Amara harus iklas di nikahi seorang CEO berhati dingin yang tak pernah dia cintai. dua ke pribadian yang berbeda harus tinggal seatap dan berperan sebagai suami istri. Masa lalu yang telah lama terlupakan kini datang kembali ke tengah tengah mereka.
Apakah akan ada cinta di antara mereka dan bagaimana mereka mengatasi masa lalu yang belum usai.
Ayo ikuti kelanjutan ceritannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ndo'Uus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Saat jam makan siang Amara sengaja tidak pergi dia hanya diam di tempat kerjanya menunggu semua orang sepi.Amara berencana pergi ke ruangan Radit, dia ingin melihat keadaan suaminya itu.Amara terus merasa khawatir takut kalo Linda melakukan hal nekat.
Saat ingin pergi ke ruangan Radit tiba tiba temannya Mey menghampirinya.
"Kenapa kamu gak pergi cari makan Ra." Ucap Mey.
"Aku ingin ke ruangan Radit Mey.Dia lagi banyak masalah dengan pekerjaannya."
"Jadi bagaimana berhasil gak rencana kita?"
" Iya Mey aku sama mas Radit sudah... kamu tau lah kalo suami istri ngapain. " Ucap Amara malu malu.
" Apa! benarkah?" Mey refleks teriak.
"Huss....Jangan ribut Mey. Nanti ada yang denger."Amara menutup mulut Mey.
Mata Mey membelalak tak percaya."Walaupun aku tak iklas tapi aku ikut senang sekarang kamu dan Radit sudah bersama.Semoga kalian selalu langgeng ya." Kata Mey memeluk Amara.
Amara membalas pelukan Mey." Terimakasih ya Mey.Kamu sudah banyak membantuku."
" Iya sama sama.Aku senang kok membantumu.Oh ya Ra kamu bilangin itu Kevin jangan gangguin aku terus.Aku capek dia hubungi aku terus tiap malam."
" Benarkah dia menghubungimu?" Amara terkekeh.
"Iya Ra hampir tiap malam.Aku gak suka cowok modelan dia suka mainin cewe."Ketus Mey.
" Kamu belum mengenalnya Mey.Dia gak seburuk itu coba deh kasih dia kesempatan."
"Entahlah Amara aku tak yakin.Ya sudah aku mau cari makan dulu aku sudah laper banget."Ucap Mey berlalu meninggalkan Amara.
Amara tersenyum melihat Mey. Mey pergi meninggalkannya seorang diri di dalam ruangan.
Amara sudah memesan makanan. Dia ingin makan bersama suaminya.Amara berjalan menuju ruangan Radit.Dia celingukan melihat sekeliling saat di rasa sepi dia segera membuka knop pintu dan di bukanya pintu ruangan Radit.
Saat Amara masuk Radit tengah bersendekap dada dia tengah memandang bangunan yang ada di luar jendela.Radit memikirkan banyak hal hingga tak menyadari kedatangan Amara istrinya.Amara berjalan masuk di letakkannya makanan di atas meja ,dia terus menghampiri suaminya.Di peluk tubuh bidang yang tengah membelakanginya.Amara menyandarkan kepalanya ke punggung Radit.
Seketika lamunannya buyar,dia mendekap kedua tangan yang tengah memeluknya.Dia tau kalau itu tangan istrinya.Untuk beberapa saat mereka terdiam dalam posisi itu.
Radit berbalik dan memeluk istrinya." Aku sangat merindukan kamu." Ucap Radit lirih.
"Kamu banyak fikiran ya mas.Maaf ya mas aku menyebabkan banyak masalah untukmu."Ungkap Amara sambil memeluk erat suaminya.
" Jangan berkata seperti itu, kamu itu takdirku kamu memang di kirim untukku mana mungkin kamu menyebabkan masalah."
"Maaf aku gak bisa membantumu mas.Saat saat seperti ini aku hanya bisa mendoakan dan mendampingimu."
Radit melepas pelukannya dan memandang wajah istrinya."Itu sudah lebih dari cukup sayang."
Amara memeluknya lagi."Maafkan aku ya mas."Mata Amara berlinang air mata.
Radit mengangkat dagu Amara."Kenapa kamu menangis." Radit mengusap air mata Amara dengan lembut."Mas pasti bisa mengatasi semuanya ya."
Amara mengangguk."Iya mas aku percaya sama kamu." Amara terisak.
" Sudah jangan cengeng dong.Aku lihat kamu bawa makanan, kita makan ya." Ucap Radit sambil mengecup kening Amara.
Amara mengangguk ,mereka berdua duduk berhadapan.Radit menyuapi istrinya itu .Amara sangat suka di suapin Radit kalo sedang makan. Amara memang sangat manja kepada suaminya itu. Radit bukannya risih melihat tingkah Amara yang manja tetapi malah gemas di buatnya.
"Sayang nanti mas gak bisa pulang sama kamu,habis ini mas ada urusan di luar kantor.Kamu bisa kan pulang sendiri." Ucap Radit seraya menyuapkan nasi ke mulut istrinya.
" Iya mas jangan kawatir aku kan bukan anak kecil lagi.Aku bisa pulang sendiri. "
"Iya mas lupa kalo istri kesayangan mas ini bukan anak kecil." Radit mengetuk hidung Amara.
"Tapi ingat selalu kabari mas ya.Nanti kalo sampe Rumah juga kabari mas. " Tambah Radit.
"Iya sayang." Ucap Amara manja.
Dukung Author dengan Like,Koment dan Vote.
mampir dikaryaku jugaa yaa