Adinda Khairunnisa gadis cantik yang ceria, yang tinggal hanya berdua dengan sang ayah, saat melahirkan Adinda sang bunda pendarahan hebat, dan tidak mampu bertahan, dia kembali kepada sang khaliq, tanpa bisa melihat putri cantiknya.
Semenjak Bundanya tiada, Adinda di besarkan seorang diri oleh sang ayah, ayahnya tidak ingin lagi menikah, katanya hanya ingin berkumpul di alam sana bersama bundanya nanti.
Saat ulang tahun Adinda yang ke 17th dan bertepatan dengan kelulusan Adinda, ayahnya ikut menyusul sang bunda, membuat dunia Adinda hancur saat itu juga.
Yang makin membuat Adinda hancur, sahabat yang sangat dia sayangi dari kecil tega menikung Adinda dari belakang, dia berselingkuh dengan kekasih Adinda.
Sejak saat itu Adinda menjadi gadis yang pendiam dan tidak terlalu percaya sama orang.
Bagaimana kisahnya, yukkk.. baca kisah selanjutnya, jangan lupa kasih like komen dan vote ya, klau kasih bintang jangan satu dua ya, kasih bintang lima, biar ratingnya bagus😁🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 32
"Loe kok bisa kaya gini sih Do?" tanya Saga, saat mereka membezuk Aldo di rumah sakit.
"Gue di keroyok sama preman, ngak tau siapa, tiba tiba nyerang gue." sahut Aldo.
"Luka lu parah ngak?" tanya Bara.
"Lumayan, sampe nambah darah 3 kantong." jawab Aldo.
"Astaga." pekik Saga kaget.
"Haiii... Kak Aldo, aku datang buat bezuk kak Aldo, aku bawa buah sama bubur kakak." tiba tiba Elsa datang dengan sok akrabnya.
Aldo menggerinyitkan dahinya, melihat gadis sok akrab itu.
"Kok kakak diam sih, harusnya bilang makasih tau." ujar Elsa pura pura merajuk dengan wajah sok imut.
"Oh, ya makasih." sahut Aldo datar, dia sungguh tidak menyukai wanita itu, asal dia dekat sama Adinda, curut satu itu selalu sok kenal banget,bpadahal tidak pernah di anggap sama Aldo dan kawan kawan, hanya di anggap angin lalu.
"Kok kaka bisa luka sih, pasti gara gara nyelatin Adinda ya, udah sih kak, ngak usah terlalu perduli sama dia, teman temannya aja sebenarnya juga ngak suka sama Adinda yang sok ngatur itu, cuma kasian aja, kan dia ngak punya teman." hasut Elsa.
Sementara empat laki laki tampan di depan mata Elsa itu lansung terjengkit kaget dengan fitnah yang Elsa buat, namun kembali ke stel awal, dan ikut memainkan peran di buat Elsa.
Sementara Lusi di buat meradang dengan ucapan Elsa itu, ingin sekali dia mencakar mulut lemes Elsa itu, namun di tahan oleh Sita, mereka memang ada di dalam ruangan itu, namun terhalang dengan tirai, karena Adinda sedang tidur, ternyata ada baiknya juga tirai itu tertutup, mereka jadi tau manusia uang beberapa bulan ini selalu ngintilin mereka, ternyata sifatnya haaa.. Membagongkan.
"Haaa... lepas ular kadut, nongol ular keket, bener bener deh." gumam Rini.
"Ini lebih parah dari mantan teman kita, ini kerjaannya fitnah mulu, astaga, untung kita ngak bisa di hasut ya, gila emang." bisik Sita.
"Kak Nando, mending kak Nando jauh jauh deh sama Adinda, anaknya ngatur banget tau, teman temannya aja tertekan berteman sama dia, sok kuasa, sok cantik, apa lagi klau setiap jajan ya, yang aku lihat cuma teman temannya yang bayarin, dia mah ngak pernah ngeluarin duit, tapi kelakuannya itu ngebos, dia kan cuma numpang sama teman temannya, tapi kelakuannya kaya gitu, ihhh... Aku sebenarnya males temanan sama dia, cuma aku kasihan dia sendirian, mendeng kak Aldo temanan sama aku aja, jadi pacar juga boleh kok." ujar Elsa tak tau mau.
"Eh... loe yang cantik alami gara gara ngak punya uang! apa sih, maksud loe jelek jelekin Adinda.Adinda salah apa sama loe, padahal selama ini loe yang terlihat sok akrab sama mereka, mereka yang risih berteman sama loe, tapi mereka juga ngak nolak klau ada loe, tapi loe orang ngak tau diri, di bikin malah nusuk dari belakang." sinis Saga.
"Astaga, loe itu ada masalah apa sama Adinda, bisa bisanya loe ngejelek jelekin dia, loe klau ngak suka sama Adinda, loe ngejauh aja dari dia, denger ya! Klau Adinda itu ngak baik, mana mungkin mereka temanan dari kecil, yang ngak baik itu loe! mana teman teman loe ha...." emosi sudah Bara melihat gadis muna itu.
"Ihhh... Kaka apa sih, kakak suka ya sama Adinda, makanya belain dia." cemberut Elsa.
"Ehhh... Kunti, loe ngak usah sok dekat sama kita, sana pulang!" usir Nando.
"Kak Aldo, temannya tuh, masa aku di usir, aku kan pengen jagain kakak." rengek Elsa yang membuat orang pengen muntah dengan tingkah sok manjanya itu.
"Mereka benar. Loe pulang sana, gue ngak suka loe ada di sini, siapa loe yang sok dekat sama gue, pergi sana!" usir Aldo yang risih dengan kedatangan Elsa, dia memang tidak pernah suka di dekati oleh perempuan, lah ini ular keket nongol dengan tidak tau dirinya, mentang mentang beberapa kali bertegur sapa, Aldo meladeni karena ada Adinda dan teman teman Adinda aja, lah dia salah arti, malah berasa akrab, bikin jijik Aldo.
"Kok kak Aldo ngusir aku sih, aku udah capek capek loh ke sini, mana bawah buah sama bubur lagi, udah capek, uang aku kan juga habis buat beli ini semua, rugi dong aku." cibik Elsa.
"Gue ngak minta loe datang ke sini, dan gue ngak nyuruh loe bawa buah sama bubur, itu kan mau loe sendiri, bawa aja itu semua, loe ngak lihat meja gue udah penuh makanan dan buah buahan, kalah sama buah yang loe bawa, loe beli yang sepeluh ribuan, noh di meja gue buah import semua." sinis Aldo.
"Ihhh... Kak Aldo bikin hati aku sakit tau, ya udah deh aku mau pulang, aku bawa lagi apa yang aku bawa, rugi klau aku kasih kak Aldo, mending aku makan sendiri." ujar Elsa membawa semua apa yang dia bawa tadi dengan menghentak hentakan kaki ke ubin.
"Astaga. Adinda sama teman temannya kok bisa punya teman kek gitu sih." gerutu Bara.
Srettt.....
Bunyi tirai di tarik dari samping ranjang Aldo.
"Kami juga ngak suka temanan sama dia, dia nya aja yang selalu nempel kek ular sama kita." sungut Lisa dengan bibir di majuin karena kesal.
"Tau nih Dinda, mau mau aja lagi ngajak dia temanan sama kita, ngak kapok apa punya teman kek gitu pergi ular kadut datang ular keket." sebel Sita.
"Siapa juga yang mau sama dia, dianya aja yang selalu dekat dekat sama aku." kesal Adinda.
Semua laki laki melongo melihat di samping Aldo ternyata ada Adinda juga, mereka lupa klau tadi Lusi dan kawan kawan bilang klau Adinda satu kamar sama Aldo, dan mereka juga tidak lepas dari wajah biru biru di pipi Adinda.
"Astaga Din, wajah cantiknya jadi ilang gara gara ini, sakit ngak?" polos Bara menatap wajah Adinda.
"Ngak kak, rasanya tuh, kek habis di cium banci." kesel Adinda, ya kali ngak sakit, wajahnya udah babak belur gini, masih di tanya sakit ngak, dasar Bara emang.
Pukkk....
"Aduh, sakit tau, loe ngapa dah, mukul kepala gue." keluh Bara, karena di pukul Nando.
"Lagian pertanyaan loe ngak bermutu, loe aja di pukul kek gini aja ngeluh sakit, apa lagi udah lebam lebam gitu, heran gue, kok loe bisa di terima di kampus kita sih." omel Nando.
Bara hanya bisa cengengesan, sambil mengusap usap kepalanya.
"Sekarang udah gimana Din?" tanya Nando.
"Mendingan sih kak, tapi badannya masih sedikit pegal, mungkin karena sudah lama ngak olah raga." kekeh Adinda.
"Besok besok klau ketemu yang kaya gini lagi. mending kamu menghindar jauh jauh, ngak usah bantuin orang, ini lihat, wajah cantik kamu jadi babak belur, kena jahitan pula." omel Saga.
"Dih, klau ngak bantuin kak Al kemaren, bisa wassalam dia, segitu banyak yang ngeroyok dia, masa aku cuma nonton, ya ngak bisalah, jari jari aku kan jadi gatal." cerocos Adinda.
Sementara Aldo sedang mesem mesem, soalnya Adinda manggil dia dengan panggilan Al, ihhh... bikin hati Aldo berbunga bunga, alay banget si Aldo.
"Ya ngak gitu juga, kamu cari orang minta tolong, bukan ikutan adu jotos." sewot Saga
"Siap boss ku." sahut Adinda.
Bersambung...
Haiii.... Sayang mamak, maaf kemaren ngak up, mamak habis minum obat kemaren, pas lagi nulis, tiba tiba ngantuk berat, ngak bisa di tahan, ya dah lah, mamak ketiduran😁