Matilda seorang anak gadis yang di kehidupan nya harus menerima kalau kedua orang tua nya bercerai.
Matilda memilih untuk tinggal bersama ayahnya dan pergi Keluar kota, selama pelarian nya Matilda memupuk rencana dendam ke seseorang yang membuat orang tuanya berpisah.
Saat dia kembali ke kota itu, Matilda mendapatkan kekasih yang dimana orang itu adalah pelaku yang membuat orang tua nya berpisah.
Beberapa polemik hadir hingga membuat Matilda merasakan jatuh cinta kepada nya.
Bagaimana Matilda menjalani hubungan percintaan dengan seseorang yang selama ini dia targetkan dalam rencana dendamnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon QUEENS RIA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30 - Dua Sejoli
Di jaman yang sekarang kata i love you tidak mempan, maka i transfer you yang akan menjadi solusi.
Itulah mengapa Apit langsung membawa Ayah dan Anak ini ke sebuah apartemen nya pada tengah malam hari tadi.
Kebetulan sang ayah masih belum tidur, Apit langsung membicarakan tentang kondisi Pak Burhan yang datang membawa koper besar yang berisi baju, barang dan dokumen berharga nya.
Setelah memahami kondisi, Pak Erik langsung memberinya sebuah unit apartemen secara gratis.
Sungguh orang yang sangat bijaksana membuat Pak Burhan tidak tau harus berterima kasih dengan cara seperti apa.
Pak Erik juga mengajak Pak Burhan untuk bergabung di perusahaan nya karena penjelasan singkat mengenai keahlian nya.
Kebetulan perusahaan itu sedang membutuhkan orang untuk menutup posisi yang kosong.
Malam sudah semakin larut, jam juga sudah menunjukkan pukul 00.30. Apit langsung membawa Pak Burhan dan Matilda untuk pergi ke kamar 401 di lantai 4 yang sudah di berikan oleh Pak Erik.
**
Di hari Minggu pagi yang cerah, Apit menerima duit 300 ribu dari Pak Burhan secara tiba-tiba.
"Hehehe makasih um" Kata Apit sambil mengipas-ngipas lehernya pakai uang.
Matilda mengeras rahang langsung mencubit pinggang nya "lu matre anjing, padahal bokap lu sudah memberi kamar gratis dengan senang hati"
"Pokok nya bokap lu, wajib ngasih gue 300 ribu tiap bulan nya, besok bokap lu juga sudah mulai kerja di kantor papah gue yang ada di lantai dasar apartemen" Kata Apit.
"Biarin aja Matilda, tanpa Apit papah gak bakal ada disini" Tukas Pak Burhan.
"Oh iya nak Apit, um sekali lagi mau bilang terima kasih, sudah mau usahakan um kerja di perusahaan papah kamu" Sambung Pak Burhan.
"Sama-sama um" Kata Apit.
"Oh iya um, omong-omong um sekarang sudah merestui hubungan Apit dengan Matilda kan" Sambung Apit berbicara.
Pak Burhan mengangguk "Iya Apit, tolong jaga anak um ya"
"Makasih um, sekali lagi Apit juga minta maaf banget, dulu waktu smp apit nakal nya minta ampun" Kata Apit.
"Haduh drama nya udahin dong, kapan kita beli sarapan pagi" Tukas Matilda.
Baru saja Matilda berbicara, sudah terdengar suara ketukan pintu di kamarnya Pak Burhan.
Tok.. Tok..
Pak Burhan langsung menoleh, lalu berdiri untuk membuka kan pintu.
Ceklek!
Baru saja Matilda menyudahi drama singkat dari Apit dan ayah nya, sekarang dia melihat drama dari kedua orang tua kandungnya.
"M..mas Burhan kenapa bisa ada di apartemen?" Kata Bu Riana.
"Riana" Kata Pak Burhan.
Pak Burhan menoleh ke arah Apit "Apit apa kamu ga bilang ke Bu Riana?" Kata Pak Burhan.
"Hehehe enggak om, malem tadi ibu sudah tidur, ga enak kalau di bangunin" Kata Apit dengan nyengir kudanya.
"Kenapa mas?" Kata Bu Riana.
"Mas sudah dipecat dari kerjaan nya Pak Samsul, karena alasan mau ada proyek baru di bagian arsitek, mas juga datang kesini karena di cegah sama Apit yang mau pindah kota" Kata Pak Burhan.
"Eh, jadi rumah besar itu fasilitas kantor? bukan rumah pribadi?" Tanya Bu Riana.
"Iya betul, makanya saya keras ke Matilda untuk menambah gaji saya naik di perusahaan Pak Samsul" Kata Pak Burhan.
"STOP DRAMA, SAYA LAPER!" Kata Matilda yang sudah menahan laparnya dari tadi.
"Oh ya maaf nak, ibu bawa makanan buat kamu" Kata Bu Riana.
Sebelum Bu Riana memberi bungkus makanan, Apit lebih dulu berpamitan untuk mengajak nya keluar apartemen.
Kebetulan hari ini adalah hari Minggu, Apit langsung membawa Matilda untuk mengisi waktu libur dengan menonton bioskop.
"Woy Limbad! Dadakan banget sih lu ngajak gue keluar" Omel Matilda.
"Biarin orang tua kamu berbicara empat mata sayang, ga enak kalau kita ada disana, sorry ya" Kata Apit.
"Mayan 300 ribu dari bokap lu buat modal kita nikah nanti" Sambungnya.
"Hah — Nikah?" Matilda membeo.
"Iya, lu mau kan nikah sama gue?" Kata Apit.
Matilda menghela nafas dan membekap leher Apit dengan rangkulan kerasnya "BURU ANYING GUE LAPER! GA TAU ORANG LAGI LAPER APA, BABI" Sarkas Matilda.
"Hahaha gue lupa Mpok, ayo" Kata Apit langsung menggandeng pergelangan tangan nya matilda.
5 menit kemudian sampai di restoran bento yang ada di sebuah mall jakarta selatan.
Apit terus menggandeng tangan Matilda saat sudah di kasir untuk memesan makanan.
"Halus banget si telapak tangan kamu" Kata Apit.
Matilda sedikit geli lalu melepas tangan nya secara kasar "Malah di raba-raba"
"Gue tunggu di meja nomor 03" Sambungnya berbicara.
15 menit setelah masakan itu matang dan dibawa salah satu karyawan restoran, karena perawakan karyawan itu menarik, Apit langsung mengomentari nya.
"Mas ganteng, keren mirip Aril Noah" Kata Apit mengacungkan jari jempolnya.
"Makasih mas" Jawab Pelayan itu sembari menatap makanan di meja.
Matilda mengerut kening dan ikut mengomentari dengan mulut pedas khas nya.
"Mas kok mirip emot kepala batu ya" Kata Matilda.
Tiba-tiba Apit merapatkan bibir karena menahan ketawa "Heh jangan gitu, gue hampir ngakak anying" Desisnya.
Pelayan itu menggeleng kepala dengan raut wajah sebal dan berpamitan meninggalkan Mereka.
"Aaaa" Kata apit melayangkan sendok nya ke depan mulut Matilda.
"Ngapain sih beb" Kata Matilda.
"Buka mulutnya aja, aaaa" Kata Apit.
Matilda membuka mulut dan apit memberi suapan romantis untuknya.
"Gimana rasanya ciuman tak langsung" Kata Apit.
"Heleh, pengen banget ciuman bibir ya sama gue" Kata Matilda.
"Boleh nih" Kata Apit.
Matilda mengalihkan pembicaraan "Habisin cepat, film nya mau dimulai" Kata Matilda.
Pukul 11.15 Pintu ruangan bioskop itu telah terbuka sangat lebar, Matilda masuk bersama Apit.
Disini mereka menonton film romantis yang tidak ada jumpscare yang membuat Matilda ketakutan.
Mereka menikmati sampai film itu selesai, setelah itu apit membawa Matilda untuk berbelanja baju dan makeup.
Karena permintaan singkat ke ayahnya setelah lulus nanti membantu perusahaan ayahnya sambil mempunyai seorang istri.
Ya, Apit sudah memantapkan hatinya untuk menikah dengan Matilda nanti.
Apit berjongkok menekuk satu kaki, lalu membuka kotak cincin tepat di hadapan Matilda saat keluar dari pintu bioskop.
WILL YOU MARRY ME
JADE ( Who Stole My Virginity )