Di saat fokus dengan masa hijrahnya, Damian kembali di hadapkan dengan masalah yang membuatnya harus menikahi gadis bercadar.
Damian Pangestu yang mempunyai masalalu yang buruk harus berada di tengah-tengah keluarga yang ahli agama.
Pernikahan yang tak terduga itu membuat rumah tangga Damian dan Adhiba bertahan walaupun harus menerjang hujan dan badai. Terlebih masa lalu Damian yang seorang pendosa muncul satu persatu.
Lalu bagaimana cara mereka menghadapinya?
•••••
"Jangan berharap lebih padaku Adhiba..Aku yang seorang pendosa sangat tidak pantas bersanding dengan wanita sepertimu" Damian Pangestu
"Aku tidak akan berharap lebih darimu, Tapi aku lah yang akan membuat pendosa sepertimu berharap agar lebih lama bersanding bersama wanita seperti ku.." Adhiba Azalea Ibrahimi
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pengumuman
Kembali ke kampus. Hal yang paling tidak pernah Adiba sangka adalah kejutan dari sang suami. Damian bilang, Pria itu ada urusan penting di kantor. Tapi nyatanya, Belum apa-apa pria itu datang ke kampus dan mengajar.
"Sampai dari sini paham kan?" Tanya Damian pada semua murid berada di kelasnya. Tak terkecuali Adiba juga.
Wanita itu tersenyum manis di balik cadarnya. Damian menatap Adiba dengan tatapan lekat penuh dengan cinta. Jelas saja yang di tatap tersipu malu di buatnya.
"Adiba paham kan?" Saking saltingnya Adiba sampai tidak menyadari pertanyaan dari suami dosennya itu.
"Suut.."Syifa menyenggol lengan Adiba dengan sikunya.
"Kenapa?
"Di tanya tuh sama paksu..Paham gak sama penjelasannya tadi.."Seketika Adiba mengangkat kepalanya menatap sang suami yang mengangkat sebelah alisnya.
"Adiba paham?
"Pa..paham..."Adiba kembali menunduk, Damian tersenyum tipis. Semua itu tidak luput dari tatapan Kevin yang merasa sesak di dadanya.
"Bro..Kayaknya ada yang ngincer Adiba tuh.."Bisik Randy, Salah satu teman yang duduk di samping Kevin.
"Udah, mending fokus sama pelajarannya.."Kilah Kevin mengalihkan pembicaraan. Randi menjadi heran dengan sikap Kevin akhir-akhir ini.
"Suut..."Willy menepuk pundak Randi dari belakang, Pemuda itu menoleh.
",Kenapa sih dia?
",Gak tahu gue.. "Willy mengangkatnya bahunya masa bodo..Bukan hanya Kevin yang melihat tatapan aneh Damian terhadap Adiba., Erika pun merasakan hal yang aneh.
"Kenapa tatapan pak Damian beda gak seperti biasanya.. Curiga ada sesuatu..Kalau memang iya. Wah akan ada kabar baru nih..
Seketika rencana licik muncul di otaknya. Sepertinya Erika punya rencana untuk mempermalukan Adiba. Itupun jika semua berhasil jika tidak? Entah apa yang akan terjadi.
Tok tok..
Salah satu dosen mengetuk pintu kelas. Damian tersenyum dan membukakan pintu untuk pak Awan.
"Assalamualaikum pak Damian..
"Waalaikum salam..."Damian di minta Pak Awan untuk keluar sebentar saja. Damian pun mengangguk mengiyakan. Keduanya berhadapan saling bicara sebentar sebelum akhirnya pak Awan pamit kembali.
Damian Masuk. Pria berusia hampir tiga puluh empat tahun itu duduk di kursi.
Senyap! Tidak ada pembicaraan saat Damian yang mengajar. Para mahasiswa dan mahasiswi fokus dengan soal yang Damian berikan.
Kevin diam-diam melirik Adiba yang fokus mengerjakan soal. Sesekali juga Kevin melirik Damian yang tak pernah mengalihkan tatapannya terhadap Adiba. Andai, Kevin tidak tahu tentang status mereka. Sudah pasti Kevin akan melabrak Damian. Tapi Kevin tahu, Mereka adalah sepasang suami dan istri. Mau melabrak pun juga rasanya percuma, hanya cari malu.
Lima puluh menit, Durasi paling lama yang di ambil Damian mengisi kelas itu. Sebenarnya Damian bisa menambah durasinya lebih lama lagi. Namun, sepertinya para muridnya banyak yang telah menyelesaikan tugas yang ia berikan.
"Setelah pelajaran ini, Kalian semua berkumpul di Auditorium.."Hanya itu yang Damian ucapkan selebihnya tidak ada. Walaupun suaranya tampak datar dan dingin, Damian masih bisa tersenyum untuk sang istri. Begitupun dengan Adiba yang ikut membalas senyuman itu.
"Cie..cie.. ada yang lagi berbunga-bunga nih.."Goda Syifa hingga Adiba tersipu malu di buatnya.
"Apaan sih..
"Yaudah yuk, Kita keluar aja. Bentar lagi kita kumpul loh di Auditorium..
"Ya udah ayo..
Seperginya Adiba dan Syifa, Erika dan kedua temannya masih berada si kelas.
"Kalian ngerasa gak sih, Kalau sikap pak Damian tuh agak lain sama si ninja itu..",Bella kembali duduk di atas kursi sembari melipat kakinya di atas kaki yang lain.
"Kalo dari gelagatnya sih? Mereka emang ada sesuatu...
"Nah kan!! Bukan cuma gue doang dong yang ngerasa gitu."Sahut Karin. "Dan asal kalian tahu aja ya.. Tadi pagi, Gue juga lihat si Ninja keluar dari salah satu mobil mewah. Dan kayaknya tuh mobil gak asing deh.. ",Lanjut Karin lagi.
",Gimana kalau kita ikutin aja dia.. Gue yakin seratus persen ya, Si Adiba tuh cuma luarnya aja yang tertutup..Dalamnya ma sama aja di obral. Kalian cari tahu, Ada hubungan apa si ninja itu sama pak Damian. Kalau memang mereka ada sesuatu..Kita sebarin biar semua orang tahu kalau dia tuh bukan cewe baik-baik.."Erika tersenyum licik. Ia yakin rencana ini pasti akan berhasil nanti. Dan Erika akan tunjukkan kepada Kevin kalau Adiba memang wanita yang murahan tidak pantas di cintai pemuda tampan seperti Kevin. Hanya dia yang pantas. Ya! Hanya dia..
.
.
.
"Hay Ryan..."Syifa duduk tepat di depan Ryan sembari membawa nampan yang berisikan satu mangkok bakso dan satu gelas es teh.
Pemuda yang bernama Ryan itu memutar bola matanya malas. Ia paling tidak suka dengan gadis seperti Syifa ini. Selalu saja mengganggu dan selalu mengikutinya.
"Bebeb Ryan makan apa? Aku suapin yah.."Ryan tidak merespon. Syifa hanya bisa menghela nafas panjang. Pemuda yang satu ini memang sangat sulit untuk di dekati.
"Bebeb Ryan kenapa sih? Gak suka ya Cipa kesini.. ?" Syifa tatap mata biru itu sambil mengedip-ngedipkan matanya.
Ryan mendengus, Pemuda itu langsung pergi begitu saja dan tak peduli lagi dengan Syifa yang mulai mencebikkan bibir.
"Dudududu... Kasihan banget sih.. Ngejar-ngejar tapi gak di gubris.."Ejek Erika membuat Syifa sangat kesal dengan raut wajah mengejek gadis yang menyebalkan itu.
"Biasalah Er.. Namanya juga gak laku.."Sahut Bella di Sahuti tertawa oleh mereka.
"Kok kayak ada yang ngomong ya? Tapi kok gak ada orangnya? Apa jangan-jangan yang ngomong tadi si jin selokan lagi.. hiii jadi takut..."
"Heh!! lo nyamain gue sama jin?" Ucap Erika tak terima.
"Yang ngapain lo jin siapa sih? Emang gue nyebut nama lo? Enggak kan? Tapi ya, Kalo lo ngerasa yaudah.. Emang cocok kok.. Kalo andai ada pemilihan antara Jin sama lo?.Kayaknya gue bingung.. Sama soalnya.."Erika menggebrak meja Syifa hingga bakso yang hampir gadis itu santap tumpah sebagian. Syifa menatap tajam Erika yang melotot.
"Kenapa? Gak suka?" Tantang Erika dengan berkacak pinggang.
Byyuuurr...
"Aaaaaaa panas..Panas..."Erika langsung berteriak saat Syifa menyiramkan bakso yang masih ada di mangkok ke kepala Erika.
"Panas ya..Nih biar adem.."Tak tanggung-tanggung Syifa juga menyiramkan satu gelas es teh itu kepala Erika.
"Tuh! Makan tuh bakso.."Kedua temannya Erika hendak menyerang Syifa namun sebelum itu gadis tersebut menendang lutut Bella dan Karin membuat keduanya berteriak.
"Lo jua gue beli!!"Syifa segera menyingkir dan pergi dari sana.
"Awas lo ya..Tunggu aja balasan gue!!" Pekik Erika merasa kesal. Dia menoleh kesana kemari begitu banyak teman-teman yang lainnya menertawakannya.
"Ini gue gimana?
"Udah, Sekarang kita ke toilet buat bersihin ini.. Tuh liat anak-anak banyak yang udah kumpul. Katanya bakalan ada pengumuman di Auditorium..
Dengan cepat merekapun membantu Erika bersih-bersih. Beruntung mereka tidak terlambat datang. Baru saja duduk, Sebuah pengumuman atau pengakuan dari salah satu Dosen membuat mereka syok seketika.
"Gak mungkin kan??
.
.
.
Tbc
.... Othor belum bisa ul efektif ya.. Karena tubuh Othor belum terlalu fit. Tapi klo udh bener2 sehat akan efektif kembali seperti semula..
semangat untuk berkarya kembali..
btul2 gk ad bonschap ny kah thor. satu bab az pn jdi. 😁
alfatihah untk suamiku