Perjalanan kisah dari anak Patriak Klan Ning yang bernama Ning Wie dalam menempuh kultivasi menjadi kultivator terhebat di Kerajaan Jing di benua Biru.
Di bantu dengan dua Spirit yang telah menjadi patnernya yaitu Spirit Pheonix Api dan Spirit Pheonix Es yang tinggal di lautan Spiritualnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wiwiek, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chap 28
Ning Wie menjeda waktu ceritanya dengan mengambil seguci air minum dari dalam tas penyimpanan nya. Dan langsung meminumnya hingga habis. Kemudian Ia melanjutkan lagi ceritanya di mulai saat dia terhempas akibat gunung meletus dan terdampar di kawasan yang sedang terjadi peristiwa alam yaitu badai salju.
Ning Wie juga menceritakan dirinya yang terjatuh dalam gua es kemudian mendapatkan benih Spirit Pheonix Es dan juga mendapat hadiah Kristal Es Abadi.
Ning Ling dan Ning Bing beberapa kali berdecak saat Ning Wie bercerita. Mereka pun akhirnya tahu ke mana saat Putri tunggal kesayangannya menghilang tidak terlihat dalam layar formasi Virsus.
Mereka berdua tidak menyangka kalau Ning Wie bisa mendapatkan dua Spirit Burung Pheonix yaitu Api dan Es. Spirit yang langkah dan memiliki kedudukan yang tinggi.
Karena api dan es, Itu berarti elemen yang di kuasai Ning Wie saling berlawanan. Dan dapat dipastikan juga kalau kekuatan elemen es jauh di atas elemen api karena adanya kristal Es Abadi.
"Wie'er kamu harus merahasiakan tentang Spirit Pheonix Es apa lagi tentang kristal es Abadi. Tidak boleh ada orang yang tahu. Itu sangat berbahaya. Kau belum cukup mampu untuk membela dirimu sendiri."
"Biarlah semua orang hanya tahu kamu memiliki Spirit Pheonix Api Merah saja!"
Ning Ling dan Ning Bing menasehati dan mengingatkan putri tunggalnya itu. Sebagai orang tua jelaslah mereka mengkwatirkan selamatan anaknya itu. Dan tentu saja Ning Wie pun menyadari resiko dan bahaya bila sampai hal ini orang lain tahu. Nyawa nya yang akan terancam dan dirinya pastilah akan menjadi target buruhan. Kebebasan nya jelas akan terkekang.
Patriak Ning Bing segera mengajak Ning Ling dan Ning Wie bergabung bersama dengan semua anggota Klan Ning nya. Dan tentu saja kedua orang itu setuju. Mereka juga ingin bersenang - senang sama dengan yang lain.
Begitu Ning Sun melihat keponakannya muncul bersama kedua orang tuanya. Ning Sun langsung mendekat dan meraih bocah kecil cantik itu masuk dalam dekapannya.
" Wie'er kau telah kembali! Syukurlah..!" Melerai dekapannya dan menelisik kondisi bocah yang ada di depannya. "Kau buat Bibi mu ini kuatir saja!"
Kembalinya Ning Wie bukan hanya membuat kedua orang tuanya senang tapi juga paman, bibi dan sepupunya bahkan sebagian dari anggota Klan Ning juga ikut senang.
Ning Shin adik Patriak Ning berucap, "Ohh.. Wie'er syukurlah kau baik-baik saja!"
"Syukurlah Wie'er kembali dalam keadaan utuh tidak kurang suatu apa pun!" Ucap Ketua Agung Ning Long adik ipar dari Patriak Ning.
Panutua 1 berbicara. "Akhirnya! Hehe... Yang di nanti dan harapkan sudah kembali. Uhh... Plong rasanya!" Lelaki itu senang ponakannya kembali dalam keadaan selamat dan dalam kondisi sempurna.
"Baguslah! Semuanya lengap. Saatnya perayaan sesungguhnya... Haha."
"Emm... Wie' er baik koq, Bi! Seperti yang di lihat!" Jawab Ning Wie sambil tersenyum manis.
"Syukurlah! Bibi sempat takut saat kamu tidak juga nongol begitu lama. Tetapi..., kelihatannya ketakutan bibi ternyata tidak beralasan ya!"
Ning Wie hanya tersenyum simpul. Ia tidak tahu harus berkata apa. Karena apa yang dia alaminya itu akan menjadi rahasia cukup kedua orang tuanya saja yang tahu. Untungnya suara sepupu nya memanggil telah membantu dirinya.
"Saudari Wie'eeer, Ayo sini.., gabung bersama kami!"
"Ehh... Iya! Sebentar .." Ning Wie menjawab pangilan Ning Siang.
"Bibi maaf! Aku ke sana! Mereka memanggil." Secepat kilat Ning Wie meninggalkan sisi Ning Sun. Bocah itu berjalan cepat ke tempat Ning Siang dan teman- temannya.
Pada saat itulah Patriak Ning Bing mulai mengeluarkan beberapa guci Arak terbaik yang dimilikinya dari cincin spesial nya atau lebih di kenal lagi dengan nama cincin ruang.
Begitu melihat arak yang dikeluarkan oleh Patriak Ning Bing, semua orang langsung bersemangat dan senang. Karena arak yang di berikan Patriak itu harganya cukup mahal dan sukar di dapat.
"Wah... Arak Wie Tihpu. Bagus - bagus! Ini baru benar- benar perayaan!"
"Haha... Arak Batto Garse juga ada! Luar biasa..Patriak, hehe ..., jangan sungkan kalau ada lagi araknya!"
Arak Wie Tihpu adalah arak yang terbuat dari berbagai macam buah yang terfermentasi selama lima puluh tahun. Dan merupakan arak kalangan bangsawan. Satu guci arak kecil seharga sepuluh koin emas.
Sedangkan Arak Batto Garse yaitu arak obat yang terbuat dari puluhan sumber daya yang di ekstrak. Harga satu guci arak ini sekitar lima belas koin emas.
Tidak kalah sama suaminya Ning Ling juga meluapkan kebahagian atas keberhasilan anaknya mendapat Spirit. Dan terutama putri tunggalnya itu kembali dengan selamat.
Ning Ling mengeluarkan banyak makanan dari dalam cincin ruang nya. Makanan yang sudah dipersiapkannya dari awal. Antara lain Ayam bakar pedas manis. Bakpow, Dim sum , Tanghulu, Kue Keranjang, dan Tahu Busuk.
Apa yang dilakukan oleh Ning Bing dan Ning Ling juga di ikuti juga oleh Ning Long, Ning Sun, Ning Shin, Ning Sang, Ning Pu dan Ning Heini. Juga beberapa orang dari Klan Ning cabang.
Semua makanan dan minuman itu disajikankan untuk dinikmati semua anggota Klan Ning yang masih ada di pelataran Paviliun Spirit.
"Saudari Siang'er selamat! Saudari Lia'er selamat! Aih.. Kita sama -sama telah jadi kultivator. Emm .. Selamat juga untuk kalian semua."
Itulah perkataan yang di ucapkan oleh Ning Wie ketika berbaur dengan para generasi muda Klan Ning.
" Hehe... Terima kasih. Selamat juga untukmu." Jawab mereka bersamaan.
"Ai.. Ai... Ai... Saudari Ning Wie!" Ning Siang nyeletuk agak keras. "Aku bisa jadi partner kamu berlatih! Kita pasti cocok! Hehe.., karena kita berdua sama- sama memiliki elemen api."
"Ck, Bukan hanya kamu yang bisa! Semua yang ada di sini juga bisa." Sarkas Ning Lia dengan tatapan permusuhan.
"Ohya, Ning Wie. Kemana kamu tadi? Kenapa kau baru bergabung bersama kami?"
"Ehh... Itu! Hehe...Kar--------"
Ning Wie baru saja mau memberi jawaban tetapi sudah terpotong oleh perkataan Ning Lia.
"Apanya Bergabung? Ihh.. orangnya saja baru tiba! Untung kembali baik- baik saja."
" Apaaa? Koq bisa? Bukannya Ning Wie sudah mendapatkan Spirit lebih dulu dariku!"
"Hai bagaimana mungkin....? Jangan Bohong kamu!"
"Ck, dikasih tahu ngeyel! Dasar...." Sewot Ning Lia.
Mereka semua kini menatap penasaran kepada Ning Wie. Bocah itu pun berkata. "Entalah! Emm... aku juga tak mengerti. Yang jelas setelah dapat Spirit Pheonix Api aku langsung di kirim kembali. Hanya saja perjalanannya teramat lama, tidak seperti saat di kirim ke alam nya para Spirit gitu."
" OOHHH...." Ucap mereka serempak seperti di komando.
Ning Wie tersenyum puas mereka percaya begitu saja apa yang di katakan olehnya. Lagian Ning Wie juga terpaksa melakukannya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...