NovelToon NovelToon
Jadi Kedua? Hayu!

Jadi Kedua? Hayu!

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Poligami / CEO / Selingkuh / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:6.2k
Nilai: 5
Nama Author: El Nurcahyani

Sinopsis:

Zayden Levano, pewaris perusahaan besar, dihadapkan pada permintaan tak terduga dari kakeknya, Abraham Levano. Sang kakek memintanya untuk mencari Elara, seorang gadis yang kini bekerja sebagai wanita penghibur di klub malam. Keluarga Zayden memiliki hutang budi kepada keluarga Elara, dan Abraham percaya bahwa Elara berada dalam bahaya besar karena persaingan bisnis yang kejam.

Permintaan ini semakin rumit ketika Abraham menuntut Zayden untuk menikahi Elara demi melindungi dan menjaga warisan keluarga mereka. Di tengah kebingungan dan pertarungan moralnya, Zayden juga harus menghadapi kenyataan pahit bahwa istrinya, Laura, mengandung anak yang bukan darah dagingnya. Kini, Zayden terjebak antara tanggung jawab keluarga, cinta yang telah retak, dan masa depan seorang gadis yang hidupnya bergantung padanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Nurcahyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gara-gara Ciuman

Bab 11

"Iya Mbak," sahut Pak Sobri.

Terdengar dari percakapan Pak Sobri dan Laura, sepertinya ada kesalahan. Pak Sobri ditegur karena tidak mengantar Zayden pulang. Laura memang sangat protektif pada Zayden.

"Iya Nyonya, lain kali saya tidak akan ceroboh." Pak Sobri menutup telepon, setelah diakhiri dari sebrang.

"Kenapa Pak? Dimarahi istri Tuan?" tanya Elara. Bukan maksud ingin tahu, tapi sekedar basa-basi.

"Enggak Mbak. Udah biasa, kesalahan kecil."

Elara diam, tidak merespons ucapan Pak Sobri yang terakhir. Dia hanya mengangguk-angguk seperti orang paham, dan seakan Pak Sobri melihat anggukannya.

Elara kembali teringat hal bodoh. Baru saja situasinya normal, dia tidak terganggu oleh rasa tidak nyaman, malu, karena ciuman tadi. Eh, malah sekarang merasa gak jelas perasaan lagi.

Gak kebayang betapa memalukannya tadi, andai Elara bisa melihat dirinya sendiri. Yang dia ingat hanya ingin segera pergi dari hadapan Zayden, yang seakan-akan dia terpenjara dengan rasa malu yang begitu besar.

 "Em... Pak, gak jadi ke supermarket. Cari tempat makan yang masih buka."

 "Baik, Mbak."

 Malam ini memang rencananya Elara akan tidur di apartemen Zayden setelah mereka berdua membahas segala hal tentang persiapan pernikahan. Namun, karena tragedi barusan, Elara malah gugup dan meninggalkan apartemen. Harusnya Zayden yang pergi, pulang ke rumah. Bukan Elara yang pergi begitu saja dari apartemen.

"Oh ya, Pak. Sekalian ke supermarket aja." Tiba-tiba Elara mengubah perintahnya lagi.

Pak Sobri jadi bingung. Perintah mana yang benar. "Em, maaf Mbak. Jadi kita ini ke dua tempat ya? Ke supermarket dan cari untuk makan malam?"

"Iya Pak, benar."

Pal Sobri manggut-manggut tanda mengerti.

'Haduh ... lagi-lagi bikin malu,' batin Elara. Dia merasa bicara pun jadi gak jelas, ngaler ngidul. Buktinya Pak Sobri juga kebingungan.

 ***

Di rumah Zayden

 "Hah... dasar bocil, jam segini mana ada salon buka," gumam Zayden.

 Dia juga sebenarnya merasa lucu dengan kejadian barusan. Benar-benar membuat keduanya kehilangan akal karena perasaan campur aduk. Namun, Zayden tetaplah Zayden, CEO yang harus jaga wibawa.

Zayden masih dalam perjalanan pulang, dia mengendarai mobilnya sendiri.

###

Sementara itu, di rumah Bu Nira, suasana tegang mengisi ruangan. Paman Jajang berdiri di depan Bu Nira dengan ekspresi tidak sabar. Dia datang malam-malam, sengaja.

 “Mbak Nira, berikan aku uang 20 juta itu!” tegasnya, suara penuh tekanan.

 Bu Nira menatap Jajang dengan kesedihan di matanya. “Jajang, pernikahan Elara belum terjadi. Mengapa kau memaksaku seperti ini?”

 “Jangan bilang padaku kau tidak punya uang sebanyak itu! Aku tahu kau memiliki uang dari Elara. Jangan sekali pun kau coba mempermainkanku!” serunya, suaranya semakin tinggi, mencerminkan rasa frustrasi yang mendalam.

 “Jajang, aku tidak akan memberimu uang itu sebelum pernikahan berlangsung. Bagaimana jika pernikahannya batal?”

 Bu Nira mencoba menjelaskan, namun Jajang tak memberi ruang untuk penjelasan. Dia tetap berkeras, mempermainkan nada dan menatap tajam, seolah ingin menyakinkan Bu Nira bahwa dia tidak akan berhenti sampai mendapatkan apa yang diinginkannya.

 Perdebatan berlarut-larut hingga Jajang membuat Bu Nira merasa terjepit. Dia tak ingin mengkonfrontasi adik yang seharusnya bisa diandalkan, jadi dalam keputusasaan, dia akhirnya mengeluarkan dua juta yang tadi diberikan Elara.

 “Baiklah, ini uang dua juta. Terima untuk panjar, dan kita selesaikan ini dengan baik,” katanya, menyodorkan amplop itu.

 Jajang mengambil amplop tersebut, namun raut wajahnya menunjukkan ketidakpuasan.

  “Ini bukan jumlah yang layak. Kau seharusnya tahu harga diriku,” ujarnya, membalikkan badan dengan rasa marah yang belum sepenuhnya sirna. Meskipun uang itu menenangkan Jajang sementara, Bu Nira tahu ini bukan akhir dari masalah.

 ###

 Sementara itu, di kediaman Levano, Laura, istri Zayden, merasa ada yang aneh dengan sikap suaminya. Zayden pulang ke rumah dengan wajah yang berbeda, seolah ada yang mengganggu pikirannya. Laura mengikuti Zayden ke kamar mereka, di mana dia bisa merasakan ada sesuatu yang disembunyikan.

Namun, sebelum itu, Laura sudah meminta Mbak untuk membuatkan teh. Hingga Laura menyusul Zayden dengan cangkir teh di tangan.

"Sayang, ini teh nya. Lain, kali jangan memaksakan pulang sendiri. Kamu terlalu capek untuk menyetir," ucap Laura, sambil membuka jas suaminya.

Zayden pun menyeruput teh hangat tersebut. "Ah ... gak usah sok peduli. Aku bukan anak kecil," ucapnya. Dia menepis tangan Laura yang akan membuka kancing bajunya.

Zayden menaruh gelas bekas dirinya minum. Kemudian dia merebahkan diri di kursi santai.

 “Zayden, ada apa? Kamu terlihat tidak seperti biasanya."

 "Maksudnya? Tidak seperti biasanya bagaimana?"

 "Kamu pulang malam. Biasanya kalau urusan kantor sampai malam, kau tidur di apartemen. Pakaianmu sudah ganti juga." Laura menginterogasi penuh curiga.

 "Seperti ini saja, kau bahas."

 "Jelas aku bahas, ini sesuatu yang tidak biasa."

 Zayden malas merespon, dia langsung ke kamar mandi untuk membersihkan badan kemudian pergi tidur, rencananya. Namun, setelah dari kamar mandi, dia ditodong tuduhan oleh Laura.

 "Apa kau selingkuh?” Laura mencoba bersikap tenang, namun nada suaranya menunjukkan ketegangan. Dia mengendus baju suaminya, berharap mendapatkan jejak yang bisa menjelaskan perubahan sikapnya.

 Zayden terkejut. “Apa yang kau bicarakan? Kenapa kau berpikir yang terburuk tentangku?” jawabnya, nada suaranya meningkat, terkesan marah.

 Laura berusaha mengendalikan emosinya. “Karena aku melihat ada yang berbeda. Memangnya aku tidak memperhatikan semalam ini? Apa kau memiliki hubungan dengan wanita lain? Mengapa kamu menjadi begitu tertutup?”

 Pertengkaran kecil tak terhindarkan, dengan Zayden merasa terusik oleh sikap posesif Laura. “Kau seharusnya percaya padaku, Laura. Kita sedang menunggu bayi, dan aku akan membiayainya, meskipun aku tidak tahu siapa ayahnya. Kenapa kau terus mengusikku dengan kecurigaan?”

 Laura menghela napas, berusaha tenang. “Aku hanya ingin tahu apa yang terjadi denganmu. Jika ada sesuatu yang salah, lebih baik kita bicarakan daripada mendiamkannya. Dan jangan selalu mencurigai bayi ini, dia tidak bersalah."

 "Iya. Karena yang melakukan salah, mamanya."

 "Zayden? Kau!"

 Zayden merasakan perasaan marah dan bingung bercampur. Dia ingin bersikap biasa saja, tapi tidak bisa. Zayden tidak suka dengan pengkhianatan.

 Sementara suasana semakin tegang, Laura menatap Zayden dengan tatapan penuh harapan. “Kau harus ingat, kita harus saling mendukung. Ini bukan hanya tentang kita, tapi juga tentang bayi kita.”

 "Bayi kita? Argh ..." Zayden melenguh, dia malas membahas bayi yang tidak jelas asal usulnya. Dia langsung tidur, dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya.

 Percakapan mereka terhenti, menyisakan kesunyian yang menegangkan. Keduanya saling menyelami pikiran masing-masing. Zayden dengan tujuannya menikah Elara dan Laura dengan kecurigaannya pada Zayden.

###

 Di sisi lain, Elara sudah di apartemen Zayden, pikirannya masih terpaut pada ciuman yang telah mengubah segalanya. Baru saja tadi, tapi ia merindukan momen itu. Apakah memang sesungguhnya perasaan rindu? Atau hal lain?

 Bersambung....

1
Nur Adam
lnju
Nur Adam
lnjut
Nur Adam
lnju
Senja Kelabu: Mampir dipunyaku juga, Kak. Genre roman komedi.

SUAMIKU GURU GALAK

mampir ya, Kak
El Nurcahyani -> IG/FB ✔️: thx udah mampir
total 2 replies
Anto D Cotto
.menarik
Anto D Cotto
lanjut, crazy up thor
🐜SixNine: Wah, akhirnya up novel baru, nih🥳
Anto D Cotto: ok, seep 👍👌
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!