Dibesarkan dari bayi, oleh seorang pemulung yang menemukannya di tumpukan sampah, dan dia dihina dengan tetangganya karena hidup miskin bersama orang yang menemukannya. dan dia juga di anggap anak haram karena mereka menganggap orang tuanya malu saat melahirkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
" Perkenalkan, nama dia adalah Asyifa, dia akan menempati posisi Manager keuangan di perusahaan ini, dia juga sudah saya angkat menjadi anak saya, jadi kalian hormati dia seperti kalian menghormati saya." ucap pak perabu mengenalkan Asyifa di ruang meeting.
semua orang yang mendengar pun menatap asyifa dengan sudut pandang yang berbeda beda. ada yang suka dan memberi hormat mengangguk, dan ada pula yang cemburu karna menurut mereka sifa tidak pantas menjadi anak angkat pak perebu.
" sampai disini meeting kita hari ini, kalian bisa kembali diposisi kalian masing masing."
setelah membahas beberapa hal termasuk mengenai kerugian atas uang yang digelapkan, pak perabu mengakhiri meeting untuk hari ini. dan mereka pun langsung meninggalkan ruangan, hanya ada pak perabu, sifa dan sekertaris pak perabu.
" ayo nak papah antar kamu ke ruangan mu." ucap pak perabu lagi, mengajak sifa untuk membawanya keruangan yang akan ditempatinya.
" terima kasih pah, sudah repot repot nganterin aku." jawab sifa, pak perabu tersenyum membuat sekertaris pak perabu bergidik melihat senyumnya. karna bertahun tahun dia bekerja dengan pak perabu, baru pertama kali dia melihat tuannya tersenyum.
pak perabu tidak menghiraukan tatapan aneh sekretarisnya, dia kembali mengajak sifa agar segera berjalan.
saat sudah ada di ruangan sifa, mereka yang sedang mengobrol tiba tiba bu anggun masuk dengan wajah ceria yang dia tampilkan.
" mamah." ucap pak perabu dan sifa secara bersamaan. membuat bu anggun terbahak melihatnya, karna reaksi mereka lucu saat itu.
" iih kalian kok bisa kompakan gitu, pasti kalian sudah janjian ya sebelumnya.?" ucap bu anggun masih dengan tawanya.
" mamah ini ada ada saja, masak aku sama papah janjian dulu untuk hal begituan." jawab sifa yang bangkit untuk menyalami bu anggun.
" sayang kamu pilih sendiri model tas dan warna yang kamu suka, tadi mamah sudah dikirimin foto sama temen mamah yang punya toko. tapi mamah bingung pilihnya takut kamu gak suka." ucap bu anggun sambil memberikan Hpnya pada sifa yang sudah menunjuk kan gambar tas branded terkenal.
" apapun yang mamah beliin pasti aku suka, apa lagi pasti barang itu sangat mahal, jadi mana mungkin aku gak suka." jawab sifa sambil terus menggulirkan layar Hp milik bu anggun yang ada ditangannya.
" iya kan biar kamu lihat dulu, siapa tau kan ada yang lebih kamu suka daripada pilihan mamah."
" Astaga. mamah kesini hanya untuk nunjukin foto tas yang dikirim temen mamah pada sifa.? ucap pak perabu yang sedari tadi hanya menyimak.
bu anggun nyengir dan mengangguk, sedangkan pak perabu menggelengkan kepala tidak percaya pada bu anggun, kenapa tidak dikirim kan saja padanya melalui chat.
" ya sudah papah mau balik keruangan papah dulu." ucap pak perabu lagi, berpamitan pada mereka.
" pah mamah boleh ya ajak sifa jalan sebentar.?" ucap bu anggun sebelum suaminya menghilangkan diri.
" hemm papah sih gak masalah, kamu tanya langsung aja sama sifa." pak perabu pun langsung menutup pintu karna ingin cepat segera bekerja.
" kamu mau kan sayang, temenin mamah jalan, kita sekalian jemput kiran nanti, hari ini aja sayang temenin mamah." ucap bu anggun memegang tangan sifa.
" tapi mah, ini kan hari pertama aku bekerja, aku gak enak kalau lama ninggalin pekerjaan ku " jawab sifa tidak enak jika harus meninggalkan pekerjaannya. namun sifa tidak tega melihat raut muka bu anggun yang memelas.
" kan papah sudah kasih izin kamu tadi." bu anggun tidak mau kalah menjawab, sifa pun hanya menghela nafas panjangnya.
" terus ngapain mamah kasih lihat foto foto ini, kan kita bisa langsung kesana sekalian kalau mamah ngajak aku jalan." bu anggun tersenyum mendengar jawaban sifa yang tidak tahu dari mana asal tas yang bu anggun lihat di Hpnya.
" tas itu kiriman dari temen mamah yang ada di paris, dia buka toko branded di sana, ayok sayang kita jalan jalan ke mall, mamah janji besok kamu boleh fokus dengan pekerjaan kamu." jawab bu anggun membuat sifa kaget, ternyata tas cantik yang dilihat tadi dikirim langsung dari toko teman bu anggun yang ada di peris.
" mah kan kita bisa beli yang ada di mall, ya udah lah terserah mamah aja, ayok kita jemput kiran." sifa pasrah dengan keputusan bu anggun, ingin protes pun pasti bu anggun tidak akan mengubah keputusannya. sedangkan bu anggun mengambil Hpnya untuk menghubungi kiran terlebih dulu.
" Assalammualaikum sayang." ucap bu anggun setelah panggilan terhubung dengan kiran. sifa hanya memperhatikan bu anggun membiarkannya untuk menghubungi kiran.
" Waalaikumsalam mah, ada apa mamah telpon aku.?" jawab kiran dari seberang panggilan.
" kamu sudah pulang kan, mamah jemput kamu ya sayang, kita jalan jalan dulu, mamah mau belanjakan kamu sama sifa." kiran mengernyit mendengarnya, karna setahu kiran sifa sudah mulai bekerja hari ini.
" kan sifa kerja mah, emang gak apa apa kalau mamah ajak dia.?" kiran sedikit mengecilkan suaranya, karna di sebelahnya masih ada sofia. sedangkan sofia yang sedari tadi menatap Hp mahal kiran hanya diam, namun didalam hatinya terus bertanya tanya, siapa sebenarnya kiran, karna jika hanya murid yang mendapat beasiswa seperti dirinya tidak mungkin memiliki Hp yang harganya puluhan juta.
" gak apa apa sayang, mamah udah minta izin sama papah." jawab bu anggun, sedangkan kiran menggaruk keningnya heran, karna masih banyak hari kenapa harus sekarang.
" ya udah deh, kita ketemu di lokasi aja nanti mah, aku udah pesan taksi online soalnya." kiran berbohong karna tidak mau jika bu anggun menjemput di kampus, itu akan membuat para siswi di sana curiga nantinya.
" ya udah mamah tunggu di mall kemaren kita belanja ya, kamu masih inget kan.?" jawab bu anggun.
" iya mah aku masih ingat kok, udah dulu ya mah. Assalamualaikum." kiran langsung mematikan panggilan setelah mendengar sahutan salam dari bu anggun, karna kiran melihat sofia yang terus memperhatikan Hp miliknya.
" Hp kamu bagus banget ran, aku juga tau harganya berapa soalnya kemaren aku lihat yang model seperti punya kamu itu di lembaran brosur yang di sebar oleh orang." benar saja sofia langsung menanyakan masalah Hp kiran, sedangkan kiran bingung menjawab pertanyaan dari sofia.
" ini.. ini aku di kasih orang baik, ya aku di kasih orang baik kemaren karna dia tidak sengaja menyenggol ku dan membuat Hp ku rusak karna jatuh, nah dari itu dia menggantinya." jawab kiran dengan alasan yang pas, sofia pun mengangguk.
" oh gitu, tapi Hp kamu pasti juga mahal, makanya orang itu ganti yang sama mahalnya." kiran mati kutu mendengar ucapan sofia, namun taksi online yang kiran pesan sudah datang, membuat kiran menghembuskan nafas lega.
" taksi yang aku pesan udah datang, aku duluan ya sof, kita lanjut lagi besok." kiran langsung melenggang pergi karna takut di tanya lagi.
Bersambung...
salam damai dan kekeluargaan buat para reader semuanya.TRIMS😊