NovelToon NovelToon
Laila

Laila

Status: sedang berlangsung
Genre:Single Mom / Janda / Anak Yatim Piatu / Keluarga
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: Kuswara

Di usianya yang baru menginjak 17 tahun Laila sudah harus menjadi janda dengan dua orang anak perempuan. Salah satu dari anak perempuan itu memiliki kekurangan (Kalau kata orang kampung mah kurang se-ons).

Bagaimana hidup berat yang harus dijalani Laila dengan status janda dan anak perempuan yang kurang se-ons itu?.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kuswara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 10

Nyatanya apa yang menimpa orang-orang karena kue buatannya menyimpan ketakutan yang cukup mengganggu aktivitas Laila. Dua kali pertemuan les tidak diikuti Salwa dan Halwa, karena Ibu mereka masih takut bertemu orang-orang di luar sana. Tetapi tidak kepada Arman. Sebab pria itu masih terlihat mondar mandir mendatangi rumah Laila.

"Sampai kapan mau mengurung diri?." Tanya Arman setelah puas mengajak bermain Salwa dan Halwa. Membuat beberapa kerajinan dari kertas origami.

"Jujur saja saya masih takut."

"Iya, mau sampai kapan?."

"Tidak tahu."

"Masih ada yang pesan kue sama kamu?."

"Tidak ada, mungkin mereka tidak akan memesan lagi. Apapun yang saya buat pasti akan mencelakai mereka."

"Buang pikiran seperti itu." Geram Arman. Usia Laila masih rentan dengan omongan orang yang ada di kanan kirinya.

"Kamu akan hancur karena pikiranmu sendiri." Lanjutnya lagi.

Laila terdiam sembari menundukkan kepalanya.

"Jangan hidup apa kata orang. Orang-orang di luar sana yang selalu mengatakan kamu pembawa sial adalah orang-orang yang iri sama kamu. Itu faktanya."

"Lagi pula siang ini polisi mau menemui kita. Orang-orang yang melakukan kejahatan terhadapmu, mereka masih amatir semua. Jadi sangat cepat untuk mengungkapnya."

Laila mengangkat kepala, pandangannya bertemu dengan mata Arman yang begitu percaya padanya.

Tepat pukul sebelas siang, orang-orang yang pernah datang itu sudah ada di rumahnya lagi. Ada beberapa warga juga, termasuk Teh Linda dan Teh Yayuk.

Pembicaraan sudah dimulai, salah satu orang perwakilan yang berseragam menjelaskan hasil investigasinya dalam beberapa hari ini. Menemukan fakta bahwa, Teh Linda memesan kue kepada Laila. Kemudian diserahkan pada Teh Yayuk yang empat hari kemudian di makan oleh orang-orang yang telah dimintai tolong dengan menerima bayaran. Masing-masing sebesar lima puluh ribu rupiah dan di antara mereka masih ada hubungan keluarga.

Teh Yayuk mengakui perbuatannya, alasan yang dimilikinya karena iri terhadap Laila yang mampu bertahan hidup walau dalam kemiskinan. Di sini Teh Linda juga menyampaikan pembelaannya, jikalau dirinya tidak tahu menahu rencana Teh Yayuk ingin menjatuhkan usaha Laila. Jadi menurutnya itu murni kesalahan Teh Yayuk.

Walau sudah menduganya tapi Laila tetap tidak mempercayainya kalau tetangganya itu bisa melakukan perbuatan tercela sejauh ini terhadapnya.

"Maafkan aku, Laila." Ucap Teh Yayuk tulus.

"Saya sudah memaafkan, Teh." Sahut Laila jujur.

Warga yang hadir juga meminta maaf secara langsung pada Laila dan tentu saja Laila memaafkan.

Kesepakatan telah diambil, Laila dan Teh Yayuk berdamai. Di saksikan para tetangga dan beberapa orang orang yang berseragam, Teh Yayuk dan ibu-ibu yang terlibat berjanji tidak akan melakukan perbuatan itu lagi. Justru kini mereka akan membantu Laila sebisa yang bisa mereka lakukan.

Berdamai, karena Laila sendiri tidak memiliki kepentingan untuk membalas perbuatan mereka. Sekarang yang harus dipikirkannya, bagaimana kedepannya dirinya akan berjualan lagi setelah kepercayaan dirinya terjun bebas karena masalah ini.

Pertemuan telah selesai, orang-orang sudah bubar dan meninggalkan rumah Laila. Menyisakan Arman.

"Mulai saja jualan di depan rumah, tapi mungkin ke pabrik sudah tidak bisa lagi karena itu keputusan pengelola yang tidak bisa diganggu gugat."

"Iya, tidak apa-apa."

"Terima kasih sudah sangat membantu saya dan anak-anak."

Arman yang berjasa besar memasang kaca lagi supaya rumahnya kembali aman ditempati. Karena tidak mungkin juga kalau Arman akan berjaga terus.

"Sama-sama. Saya akan mencoba membantu kalian sebisanya."

"Tidak perlu repot-repot."

Arman pamit dan siang itu langsung ke pabrik. Ingin menanyakan untuk yang terakhir kalinya mengenai kue Laila masih bisa masuk kantin atua tidak. Karena kue Laila sangat layak konsumsi. Namun Arman harus menerimanya lapang dada dengan penolakan pihak pengelola pabrik.

Sepeninggalnya Arman, Laila duduk termenung di bale-bale dapur. Menatap pisang yang menggantung sudah matang. Memang sayang kalau tidak diolah. Tapi rasanya masih begitu ragu. Sampai-sampai Laila shalat, meninggalkan pikirannya tentang dunia yang ingin dikejarnya.

*****

Menguatkan hati yang selalu ragu dan takut, membuang pikiran yang tidak baik supaya bisa menghasilkan hal yang positif. Laila memutuskan untuk kembali berjualan namun di depan rumah.

Hanya bermodalkan meja berurutan kecil yang biasa digunakan Salwa atau Halwa belajar. Kue-kue itu sudah rapi berjajar, menunggu pembelinya. Salwa dan Halwa yang duduk di terasa sambil menunggui. Sedangkan Ibu Laila sedang merapikan dapur.

"Kue...kue..." teriak Salwa saat ada beberapa orang yang melintas di depan rumah. Mereka hanya menoleh saja tanpa berniat mendatangi.

"Kue kacamata...kue nagasari...kue...kue..."teriak Halwa lebih kencang guna menarik perhatian pengguna jalan tapi mereka hanya menoleh saja tapi tidak sampai menghampiri.

Bahkan di saat tidak ada orang sekalipun Halwa dan Salwa selalu berteriak menyebut nama kue yang sedang dijualnya.

Waktu terus berjalan dengan sangat cepat, waktu sudah hampir gelap tapi kue-kuenya masih tetap utuh. Sampai azan magrib berkumandang kue jualan tidak ada yang laku satu pun.

Ibu Laila merapikan meja, membawa masuk kue-kuenya dan menaruhnya di dapur. Tiba-tiba saja Salwa dan Halwa menangis bersamaan.

"Kenapa kalian menangis? Ada apa?."

"Tidak ada yang beli kue." Jawab Salwa.

"Tidak apa-apa, Kak. Kita harus bersabar, itu rezeki kita hari ini."

Salwa dan Halwa menangis semakin kencang.

"Kata Kakak kalau tidak laku bisa kita makan, sudah lama juga 'kan tidak memakan kue ini?." Bergantian Ibu Laila menghapus air mata kedua anaknya.

"Kita harus bersabar dan tetap usaha."

Keduanya mengangguk.

"Mana habis Bu, kita makan kue sebanyak ini."

"Iya juga sih" Ibu Laila tampak berpikir.

"Nanti kita pikirkan lagi ya, Kak. Sekarang kita shalat, berdoa lalu makan kuenya."

"Iya" kedua anaknya begitu antusias.

Ibu Laila, Salwa dan Halwa duduk santai sambil menyantap kue. Silih berganti Halwa dan Salwa bercerita tentang sosok Arman yang sangat menyenangkan bagi mereka. Ibu Laila hanya tersenyum saja untuk menanggapi cerita dari kedua anaknya.

Suara canda tawa di dalam rumah menjadi hening saat ada yang datang mengetuk pintu rumah.

Ibu Laila membuka pintu, tampak seorang perempuan paruh baya dengan pakaian compang camping.

"Ada apa, Bu?."

"Saya lapar."

"Ibu mau makan?."

"Mau."

"Tapi hanya ada lauk seadanya."

"Tidak apa-apa yang penting saya bisa makan."

"Ayo masuk!."

Si Ibu tua renta pun masuk, duduk di dekat Halwa.

"Saya akan siapkan dulu makanannya."

"Terima kasih."

Laila masuk ke dapur, menggoreng telur sebagai lauk untuk makan Ibu yang sedang kelaparan.

"Silakan di makan, Bu." Laila meletakkan gelas plastik berisi air putih.

Ibu itu segera memakannya dengan sangat lahap bahkan sampai minta tambah karena saking laparnya. Tanpa protes Laila pun memberikannya lagi.

Ternyata ada orang yang lebih kesusahan darinya.

Bersambung.....

1
La Rue
semoga ikhtiar Laila berhasil demi kebaikan anak-anaknya
La Rue
Laila tetaplah kuat buat kedua anakmu
Sadiah Suharti
lanjut thor
Watini Salma
cerita nya ringan enak dibaca nya mudah dipahami menarik dan menginspirasi, lanjut kakak /Good//Pray/
Watini Salma
Alhamdulillah up lagi, semoga Laila jadi orang sukses dan bahagia dengan kedua anak nya
Watini Salma
lanjut kakak, cerita nya menarik tetap semangat ya
La Rue
Ditunggu kelanjutannya
La Rue
pasti mau memfitnah Laila ni
seftiningseh@gmail.com
semangat buat up nya kak
jangan lupa dateng aku di karya ku judul nya istri kecil tuan mafia
La Rue
Alhamdulillah rezeki Laila dan anak-anaknya
QueenRaa🌺
lanjut thorr! semangat up💪

jangan lupa mampir di beberapa karyaku ya😉
La Rue
ceritanya bagus ditunggu kelanjutannya...🥰👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!