku dengar kamu sakit ?”
“Sekarang aku sudah sembuh ko Oppa tapi aku lapar,” tersenyum lebar.
“Kamu datang kesini hanya untuk meminta makan ?” tanya Siyoon tidak percaya.
Gibelapun manggut-manggut sambil tersenyum tipis.
“Hyung sebenarnya adik kecil itu bukan manusia biasa dia memiliki kekuatan karena itu dia bisa menyelamatkan kami dari penculikan di wisata Subang,” jelas Gino.
“Kekuatan macam apa ?” tanyanya.
“Pindah tempat, bisa mengangkat melebihi berat badannya, menghabisi monster dan masih banyak lagi.”
“Luar biasa sangat luar biasa,” Manajer Huan berubah drastis menjadi semakin semangat.
“Ehh Hyung tolong jangan di posting !” Hae mencegah Manajer Huan mengambil foto.
“Hal ini adalah rahasia.”
“Hanya sebagian orang yang mengatahui hal ini jadi tolong,” Gibela memohon pada Manajer Huan.
“Siapa yang akan memosting aku hanya ingin mengambil gambar bersama adik kecil kalian ini. Aku sangat suka super hero siapa sangka ternyata di dunia ini memang ada super hero, mulai dari hari ini aku adalah fansnya,” menyanggah dan membuat para member
terpaku.
“Nijie tolong ambil gambarnya !” memberikan ponsel.
“Astaga apa aku tidak salah lihat ?”
“Satu dua tiga ….” mengambil gambar mereka berdua.
“Sekali lagi !”
“Hyung sebenarnya yang artis disini siapa ?”
“Eeh Oppa apa kamu bisa memasakan makanan untukku ?” melirik Nijie.
“Tentu adikku sayang.”
“Bantu aku Yoon !”
“Baiklah,” walaupun Siyoon terlihat tidak ingin padahal aslinya dia sangat bahagia melihat Gibela dan sangat semangat memasak untuknya.
“Sungguh tidak terduga selama ini aku mengenal super hero di dunia nyata, aihh aku harus mencetaknya dan memajangnya di ruang tamu.”
“Hyung tidak marah ?”
“Marah ? tidak mungkin benar kan ?”
“Apa tidak masalah jika aku tiba-tiba datang ?”
“Bukan masalah tapi keberuntungan ayo duduk disini dekat dengan Oppa.”
“Oppa ?” semua member saling memandang mendengarnya.
“Hyung apa pantas adik kecil memanggilmu begitu ?”
“Kamu pikir aku sudah setua itu ?” berbalik dengan tatapan tajam dan membuat Jimie takut.
“Oppa Huan masih sangat muda dan menurutku juga bagus memanggil nya begitu.”
“Dengar dia saja tidak keberatan.”
“Adik kecil kamu sudah tidak sayang pada Oppamu ini yah,” Jimie merajuk.
“Astaga jangan berlebihan,” Fohe datang memukul kepalanya.
“Sainganku bertambah,” suara pelan Hae.
“Oppa jangan khawatir aku pasti membagi rata semuanya,” tersenyum.
“Astaga senyumanmu mengalahkan gulu.”
“Huan Hyung ingat istrimu di rumah.”
“Apa yang kamu katakan, bagiku dia akan menjadi anak kesayanganku. Begini saja panggil Ayah !”
“Aappaaa ???”
“Rasanya kurang enak kalau paman aja gimana ?”
“Ahkk itu juga tidak apa-apa lebih spesial dari yang lainnya.”
“Nijie Hyung lihatlah Manajer berniat mengambil adik kecil kesayangan kita,” teriak Joong.
“Sudahlah biarkan saja,” datang membawa satu piring pangsit udang.
“Biarkan begitu saja ?” Joong tidak terima mendengar keputusan Nijie.
“Lebih banyak orang yang menyayangi, memanjakan, memberikan perhatian dan melindunginya bukankah itu bagus ?”
“Ah benar juga.”
“Takut kurang,” Siyoon memberinya satu kebab besar beserta satu mangkok ramen.
“Apa tidak apa-apa adik kecil memakannya ?”
“Tidak ada larangan,” mencoba pangsit.
“Emn ini enak.”
“Joong kamu mau gak ?”
“Untuk ku ?”
“Iya,” langsung mengambil satu piring pangsit.
“Makan yang banyak,” ternyata dia mengambilnya bukan untuk dimakan tapi memberikannya pada Gibela.
“Sebanyak itu ?”
“Pasti habis,” Siyoon mengambilkan satu gelas air minum.
“Makan pelan-pelan,” Jimie mengambil tisyu. Mereka semua hanya menonton Gibela memakan semuanya dengan lahap.
“Pokonya masakan yang dibuat Oppa tidak pernah gagal,” mulut Gibela dipenuhi makanan.
“Sepertinya kamu sangat kelaparan, telan dulu baru bicara !” Siyoon menggeser semua makanan ke dekat Gibela.
“Tanda kekuatannya sudah ada lagi,” suara hati Siyoon.
“Hyung mari kita lanjutkan pembahasannya !” ajak Gino melirik Manajer Huan.
“Hyung bolehkah aku temenin adik kecil disini ?” tanya Jimie.
“Tidak, kita harus membahasnya bersama-sama. Adik kecil kamu baik-baik saja kan ditinggal sedirian disini ?”
“Ne Oppa tidak masalah.”
“Tapi Hyung …”
“Sudahlah, ayo kita harus lebih cepat datang supaya cepat selesai dan menemui adik kecilmu itu,” Siyoon menariknya.
“Hyung adik kecilmu juga.”
“Baiklah baiklah.”
BBS kembali berkumpul untuk membahas hal yang tadi tertunda, tidak terasa waktu sudah malam dan BBSpun hampir menyelesaikannya. Semua member sudah tidak sabar ingin menemui adik kecil kesayangan mereka, bahkan Nijie dan Joong terus berbalik untuk melihatnya.
“Okey begitu saja,” Manajer Huan membereskan leptop miliknya.
“Hyung mau langsung pulang ?” tanya Gino.
“Iya masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan.”
“Hyung tidak ingin makan dulu ?” tanya Jimie.
“Tidak nanti saja.
Oh iya jaga keponakan kesayanganku itu ! sampai jumpa besok,” pergi keluar apartement.
“Akhirnya …” Jimie menggeliat.
“Adik kecil mau makan apa lagi ?” tanya Nijie menghampirinya.
“Dia tertidur Hyung,” bukan hanya keenam member BBS saja yang memperhatikannya Siyoon juga sama hanya saja dia tidak memperlihatkannya.
“ACnya di matikan saja,” Gino mengambil remot AC.
“Hyung kita menginap disini saja yah tidak baik membiarkan wanita dan pria tinggal bersama,” pinta Joong melirik Gino.
“Aku setuju ..” Hae mengambil peralatan tidurnya.
“Astaga dia mengambilnya begitu saja,” ucap Jimie.
“Lakukan apapun yang kalian inginkan,” Siyoon membawa selimut untuk Gibela.
“Lihatlah Siyoon Hyung begitu perhatian entah kenapa dia selalu bersikap seakan tidak sayang adik kecil,” ucap Fohe melihat Siyoon menyelimuti Gibela.