"pertumpahan darah..., di tanah Kekaisaran Caesarea Lux , pemberontakan oleh Kerajaan
Duke Malvictor yang merupakan kerajaaan yang terkenal dengan kekejamannya "
"Sang putri "Elleis Lux " melihat pembantaian itu, hatinya penuh amarah, kebencian dan kesedihan"
"Tapi sang tuan Duke Malvictor tidak membunuh sang putri sang putri hanya ditangkap dan dijadikan sebagai pelayan kerajaan"
"Hal itu membuat sang putri lebih marah lagi karena merasa terhina kekaisarannya, tapi apa boleh buat Kekaisaran telah diambil alih oleh Duke Malvictor yang kejam"
"Pembalasan dendam sang putri yang sekarang hanyalah pelayan biasa dimulai.... "
Note:
Karya pertama, Saran boleh, Kritik yang sopan 🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 𝑒𝑚𝑏𝑢𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑒𝑗𝑢𝑘𝑘𝑎𝑛, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 14: "Pertarungan besar"
Wanita berjubah ungu yang misterius berjalan di tengah hutan dan ia juga mendaki naik ke atas bukit.
Dia sekarang sudah sampai di puncaknya dan dia pun berdiri di hadapan Kurayami Crimstic.
"wahh!, lihatlah siapa yang datang" ucap Crimstic sembari tersenyum sinis.
"Aku ... tak peduli apapun lagi ... karena aku juga harus menyelamatkan diriku dan juga... " ucap wanita berjubah ungu.
"Pria yang kau cintai itu 'kan? " ucap Crimstic seakan mengejek.
"Diamlah kau!, yang jelas aku datang untuk membunuhmu! " ucap wanita itu.
"Sebenarnya aku lagi malas bertarung ... tapi karena kau tamu yang sangat menarik jadi aku kembali bersemangat" seraya memasang posisi siap bertarung.
Sementara itu....
Di sebuah tempat yang pegunungan luas yang gersang....
Seakan-akan memang sudah disiapkan seperti itu.
Memang lah benar, itu adalah tempat lokasi perang antara Revan yaitu Kekaisaran Malvictor dan juga para kerajaan-kerajaan lainnya yang menentangnya termasuk Elleis.
Pasukan-pasukan kuda mulai datang dengan membuat debu-debu bertebaran dengan langkah kakinya dan sepatu kudanya.
Suara langkah kaki kuda terdengar sangat jelas dan semakin kuat suaranya karena para pasukan yang datang dan semakin mendekat menuju ke tengah-tengah tempat gersang itu.
Sementara dari arah lainnya yang berlawanan juga sama pasukan masih yang banyak mulai mendekat dengan kuda-kudanya yang berlari kencang dan menebarkan debu-debu dan suara sepatu kuda yang nyaring.
Dan pasukan Revan yaitu Kekaisaran Malvictor ada di tengah-tengah dan menunggu pasukan lawan sampai ditengah juga.
Suaranya langkah kaki kuda terdengar jelas dari pasukan musuh lalu berhenti bersamaan dengan pasukan musuh sendiri.
Revan menatap salah satu orang yang menjadi pemimpin perang selain para raja atau ratu bangsawan lainnya tapi orang yang Revan lihat ini menjadi pemimpin perang terdepan daripada yang lain ... mata Revan tetap tertuju hanya pada orang itu sembari sembari menatap dengan rasa sakit dihatinya.
Orang yang Revan lihat itu adalah Elleis dengan jubah hitam dengan simbol ungu, lalu celananya yang cukup pendek tapi tidak terlalu pendek disertai kain tulen hitam yang menutupinya, rambut dengan poni belah yang diikuti dengan setengah rambutnya yang dikuncir dan sisanya diurai membawa pedang Darkmoon Blade, dan mata ungu violet yang bersinar tapi dengan tatapan mata yang penuh dengan kebencian padanya.
Hal itu membuat hati Revan merasa jauh lebih sakit dari sebelumnya, meskipun ... ia sendiri tau bahwa ia pantas mendapatkannya.
Tapi hatinya tak bisa berbohong, melihat orang yang ia cintai menatapnya penuh kebencian yang lebih mendalam, mulai merasa rasa bersalah luar biasa yang menyakitkan melihat orang yang telah dihancurkan oleh dirinya sendiri, tapi mencintai orang itu meskipun tau bahwa orang yang ia cintai tak mungkin membalas karena sudah hancur olehnya dan juga tau dan merasa bahwa dirinya sendiri memang tak pantas mendapatkan cinta dari orang yang dicintainya karena semua alasan tadi.
Ini hal yang tak mudah bagi Revan tapi jika ia tidak membiarkan Elleis membunuhnya, Elleis takkan pernah bahagia mungkin ... karena itu ia tetap mengikuti perang besar-besaran ini.
Perang dimulai....
para pasukan maupun jendral bertarung dengan sangat serius tak terkecuali dengan Revan yang bertarung dengan serius dengan para raja dan ratu bangsawan juga Elleis.
Serangan dimulai dengan Elleis yang menyerang dengan Pedangnya ke arah Revan kemudian Revan pun menghindar.
Saat menghindar dan ia terhempas mundur ia menahan tumbuhnya yang hendak terhempas dengan sedikit mencakar tanah sampai berhenti dan saat sudah berhenti Ujung bongkahan es ada tepat dibelakangnya yang akan menusuknya, Revan pun menghindari kemudian dengan bola api membakar bongkahan es dan menyerang pemimpin pasukan lainnya.
"Aku tidak ingin menggunakan kekuatan ku yang lebih serius pada kalian diawal ini." ucap Revan sembari menembakkan bola api dengan wajahnya santai.
tiba-tiba
Tik ... Tok ... Tik ... Tok ...
"Perlambatan waktu... " ucap kairos Actime bersamaan dengan hanya menjentikkan jarinya dan seketika waktu melambat dan tentunya hanya dia yang tak berpengaruh, kemudian menyerang Revan dengan mantap dengan mengeluarkan pedang dan memutar waktu khusus untuk bola api selagi semuanya melambat, sehingga bola api yang tadi mengarahkan ke mereka ia pindahkan dengan tangannya dengan mudah ke dekat Revan dan kemudian mengembalikan waktu khusus untuk bola api setelah itu ia kembali membuat waktu normal seperti biasa.
Tik ... Tok ... Tik ... Tok ...
"kembali semula"ucapnya seraya menjentikkan jarinya lagi.
'Apa yang terjadi kenapa bola api ini malah ke arahku?? '
"Arghhh! " Revan terkena bola api itu dan kemudian baru bangun dan dalam posisi duduk terlebih dahulu.
Ia malah tertawa seraya tersenyum licik dan dipuji berkata
"Aku masih ingin bermain-main lebih lama ... jadi ayo lagi... " ucapnya.
Kemudian lantai yang dipijak Revan mulai membeku dan yang melakukan itu adalah Couldie termasuk es yang sebelumnya juga.
Dia juga mengeluarkan pedang dari es dan menebas itu berkali-kali pada Revan, tak setelah beberapa detik itu Revan pun mengeluarkan pedang apinya dan memutarkan pedangnya dari atas kebawah sehingga es yang tadi langsung pecah dan terhempas dengan api yang membuat para pemimpin lainnya meloncat mundur menghindari api.
Kemudian Diikuti dengan gerakan Elleis secara diam-diam mendekat dan hendak menebas tapi ditepis dengan tebasan untuk mematahkan serangan dari Revan.
'Sial!, tapi aku harus lebih kuat lagi agar bisa membunuhnya ... yaampun apakah aku selemah itu hingga harus berlatih kembali? '
'tidak, aku harus mengalahkannya detik ini juga!! 'Batin Elleis.
Sehingga ... di antara para bangsawan yang lainnya hanya Elleis lah yang langsung ingin maju kembali meski sudah terhempas dan saling tebas-menebas pun kembali lagi.
Elleis dan Revan beradu pedang mereka dengan sangat sengit
SLASH!
SWOOSH!
Pada akhirnya....
CRAK....
PRANG!
Elleis berhasil membuat pedang Revan pecah.
"Elleis ... Jika kau bertarung dengan pedang ... maka aku juga harus menggunakan pedang 'kan? "tanya Revan seraya bangkit kembali.
"Tidak juga"Jawab Elleis dingin.
"Tapi itu melanggar aturan dan keadilan karena itu.... "
"Ha!, aku dapat! " ucap Revan yang berhasil merebut pedang Darkmoon Blade karena Elleis lengah dan untuk menyeimbangkan juga.
"Hei kau! " Elleis berseru karena kesal.
"Tak bisakah kau melawan aku dengan benar dan tanpa curang" ucap Revan.
kemudian Revan pun melemparkan pedang itu jauh-jauh ... sehingga pada akhirnya Elleis memilih bertarung sungguh-sungguh juga.
Blarrr!
Api menjalar kemana-mana tapi mereka tetap menghiraukannya karena ini memanglah tempat untuk perang.
Elleis mengeluarkan energi kegelapan dan mengarahkannya pada Revan.
Tapi Revan mengeluarkan api yang sangat besar dan menghalangi energi kegelapan itu.
Tapi tiba-tiba api itu malah berubah warna menjadi warna merah menyala dan kehitaman lalu Revan pun melemparkan apai itu ke arah Elleis.
Elleis yang kaget sedikit menghindar ia terkena sedikit serangan membuatnya lebih kesal lagi.
'Kenapa ... kenapa aku harus selemah ini?, padahal kekuatan kegelapan adalah yang terkuat, ternyata aku memang baru bisa menggunakan hanya setengah dari kekuatan kegelapan?, kenapa?! apakah aku memang tak bisa tetap jadi cahaya kebaikan untuk jadi lebih kuat??, jika begitu ... maka aku akan menjadi kegelapan dari sekarang! 'batin Elleis dengan sorot mata tajamnya menatap or arah Revan.
'Maaf tapi aku tak bisa membiarkanmu membalaskan dendammu padaku sekarang Elleis, karena aku harus menguak tentang penyihir hutan barat, alasan ayahmu memanfaatkanmu, dan itu semua adalah untuk mengetahui Siapakah Musuh yang sesungguhnya, jadi kau harus lebih kuat dulu' batin Revan menatap Elleis dengan sendu.
Sementara itu ... di Bukit Hutan Barat seorang wanita berjubah ungu itu menembakkan energi kegelapan yang kuat berkali-kali pada seorang pria.
Mereka adalah Wanita misterius berjubah ungu dan si Penyihir yaitu Crimstic
Mereka bertarung dengan sangat sengit tapi kemudian Crimstic mengeluarkan energi kegelapan yang besar yang membuat Wanita itu terkena serangan dan terhempas.
Wanita itu menjadi tak berdaya perlahan Crimstic pun mendekatinya dan berjongkok dengan mensejajarkan posisinya dengan wajah wanita itu yang tertutup jubah menatap dia dan wanita itu saling menatap kemudian ia berbisik pelan....
"Kau tidak akan bisa lari dari kenyataan ini ... jika kau ingin menyelamatkan dirimu dan dirinya ... mengalahkanku itu cara yang tidak mungkin dengan kondisinya yang sekarang ... karena itu, UBAHLAH DIRIMU SENDIRI" ucapnya dengan bisikan yang perlahan.
Membuat hati wanita itu terasa sakit, ia datang ke sini dengan penuh penyesalan dan berharap semuanya dapat berubah, tapi ... apalah daya jika ia sendiri tak dapat berubah?.
"Sepertinya tidak ada hal lain yang harus kulakukan jadi aku permisi, berusahalah sekuat tenaga, dan aku akan selalu menggagalkan usahamu itu.... "ucap Crimstic seraya menatap tajam dan kemudian menghilang.
Tes... tes...
Terlihat air yang menetes ke tanah
sepertinya wanita itu menangis tak berdaya....
Sementara itu ... kembali lagi di medan perang....
Para bangsawan bangkit kembali dan bersiap melawan....
Pertarungan kembali dimulai....
Tapi pada akhirnya Revan mengeluarkan serangan sehingga tanah tempat ia berpihak naik ke atas dan daerah selain itu dibanjiri lava.
Elleis pun melompat ke tanah itu dan beradu tebasan dengan Revan....
SLASH!
CLINK!
SWOOSH!
PRANG!
" Ha! "menebas Revan kembali.
" ughh! "Revan sedikit terkena tebasan.
"Arghh! "Elleis kehilangan keseimbangan dan tumbuhnya mulai jatuh kebawah.
" Tidak!,Elleis! "menangkap tangan Elleis dan menariknya.
"Lepaskan!, kenapa kau selalu saja sok peduli padaku?! " ucap Elleis dengan nada amarah yang tinggi.
"Aku tidak pernah mengharapkan kematianmu meskipun aku telah mengambil segalanya darimu Elleis! " ucap Revan dengan mata penuh kesungguhan.
"Kau tak pernah mengharapkan aku mati? ha! omong kosong!, SAAT KAU MEMBUNUH ORANG-ORAMG YANG KUSAYANGI ITU SAMA SAJA KAU TELAH MEMBUNUHKU! SAMA SAJA AKU SUDAH MATI SAAT ITU!!!, APAKAH KAU MENGERTI ITU?! " teriak Elleis dengan berlinang air mata dan mengamuk dengan serangan yang lebih cepat dan kuat.
Tiba-tiba Elleis mengambil kembali pedang Darkmoon blade yang tadi terlempar jauh disana dengan kekuatan, dia pun menancapkan pedang yang menyala itu ke tanah.
'Sepertinya itu kekuatan yang dapat meledakkan tempat ini ... kalau begitu aku tak bisa kalah disini , aku masih harus mengungkap banyak hal, cara satu-satunya adalah ... melawan dengan serangan yang sama! 'batin Revan yang diikuti dengan ia mengeluarkan pedang api yang berenergi kuat dan menancapkannya di tanah juga dan...
BOOM!
Ledakan besar telah terjadi....
Bersambung....
si elleis galau karena chelsea nih.. tapi chelsea baik juga ya ikhlasin revan ke elleis dan dia juga nyerita masa lalunya yg dark ke elleis 😊👍
biasanya pembunuh itu dipenjara 15 tahun. ini settingnya di dunia fantasy buatan kakak atau terinspirasi dari negara mana gitu?
ceritanya keren kak!! 😊👍 aku kasih hadiah 😊