Kisah ini terinspirasi dari kisah hidup seseorang, meski tidak sama persis namun mewakili bagaimana alur hidup beberapa wanita, bagaiman dia bermimpi memiliki rumah tangga yang indah, namun pada kenyataannya semua tak semulus harapannya.
pernikahan yang indah adalah impian semua wanita, menikah dengan orang yang bisa memahami dan selalu bisa menjadi pundak baginya adalah impian, namun tak pernah Alifa sangka selama menjalani pernikahan dengan Aby kata indah nyaris terburai dan hambar semakin harinya, apalagi tinggal bersama mertua yang tak pernah bersyukur akan hadirnya. Alifa semakin lelah dan nyaris menyerah akan di bawa kemana biduk rumah tanganya??? salahkan jika perasaan itu terkikis oleh rasa lelah???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon shakila kanza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aby
Di masjid Rumah Sakit.
Seperti sebuah rekaman yang terus berulang di benak aby bagaimana istrinya tadi berkata yang membuat kepalanya pusing dan dadanya sesak dengan rasa sakit.
"Aku lelah, Aku ingin mundur jadi istri Mas Aby bisa??? " Masih sangat jelas apa yang Alifa ucapkan sambil berkaca-kaca, Aby sampai sekarang masih sangat terkejut dan membeku di masjid tempatnya shalat bergantian dengan ibu mertuanya tadi, Aby masih tak menyangka jika Alifa akan meminta hal itu, Aby pikir Alifa ingin yang lain, Alifa kembali ke rumah orang tuanya sendiri saja Aby berat apa lagi ini, sampai saat ini dada Aby masih terasa sesak dan wajahnya memerah marah, bagaimana bisa Alifa meminta hal yang tak dia bayangkan sama sekali.
Aby pergi begitu saja tanpa menjawab keinginan Alifa lalu meminta ibu mertuanya kembali menemani Alifa, Aby berharap istrinya itu bisa lebih tenang dan tak meminta hal aneh seperti tadi.
Aby yakin betul jika perceraian bukanlah suatu hal yang diinginkan baik oleh pasangan suami istri di manapun, Tak ada yang menginginkan menikah lalu bercerai bagaimana pun alasannya pikir Aby, kecuali jika setelah semua hal dilakukan dan diusahakan namun tetap tidak ada rasa nyaman dan aman dalam sebuah hubungan rumah tangga, maka salah satunya bisa meminta cerai.
Aby rasa Alifa hanya belum bisa menerima kehamilannya atau belum bisa menerima sikap orang tuanya terhadap Alifa. Aby yakin cinta dihati Alifa masih miliknya, Aby yakin Alifa masih mencintai dirinya, Alifa hanya sedang lelah terhadap ujian rumah tangga bersamanya saja pikir Aby lagi menghalau perasaan aneh yang menyeruak di hatinya. Kekhawatiran jika Alifa benar-benar tak pernah merasakan kebahagiaan saat menjadi istrinya, kegagalan dirinya membuat wanita yang dia cintai bahagia.
Aby masih terus bertanya pada dirinya "Apakah karena tidak bahagia seorang istri lantas boleh meminta bercerai? Ah karena merasa dirinya tak bahagia bersama sang suami? Aku masih tidak bisa menerima ini." Aby mengusap wajahnya kasar.
Aby masih menyakini bahwa dalam perspektif hukum nasional, hukum Islam juga mengatur tentang perceraian. Dalam kacamata hukum Islam perceraian hanya bisa dilakukan oleh suami, namun jika dalam rumah tangga terjadi sesuatu hal yang tidak baik, maka sang istri juga boleh meminta perceraian namun dengan alasan yang jelas.
Aby masih berpikir, yang boleh meminta cerai Jika sang suami tidak memberikan nafkah dan sang istri tidak merelakannya maka hal ini bisa jadi alasan untuk bercerai. Namun Aby selalu memberi nafkah bahkan Alifa selalu bersyukur dengan apa yang dia berikan tanpa protes.
Aby masih merenungi apa yang membuat Alifa mundur, Jika sang istri tidak mampu menahan syahwat dan sang suami tak mampu memenuhinya, maka daripada berzina lebih baik sang istri mengajukan permohonan perceraian. "Alifa bukan wanita seperti itu, jika Alifa mau Aku bisa dengan senang hati memberikannya. " Gumam Aby lagi di tempatnya.
"Jika sang suami tidak mampu memenuhi kewajibannya sebagai seorang suami dan sang istri membencinya karena hal tersebut, daripada terjadi pertengkaran yang terus menerus lebih baik bercerai. Aku masih mampu memenuhi itu maka apa yang membuat dirimu mundur Alifa?? " Aby meremas rambutnya geram.
"Ketika suami memiliki akhlak yang buruk seperti mabuk, berjudi, tidak berpuasa, meninggalkan shalat atau apapun itu yang tidak sesuai dengan ajaran agama, sang istri boleh meminta cerai. Tapi aku tidak seperti itu, Aku bahkan sangat mencintai kalian, maaf aku bekerja begitu keras juga untuk kalian semua. " Lanjut Aby menerawang menatap langit-langit masjid.
"Jika sang suami berlaku kasar terhadap istri seperti main tangan, memukul, menyuruh kerja berat dan sebagainya, maka istri dibolehkan meminta cerai. Aku bahkan tak berani mengayunkan tangan ini ke wajah cantikmu sayang, Aku tak ingin kamu terluka mana tega aku melakukan itu." Aby berucap lagi di tempatnya dengan lirih.
"Suami yang murtad mampu menyebabkan ketidak rukunan dalam rumah tangga yang bisa menyebabkan batalnya perkawinan dalam Islam. Jika hal ini terjadi sang istri boleh minta cerai. Ckkk murtad apa lagi itu hal yang amat aku takutkan dan tak akan aku lakukan seumur hidup ini. Lalu kau kenapa sayang??? " Batin Aby menundukkan kepalanya lalu meraih lututnya dan meremasnya kuat.
"Jika kau tidak bahagia karena tinggal di rumah orang tuaku maka tetap saja kau tak bisa pergi Alifa. Hukum istri minta cerai karena tidak bahagia dalam perspektif nasional tidak masuk sebagai alasan perceraian yang sah dalam Undang-Undang Perkawinan ataupun Peraturan Pemerintah tentang Perkawinan."
"Kita bahkan tak pernah bertengkar hebat lain halnya jika kamu menjadikan alasan yang sudah ada seperti terjadinya perselisihan, pertengkaran yang terus menerus sehingga tidak ada lagi kerukunan dalam rumah tangga, tapi itu ibuku Alifa bukan Aku." Gumam Aby lagi masih terus memikirkan Alifa.
\*
Up dikit jangan bosan-bosan ya, jangan lupa jejaknya juga
Niscaya rumah tangga mu bakal langgeng dan bisa menua bersama
biar nyahok ibuk mertua yg oneng itu