Pernikahan yang yang sudah berlangsung selama 2 tahun harus kandas begitu saja ketika Ela mengetahui suaminya Dayu yang mempunyai wanita lain yang dimana wanita itu bekerja sebagai pelayan dirumahnya
Ela meminta Dayu untuk menceraikannya dan ia berencana untuk membalas semua perbuatan Dayu dengan menikah dengan Salman yang tak lain adalah Kakak Dayu.
Apakah rencana Ela akan berhasil untuk membalas perbuatan Dayu atau ia malah akan jatuh cinta kepada Salman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon my name si phoo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Lima tahun kemudian
Setelah kejadian lima tahun yang lalu, Ela memutuskan untuk tinggal di kota B.
Ia tidak mau jika nanti suaminya akan dimasukkan lagi kedalam penjara jika Ela masih bersama Salman.
"Mama sedang melamun apa?" tanya gadis kecil yang cantik bernama Nadine.
"Mama tidak melamun sayang dan ayo mama antar ke sekolah" Ela mengantarkan putrinya yang sudah sekolah TK.
Nadine memandang wajah Ela yang sedang fokus menyetir.
"Apakah mama nanti mengantarkan pesanan lagi?" tanya Nadine
"Iya sayang" jawab Ela.
Raut wajah Ela langsung berubah karena ia tidak tega melihat Ela yang bekerja keras.
Ela sekarang mempunyai usaha kuliner dengan menjual ayam bakar.
Karena belum mempunyai kurir untuk mengantarkan pesanannya, mau tidak mau Ela yang mengantarkannya
Ela menghentikan mobilnya saa melihat putrinya tiba-tiba sedih.
"Kenapa Nadine sedih" tanya Ela.
Nadine langsung memeluk tubuh Ela dan ia meminta maaf karena belum bisa membantu Ela.
"Tugas Nadine sekarang belajar dan bermain. Nanti kalau Nadine sudah besar baru bantu Mama" ucap Ela.
Nadine menganggukkan kepalanya dan ia mencium pipi Ela.
Kemudian Ela kembali melajukan mobilnya menuju ke sekolah Nadine.
Sesampainya di sekolahan Ela meminta putrinya untuk belajar rajin.
"Iya Mama, Nadine pasti akan belajar rajin" Nadine melambaikan tangannya dan masuk kedalam Sekolah.
Setelah itu Ela kembali melajukan mobilnya menuju ke rumah dimana Tia sedang menyiapkan ayam bakar yang akan dikirim oleh Ela.
Tak butuh waktu lama untuk Ela sampai di rumah, ia pun langsung turun dan membantu Tia untuk memasukkan semua pesanan kedalam mobil.
"Aku tinggal mandi dulu" ucap Ela yang kemudian masuk ke dalam dan segera ia mandi untuk membersihkan tubuhnya.
Hari ini ia mengantarkan pesanannya ke Mercury Hotel yang ada di jalan Amarilis.
Tak lama kemudian Ela segera berangkat menuju ke Mercury Hotel.
Ia meminta Tia agar nanti menjemput Nadine saat pulang sekolah.
Ela mulai melajukan mobilnya menuju ke Mercury Hotel.
Butuh waktu satu jam untuk sampai kesana dan sesampai di sana Ela langsung masuk ke parkiran mobil.
Disaat akan memarkirkan mobilnya Ela tidak sengaja menyerempet mobil yang ada di pinggirnya.
"Aduh Ela kenapa kamu ceroboh sekali" gumam Ela yang langsung turun untuk melihat kerusakan mobil yang tidak sengaja ia serempet.
Ela langsung mencatat nomor ponsel pemilik mobil yang ada di stiker kaca depan.
"Nanti aku akan menghubungimu" Gumam Ela yang kemudian kembali melajukan mobilnya menuju ke dapur Hotel.
Ela menghentikan mobilnya saat melihat Bukit yang sedang berdiri menunggunya.
"Apakah aku terlambat?" tanya Ela.
"Tidak Ela, acaranya masih nanti jam 12 siang" jawab Bukit.
Bukit lekas memanggil teman-temannya untuk membantu menurunkan ayam bakar yang sudah ada didalam kotak.
"Bukit ini ayam bakar untuk kamu dan teman-teman lainnya" ucap Ela yang selalu memberikan bonus.
"Aduh Ela apakah kamu tidak rugi nanti?" tanya Bukit.
Ela menggelengkan kepalanya dan ia yakin kalau tidak rugi jika memberikan bonus kepada pelanggan setianya.
Kemudian Bukit mengajak Ela untuk masuk kedalam sambil menunggu Manager hotel yang akan membayar uang ayam bakar kepada Ela.
Bukit meminta Ela untuk duduk di dekat ballroom hotel.
Disaat sedang menunggu Bukit, Ela melihat manager hotel yang berjalan kearahnya.
"Nyonya Ela, ini bayaran anda. Saya akui ayam bakar anda sangat enak sekali" puji Manager hotel yang mempunyai nama Ageng.
"Terima kasih Tuan Ageng, saya juga berterimakasih kasih karena Hotel ini sudah menjadi pelanggan tetap saya" ucap Ela.
Setelah mengobrol dengan Ela, Manager berpamitan karena masih banyak yang harus diurus.
Ela menganggukkan kepalanya dan tiba-tiba ia dikejutkan dengan kedatangan Salman dan Dayu yang baru saja keluar dari pintu lift.
Ia pun langsung berlari menuju ke pintu dapur untuk segera meninggalkan Mercury Hotel.
Bangkit yang baru saja selesai membuat teh hangat untuk Ela langsung kebingungan karena tidak ada Ela di ruangan ini.
Ela melajukan mobilnya sekencang mungkin agar Salman dan Dayu tidak menemukannya.
"Hampir saja aku ketahuan" gumam Ela sambil merasakan tubuhnya yang langsung panas dingin.
Hari mulai malam dan Ela telah sampai di rumah.
Tia yang melihat Ela yang telah sampai langsung mengambilkan air minum.
"Apakah semuanya baik-baik saja Nona?" tanya Tia.
"Semuanya baik-baik saja, oh iya tolong kamu kirimkan pesan ke nomor ini. Kamu katakan saja kalau akan mengganti biaya kerusakan" ucap Ela yang kemudian menceritakan kejadian itu kepada Tia.
Tia langsung mengambil ponselnya dan ia mengirimkan pesan kepada nomor pemilik mobil yang telah diserempet oleh Ela.
Sambil menunggu balasan pesan dari pemilik mobil, Tia meminta ijin untuk masuk ke kamarnya.
Ela mengangguk dan ia juga masuk ke dalam kamar dimana Nadine sudah tertidur pulas.
"Maafkan Mama yang sering meninggalkan kamu ya sayang" ucap Ela.
Ela yang kelelahan langsung memeluk dan memejamkan matanya.
Sementara itu di tempat lain dimana Salman baru saja selesai meeting dan saat berjalan di parkiran mobil ia melihat bumpernya penyok sedikit.
"S**l! Siapa yang sudah menyerempet mobilku" ucap Salman yang kemudian mengambil ponselnya dan ia melihat nomor asing yang mengirimkannya pesan.
Ia pun langsung membaca pesan dimana pemilik mobil yang sudah menyerempet mobilnya ingin bertanggung jawab.
Salman membalas pesan itu dan memintanya agar besok bertemu di cafe Leo.
Setelah itu Salman masuk kedalam mobil dan segera melajukan mobilnya menuju ke apartemennya.
Sejak kepergian Ela, Salman tidak mau tinggal dirumah.
Salman masih belum bisa menemukan keberadaan Ela yang saat ini entah berada dimana.
Nyonya Emilia mengatakan kalau Ela kabur dengan kekasih gelapnya.
Pertama Salman tidak mempercayainya tetapi Nyonya Emilia memberikan bukti kalau Ela pergi dengan seorang lelaki.
Setelah lima tahun berlalu Salman masih belum menemukan surat yang ditinggal oleh istrinya saat dipaksa oleh Dayu.
Dua puluh menit kemudian Salman telah sampai di apartemennya.
"Sayang kamu dimana? Apakah kamu tidak merindukanku?" Salman memandang foto Ela yang ia pajang di kamarnya.
Salman tak henti-hentinya memandang foto Ela dan ia menceritakan tentang kegiatannya hari ini.
"Sudah lima tahun kita tidak bertemu sayang, apakah kamu bahagia meninggalkan aku sendirian?" Salman seperti orang tidak waras karena ia mengajak ngobrol sebuah foto.
Salman baru ingat kalau ia tadi membawa Snack box dan makanan lainnya yang belum ia makan tadi.
Ia pun segera mengeluarkannya dari dalam tas dan menaruhnya di atas meja makan.
Salman mulai menikmati Snack box yang berisikan kue lumpur, pastel dan kacang.
Ia juga membuka kotak nasi yang berisikan nasi, ayam bakar dan sambal.
"Kenapa aroma ayam bakar ini seperti tidak asing ya" gumam Salman sambil mencicipi ayam bakar itu.
Salman menghabiskan ayam bakar itu dan ia melihat nama yang bertuliskan ayam bakar Nadine.
Setelah selesai makan Salman memutuskan untuk beristirahat karena besok siang ia masih harus meeting kembali di Mercury hotel.