NovelToon NovelToon
Bersabar Dalam Luka (Perjodohan)

Bersabar Dalam Luka (Perjodohan)

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahkontrak / Perjodohan / Nikahmuda / Romansa Modern
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.4
Nama Author: Three Ono

FOLLOW IG AUTHOR 👉@author Three ono

Yang gak kuat skip aja!! Bukan novel tentang poligami ya, tenang saja.

Pernikahan sejatinya terjadi antara dua insan yang saling mencinta. Lalu bagaimana jika pernikahan karena dijodohkan, apa mereka juga saling mencintai. Bertemu saja belum pernah apalagi saling mencintai.

Bagaimana nasib pernikahan karena sebuah perjodohan berakhir?

Mahira yang biasa disapa Rara, terpaksa menerima perjodohan yang direncanakan almarhum kakeknya bersama temannya semasa muda.

Menerima takdir yang sang pencipta berikan untuknya adalah pilihan yang ia ambil. Meski menikah dengan lelaki yang tidak ia kenal bahkan belum pernah bertemu sebelumnya.

Namun, Rara ikhlas dengan garis hidup yang sudah ditentukan untuknya. Berharap pernikahan itu membawanya dalam kebahagiaan tidak kalah seperti pernikahan yang didasari saling mencintai.

Bagaimana dengan Revano, apa dia juga menerima perjodohan itu dan menjadi suami yang baik untuk Rara atau justru sebaliknya.

Tidak sa

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Ono, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

5. Luka Di Awal

°°°

Sepanjang perjalanan menuju rumah barunya bersama sang suami, Rara hanya diam saja tidak bersuara dan tidak menoleh pada suaminya yang sedang menyetir mobil. Pandangannya hanya menatap lurus ke depan dan sesekali melihat keluar jendela.

Belum pernah bertemu sebelumnya dan tidak saling mengenal membuat keduanya sama-sama merasa canggung. Apalagi saat ini mereka hanya berdua, sedangkan kakek Tio menggunakan mobil yang lain. Mungkin maksud kakek Tio agar mereka saling mengenal terlebih dahulu.

Sampai adzan isya berkumandang dan karena Rara tidak ingin menunda waktu solatnya maka ia membuka suara.

"Apa kita bisa menepi sebentar di mushola itu?" tanya Rara.

"Ya," Revan yang sedang fokus menatap jalanan pun tidak mendengar jelas suara sang istri yang sangat pelan.

"Bisakah menepikan mobilnya sebentar, sudah waktunya sholat isya aku tidak ingin menundanya." Kali ini Rara memberanikan diri untuk menatap ke arah suaminya karena akan terlihat tidak sopan bila ia tidak melihat orang yang ia ajak berbicara.

Bukannya menjawab pertanyaan istrinya Revan malah diam dengan pikirannya, menatap tanpa berkedip wanita yang kini telah menjadi istrinya. Untung saja dia sudah menepikan mobilnya jika tidak akan sangat bahaya karena cukup lama Revan terpaku pada pemandangan halal di depan matanya.

"Terimakasih." Setelah mengatakan itu Rara segera keluar dari mobil dan berjalan menuju masjid.

Suara pintu mobil yang tertutup menyadarkan Revan dan ternyata wanita yang ia pandangi telah hilang dari hadapannya. Ini pertama kalinya ia melihat wajah sang istri, matanya yang teduh sangat menyejukkan bila ia memandangnya. Sudah sering Revan melihat gadis cantik disekitarnya, tapi melihat istrinya tadi membuat dirinya tidak bisa berkata apa-apa. Selain matanya, wajahnya juga memancarkan kedamaian dan aura positif.

Tidak sampai sepuluh menit Revan menunggu tapi kenapa rasanya seperti sepuluh jam. Berulangkali melihat kearah masjid memastikan jama'ah yang lain sudah keluar atau belum. Apa yang membuat Revan resah, ya dia masih penasaran dengan wajah cantik istrinya.

Tanpa sentuhan makeup yang tebal, tanpa pewarna bibir yang mencolok dan tidak memperlihatkan auratnya Rara sudah berhasil menggoyahkan keteguhan hati sang suami. Rara memang memutuskan berhijab saat ia memutuskan untuk menerima pernikahan yang telah ditakdirkan untuknya. Tetapi itu sama sekali tidak mengurangi kecantikan wajahnya, bukan hanya karena cantik dari fisik Rara juga memancarkan inner beauty yang berasal dari hatinya.

Rara kembali ke mobil setelah menyelesaikan sholat isya berjamaah. Dia tidak berani bertanya kenapa suaminya tidak melaksanakan kewajibannya, mungkin karena belum mengenal dan mengetahui karakteristik lelaki itu Rara jadi tidak mempunyai keberanian.

"Apa sudah selesai?" tanya Revan yang sedikit kecewa karena lagi-lagi wajah itu hanya menunduk sehingga ia tidak leluasa untuk melihatnya.

Apa yang aku pikirkan, bukankah masih banyak waktu dan kesempatan untuk melihatnya lagi.

Revan berusaha membuang rasa penasarannya.

Rara hanya mengangguk kecil sebagai jawaban.

Mereka pun kembali melanjutkan perjalanan, belum setengahnya karena kurang lebih masih sekitar dua jam untuk sampai.

Keadaan kembali sunyi sepi di dalam mobil itu. Rara bukan tipe orang yang mudah akrab dengan orang baru dan Revan pun sama itulah kenapa ia terkenal sebagai lelaki yang dingin dan angkuh di kampusnya. Tetapi kali ini berbeda Revan seperti mempunyai keinginan untuk mengenal lebih jauh wanita yang duduk disampingnya.

"Nama panggilanmu Rara?" tanya Revan, dan lagi-lagi hanya mendapatkan anggukkan kepala dari istrinya, padahal lelaki itu sedang menyetir sehingga tidak dapat melihatnya.

"Jangan hanya mengangguk, aku tidak bisa melihat."

Rara mengerti apa maksud suaminya.

"Jadi apa aku juga boleh memanggilmu Rara?" tanya Revan lagi.

"Iya boleh," jawab Rara.

Sedikit senyuman terbit di wajah Revan karena gadis itu akhirnya mau menjawab dengan suara. Istrinya itu memang masih gadis.

"Boleh aku tau, kenapa kau mau menerima perjodohan ini?" Jika Revan hanya terpaksa apa istrinya juga sama.

"Karena Allah."

Apa, kenapa begitu singkat. Revan pun kembali bertanya seakan belum mendapatkan jawaban yang sesuai menurutnya.

"Apa tidak ada yang lain? Apa orang tua mu yang telah memaksamu.

"Tidak."

Maksudnya tidak, berarti dia sendiri yang mau menikah denganku.

Kenapa tiba-tiba Revan merasa senang dengan pikirannya sendiri itu.

"Kau masih sangat muda dan baru saja lulus SMA, nanti aku akan mendaftarkanmu untuk berkuliah."

"Terimakasih Kak."

Rara senang sekali mendengarnya, tidak menyangka kalau suaminya yang bahkan tidak mau melihatnya itu berpikir demikian. Dan mengenai panggilan "Kak" Rara hanya reflek saja mengatakannya, karena suaminya itu lebih tua beberapa tahun darinya tidak sopan jika hanya memanggil namanya saja.

Revan pun tidak mempermasalahkan hal itu, mereka masih butuh waktu untuk saling mengenal.

"Boleh aku jujur dengan mu tentang sesuatu." Revan berhenti sejenak sebelum meneruskan ucapannya, ia sedikit ragu.

"Sebenarnya aku masih menjalin hubungan dengan kekasihku, mungkin setau kakek aku sudah putus dengannya tapi aku belum bisa melakukan itu. Kita belum saling mengenal apalagi saling mencintai, jadi aku harap hal itu tidak akan menyakitimu."

"Iya," jawab Rara singkat, apalagi yang harus ia katakan. Haruskah ia menolak kenyataan dan marah, dia bukan wanita seperti itu sayangnya.

Bukankah baru saja sang suami membawanya terbang tinggi tapi kemudian dia menjatuhkannya kedasar lembah yang curam. Walaupun sebelumnya Rara sudah menyiapkan hati, tapi saat mendengar kenyataan itu ia pun tetap merasakan sakit juga.

Revan sedikit terkejut dengan respon yang diberikan istrinya, wanita itu bisa sangat tenang saat mendengar apa yang Revan katakan.

Mereka kembali berperang dengan pikirannya masing-masing, walaupun masih banyak yang ingin Revan tanyakan tapi ia menahannya. Entah kenapa ia ingin tau tentang istrinya, sedangkan Rara dia sedang berdzikir dan berdoa dalam hatinya agar ia mendapatkan kekuatan dan kesabaran dari sang pencipta.

,,,

Ditempat lain gadis yang masih bermandikan keringat setelah melakukan kegiatan panasnya dibuat kesal karena lelaki yang masih berstatus sebagai kekasihnya belum juga menghubungi lagi sejak tadi sore.

"Ada apa sayang," tanya lelaki yang sama-sama masih lengket dengan keringatnya.

"Beraninya dia mengabaikanku!" kesalnya sampai membanting ponselnya sendiri ke atas kasur.

"Sudah aku bilang kan, ikatlah dia dengan kepuasan hingga tidak akan mudah baginya meninggalkanmu."

"Bagaimana bisa, pacaran saja hanya berpegang tangan tidak lebih." Kesal dia saat mengingat bagaimana cara mereka berpacaran dengan sang kekasih selama ini, bukan seperti orang dewasa tapi seperti anak SMP pikirnya.

Padahal sering kali mereka berduaan, dan dia juga sering memancing kekasihnya itu dengan pakaiannya yang sedikit terbuka jika sedang berdua tapi lelaki itu sama sekali tidak meliriknya. Dia yang sudah kehilangan kesuciannya dari SMA karena berpacaran dengan seorang Casanova pun menginginkan hal yang lebih, tapi usahanya sia-sia bahkan ia sempat meragukan kekasihnya itu normal atau tidak.

Kalau bukan karena kaya dan tampan mungkin wanita itu sudah memutuskannya. Hidupnya sungguh sangat realistis karena di dunia ini jika tidak punya uang maka tidak akan bertahan, pikirnya.

"Sudahlah, tidak usah memikirkannya. Bukankah kau bilang sendiri jika dia tidak bisa terpancing oleh tubuh indah mu, apa mungkin dia bisa tertarik pada wanita dari desa yang belum tentu cantik."

"Lebih baik kita lanjutkan saja permainan kita, tubuhmu membuat yang dibawah sana meronta lagi," ujarnya di telinga wanita itu dengan suara seraknya dan tangan pria itu sudah menjalar kemana-mana, membuat wanita itu kembali terhanyut dalam permainan yang membuatnya candu.

to be continue...

°°°

Selamat membaca untuk pembaca tersayang author...

Yuk mainkan jari indah kalian untuk menekan tombol favorit, like dan komen.

Sehat selalu pembacaku tersayang.

1
Sella Darwin
Luar biasa
lovina
panjang critanya tp crita bodoh..sgt tdk rasional...
Hadi Broto Broto
👌👌👌🙏🙏🙏💯
Hadi Broto Broto
bikin penasaran
Rswt Slv
Biasa
Murti Kasih
knp rara ga dpt hukuman ya... panggilan yg slh
Murti Kasih
lanjut thor....
Murti Kasih
aaaaachhh....kecewaaa... 🤔
Murti Kasih
rasain lu...febby
Murti Kasih
lia jodohnya sakka...
Murti Kasih
puaas...jd sakit beneran febby
Murti Kasih
gemeezz bnget sm revan... mau aja dibohongi...
Murti Kasih
rara terlalu polos... hehee
Murti Kasih
makin seruu...makin penasaran...
Murti Kasih
Rara sosok wanita yg hebat.... menerima perjodohan dengan ikhlas karena Allah... walau sampai sekian lama dia tidak mendapatkan hak sebagai istri tapi sangat sabar dan ikhlas... semoga dia mendapat kebahagiaan yang hakiki..
Suherni Erni
Orang tua tolol yg ngga bisa jada anaknya tuh.malahborang lain ygvngorbanin diri buat anaknya.dasar ibu edan
Suherni Erni
Katanya pernikahannya mau diumumkan kok smpe skrng masih ditutupin.kesannya hina bgt pernikahannya,tambah lagi perempuan yg ditolong revan ada dikantor bisa jadi pelalakor rendaham dah.
Suherni Erni
Munafik ternyata rara..katanya perempuan paham agama..buat ngejalanin kewajiban aja ngga mau,,padahal sm suami sendiri bukan suami orang.
Suherni Erni
Terlalu rendah diri jga ngga bagus..malah jadi rendahan.jadinya munafik,
Murni Syahfutri
Jala...*g ternyata si mak lampir
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!