FOLLOW IG @thalindalena
Dia hanya sebagai istri pengganti, tapi dia berharap merasakan bulan madu impian seperti pasangan suami istri pada umumnya. Tapi, bagaimana jika ekspetasi tidak sesuai dengan realita. Justru ia merasakan neraka pernikahan yang diciptakan oleh suaminya sendiri, hingga membuatnya depresi dan hilang ingatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menyesal karena mencintainya
Leo menatap Lara tidak berkedip. Dia terpukau dengan visual Lara yang sangat cantik. Menurutnya Lara adalah definisi wanita sempurna. Mempunyai kulit putih pucat, tinggi, body goals, rambut lurus hitam legam, dan jangan lupakan bola matanya begitu bening, begitu meneduhkan yang dapat memikat siapa saja yang menatapnya.
“Kau Lara?” Leo berjalan mendekati Lara, mengulurkan tangannya pada wanita itu tanpa sungkan. Dan tidak memedulikan Spike yang terus menggonggong padanya.
Lara menatap pria itu dengan tatapan asing, kemudian beralih menatap tangan yang terulur padanya.
“Kau siapa?” Lara balik bertanya tanpa menjabat tangan pria itu.
“Wow!! Kau tidak mengenalku?” Leo takjub sekaligus terkejut karena baru kali ini ada wanita yang tidak mengenalnya. Apakah wanita ini tidak pernah mendengarkan music masa kini atau tidak pernah melihat televisi, pikirnya. Leo kembali menarik tangannya dengan perasaan kesal, karena wanita ini sama sekali tidak menjabat tangannya. “Aku adalah Leonard Lauder penyanyi ternama di muka bumi ini.” Leo menjawab dengan rasa penuh percaya diri dengan gaya sok akrab.
“Oh.” Hanya itu tanggapan Lara. Wanita itu sama sekali tidak peduli, dan tidak tertarik. Bahkan tatapannya begitu datar kepada Leo. “Kau pasti teman Tuan Lio ‘kan?”
“Iya, lebih tepatnya teman dekat.” Leo meralat jawaban Lara.
“Pantas saja gaya kalian sama.” Lara langsung beranjak dari sana, membawa Spike menuju kandang.
“Hei! Tunggu dulu. Kau belum memperkenalkan diri.” Leo mengejar Lara yang terus berjalan tanpa menghiraukannya. Bahkan dia sampai kesulitan menjajarkan langkahnya dengan wanita itu.
“Kau sudah mengetahui namaku, jadi untuk apa aku memperkenalkan diri lagi. Lagi pula ‘teman dekatmu’ itu pasti sudah cerita banyak tentangku!” Lara menekan kata ‘teman dekatmu’ tanpa menghentikan langkahnya, atau pun menoleh pada Leo yang terus mengejarnya.
“Jangan terus mengejar jika kau tidak ingin di gigit anjing galak ini!” Lara memperingati Leo yang terus mengekorinya.
GUK!
GUK!!
Mendengar Spike menggonggong lagi membuat Leo langsung menghentikan langkahnya. Takut di gigit anjing galak dan agresif itu. Terpaksa merelakan Lara berlalu dari hadapannya.
Sumpah demi apa pun, baru kali ini dia tertarik dan sangat penasaran dengan seorang wanita. Hampir setiap hari dia sering bertemu wanita cantik, dan sexy, namun tidak semenarik Lara. Lara seolah mempunyai daya pikat tersendiri.
“Hanya pria bodoh yang menyia-nyiakan Lara.” Leo bergumam sembari menatap punggung Lara yang semakin jauh dari pandangan. Dalam arti, secara tidak langsung dia mengumpati kebodohan Lio.
Leo akhirnya memutuskan untuk tetap stay di rumah tersebut, karena masih penasaran dengan sosok Lara.
“Lara tadi kau bicara dengan siapa?” Danna menatap dari kejauhan tadi saat Lara berbicara dengan seorang pria di halaman rumah.
“Aku tidak tahu, katanya teman dekat Tuan Lio.” Lara menjawab setelah memasukkan Spike ke dalam kandang.
“Apakah pria itu Leonar Launder?” Danna memekik heboh sambil jingkrak-jingkrak seperti baru mendapatkan jackpot. Ya, Leo pernah main ke rumah itu, meski tidak sering. Apalagi Dann salah satu fans Leo yang mempunyai visual tampan dan suara merdu seperti Bruno Mars.
“Hei, kau ini kenapa? Apakah pria itu begitu spesial di hatimu? Sampai kau seheboh ini?” Lara menatap heran pada Danna yang kini menjadi teman satu-satunya itu.
“Oh my god! Laraaaa!!!!!” Danna mengipasi wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Sangat gregetan pada Lara. “Apa kau ini memang tidak tahu Leo Launder? Hah?”
“Aku tidak tahu dan tidak mau tahu, paham. Permasalahan yang aku hadapi saat ini sangat sulit dan rumit. Aku tidak mempunyai waktu untuk memikirkan hal yang tidak penting.” Lara menjawab sambil berlalu meninggalkan Danna menuju paviliun.
“Hei, kau mau ke mana?!” Danna berseru pada Lara.
“Mengecek email, siapa tahu sudah ada balasan dari Kedutaan Besar New York.” Lara menyahut tanpa menoleh, dia terus berjalan sampai langkah kakinya terhenti di dalam kamar sempitnya. Duduk di tepian tempat tidur sambil mengambil laptop Danna yang sudah menjadi miliknya. Memeriksa email, tapi sayangnya sama sekali tidak ada kotak masuk.
Lara membuang nafas kasar, ingin menutup laptopnya namun dia teringat jika di laptop itu dia bisa menuangkan segala keluh kesahnya yang selama ini tidak bisa dia ceritakan kepada orang lain.
Lara akhirnya membuka aplikasi google docs, mulai membuat halaman baru, lalu mengetik sebuah jurnal di sana.
Terpenjara dalam sangkar emas yang sama sekali tidak pernah aku bayangkan sebelumnya.
Menikah?
Wanita manapun menginginkan pernikahan yang indah,dan juga menginginkan bulan madu yang romantis.
Perfect Honeymoon hanya sebuah angan bagiku. Namun, aku berharap suatu saat bisa lepas dari genggaman pria mengerikan itu. Dan akhirnya menemukan kebahagiaanku sendiri.
Sungguh aku menyesal karena pernah mencintai pria seperti dia.
***
Vote-nya dong sayangku.
apa Lara akan memberikan restu ..karena Logan sdh merusak art nya ..ayo mom kasih hukuman buat Logan biar kapok ..
tp kyanya lara pasti bisa mnerima calon logan, pling tidak ada sedikit sejarah lara yg mdh2an bisa bersikap bijak ya... krn perempuan mnjdi pihak yg dirugikan kl terjadi hal2 yg kurang baik....