6 tahun tidak bertemu banyak sekali hal yang berubah dalam pertemanan Adrian dan Ansara. Dulu mereka adalah sahabat baik namun kini berubah jadi seperti asing.
Dulu Ansara sangat mencintai Adrian, namun kini dia ingin menghapus semua rasa itu. Karena ternyata Adrian kembali dengan membawa seorang anak kecil.
"Hidup miskin tidak enak kan? karena itu jadilah sekretarisku," tawar Adrian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SYM Bab 34 - Dia Wanitaku
Adrian tidak langsung menerima uluran tangan wanita asing di hadapannya, dia justru sedikitpun tidak memiliki minat untuk menerima uluran tangan tersebut.
Dan bukannya menatap ke arah Rania yang sedang memperkenalkan diri, Adrian justru menatap om Beni dengan tajam.
Membuat tangan kanan Rania cukup lama menggantung di udara.
"Adrian, Jangan hanya diam saja. hargailah wanita cantik di hadapanmu ini," ucap om Beni, suaranya memang terdengar pelan namun penuh penekanan.
Tapi sayangnya Adrian tidak terpengaruh sedikitpun dengan perintah tersebut, sampai membuat Rania merasa malu sendiri.
Dengan sangat terpaksa, akhirnya Rania kembali menarik tangannya.
"Tidak apa-apa Om, mungkin Adrian terkejut dengan perkenalan kami," ucap Rania, dia kepalkan tangan kanannya karena merasa malu luar biasa. Tapi tetap harus menunjukkan keanggunan dan rasa percaya diri di hadapan Adrian.
Sosok yang selama ini hanya mampu dia pandangi dari jauh dan kagumi.
"Perhatian semuanya," ucap om Beni tiba-tiba, hingga membuat perhatian semua tamu undangan jadi tertuju ke arah mereka.
Padahal ini adalah acara milik orang lain, tapi om Beni bersikap seolah acara makan malam ini adalah miliknya.
"Aku berencana menjodohkan keponakanku Adrian dengan Rania putri dari pak Johan, bagaimana menurut kalian. Cocok kan?" tanya om Beni dengan senyum sumringah.
Setelah dia umumkan di hadapan para kolega seperti ini tidak mungkin Adrian akan menolak perjodohan yang telah dia atur.
"Wah mereka benar-benar serasi."
"Kamu memang pandai mencari jodoh untuk Adrian."
"Sekarang karir Adrian memang sedang berada di puncak-puncaknya, langsung menentukan jodoh yang tepat adalah keputusan yang benar. Sebelum banyak wanita nakal yang mendekatinya," celetuk yang lain pula dan disambut rasa setuju oleh semua orang.
Mendengar semua pujian yang tertuju padanya Rania tersipu malu, berulang kali dia coba menatap ke arah Adrian berharap tatapan mereka bisa saling bertemu.
Tapi pria dengan wajah dingin itu tetap saja tidak melihat ke arahnya.
Sebelumnya om Beni memang telah meminta waktu pada pemilik acara ini untuk menyampaikan keinginannya tersebut, karena itulah sekarang dia bertindak begitu leluasa.
Sementara Steven yang juga ada di tengah-tengah para tamu undangan merasa ada yang aneh dengan pengumuman ini. Sebab sedikitpun dia tidak melihat ada rasa antusias di wajah Adrian.
Steven memutuskan untuk mendekati Adrian.
Meskipun mereka jarang bertemu tapi lingkungan bisnis yang sama membuat keduanya sering terhubung, rasanya mereka bukan hanya sekedar kolega biasa tapi sudah menjadi teman dekat.
"Halo, salam kenal Rania," ucap Steven. "Namaku Steven," timpalnya lagi seraya mengulurkan tangan.
Dengan ramah Rania menerimanya, sebuah interaksi yang terlihat tak enak dipandang oleh om Beni.
Kedatangan Steven kemari juga membuat perhatian semua orang jadi teralihkan dari mereka. Orang-orang jadi kembali fokus dengan pembicaraan masing-masing.
Tidak lagi memperdulikan tentang pengumuman yang Om Beni kemukakan.
'Kenapa pula Steven harus mendekat dan bergabung ke sini,' batin om Beni kesal.
"Jadi ini calon istrimu?" tanya Steven kemudian, bicara pada Adrian.
"Bukan, bagaimana bisa aku menikahi wanita asing. Mungkin sebenarnya Om Beni yang tertarik ingin menjadikannya istri kedua." balas Adrian.
"Adrian, jaga ucapanmu," gertak om Beni dengan suara pelan.
Sementara Rania yang juga mendengar kata-kata itu sampai tercengang dibuatnya, bagaimana bisa kata-kata kejam itu keluar dari mulut Adrian.
"Apa? Wanita asing? kupikir sebelum acara makan malam ini kalian sudah memiliki hubungan yang dekat," balas Steven, malah semakin memprovokasi pecahnya rencana om Beni.
"Aku akan menjaga ucapanku jika om Beni bisa menjaga sikap," balas Adrian, dia tidak menanggapi ucapan Steven, lebih memilih untuk langsung menyerang om Beni.
Setelahnya Adrian juga pilih untuk berlalu dari sana untuk menemui pemilik acara dan Steven mengikuti langkah Adrian.
"Jika dilihat-lihat wanita itu terlihat cantik juga, Kenapa tidak mencoba untuk menjalin hubungan baik?" tanya Steven, kini dia malah menggoda.
"Dekatilah jika mau, wanita itu tidak ada sedikitpun urusan denganku."
"Tapi aku tidak tertarik. Kamu tahu? yang membuatku tertarik adalah sekretaris pribadimu," jawab Steven gamblang.
Sampai berhasil membuat langkah kaki Adrian kembali terhenti.
'Astaga, Kenapa Tuan Steven blak-blakan sekali. Dia akan membangunkan singa di dalam tubuh tuan Adrian,' batin asisten Juan, yang sejak tadi selalu berada di samping Adrian tapi tak pernah bersuara.
"Siapa maksudmu?" tanya Adrian, menatap serius terkesan tajam.
"Sekretaris Ansara."
"Dia wanitaku."