NovelToon NovelToon
9 MONTHS (Perjanjian Pernikahan)

9 MONTHS (Perjanjian Pernikahan)

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:8.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Nuri terpaksa menerima perjanjian pernikahan 9 bulan yang ditawarkan Sabda, kerena Dennis, pria yang menghamilinya meninggal dunia. Sabda adalah kakak Dennis dan sudah memiliki istri. 9 bulan itu menjadi masa yang sulit bagi Nuri karena dia selalu mendapatkan intimidasi dari mertuanya dan istri pertama Sabda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22

Malam ini, Sabda tak bisa tidur. Entah kenapa, dia sangat kepikiran dengan Fasya. Dia merindukan istrinya yang tadi pagi berangkat ke Singapura. Tadi sore Fasya sempat menghubungi sebentar. Tapi malam ini, ponsel wanita itu tak aktif. Sedang nomor telepon kedua mertuanya, juga sama sama tak aktif.

Entah apa yang terjadi dengan mereka. Sabda merasa sedikit janggal. Dulu saat Fasya telepon orang tuanya, Sabda pasti diajak ikut mengobrol, entah hanya untuk saling bertukar kabar, atau hanya basa basi. Tapi sekarang, sudah sekitar 4 bulan, dia sama sekali tak pernah berbincang dengan papa Fasya. Sedang mamanya, hanya pernah sekali, itupun sekitar 2 bulan yang lalu.

"Mungkinkah mereka kecewa padaku karena aku menikah lagi?" Gumam Sabda sambil memijit pelipisnya.

Tak kunjung bisa tidur, Sabda keluar kamar. Merasa perutnya lapar, dia menuju dapur untuk mencari makanan. Hanya ada roti didapur, tapi itu sama sekali tak membuatnya berselera. Dia lebih memilih mengambil apel yang tersimpan didalam kulkas.

Nuri yang kebetulan ingin buang air kecil, terjingkat kaget melihat Sabda muncul dari dapur sambil menggigit apel. Awalnya dia pikir hantu yang muncul dari dapur yang gelap karena Sabda baru saja mematikan lampu.

"Kak Sabda, ngagetin aja." Ujar Nuri sambil memegangi dadanya.

"Kamu mau kemana malam-malam begini?" Sabda mengerutkan kening.

"Buang air."

Sabda baru ingat jika kamar pembantu tak ada fasilitas kamar mandi didalam. Mereka semua menggunakan kamar mandi yang sama, yang berada didapur.

Sabda kembali menyalakan lampu yang baru saja dia matikan. Sementara Nuri, dia berjalan cepat menuju toilet karena sudah tidak tahan. Keluar dari toilet, dia melihat Sabda duduk dikursi yang berada didapur. Dia pikir pria itu sudah pergi.

"Lebih baik kamu pindah kekamar tamu saja. Aku pernah baca artikel, jika wanita yang hamil tua sering buang air kecil. Aku tak mau kamu kerepotan karena harus bolak balik kedapur."

"Jarak kamarku dengan dapur tak terlalu jauh, jadi tak masalah." Nuri sudah merasa nyaman dengan kamar itu. Selain itu, dia malas kalau harus berdebat masalah kamar lagi dengan Yulia. "Tumben Kakak kedapur tengah malam?"

"Aku lapar." Ujar Sabda sambil menunjukkan apel ditanganya yang tinggal separuh.

"Emang apel bisa bikin kenyang?"

"Kenyang, sangat kenyang malahan. Kalau makannya habis sekilo."

Nuri langsung tergelak mendengar candaan garing Sabda. Tiba-tiba, dia terfikirkan ide untuk memasakkan Sabda sesuatu. Nuri berjalan menuju kulkas, membukanya untuk melihat ada bahan makanan apa saja yang bisa dia masak.

"Kamu juga lapar?" Sabda pikir, Nuri membuka kulkas untuk mencari makanan.

Nuri menggelengkan kepala. "Aku ingin memasak untuk Kakak." Ucapnya sembari mengambil beberapa bahan masakan dari kulkas.

"Memasak? Tapi ini sudah tengah malam."

"Kenapa tidak," sahut Nuri sambil menoleh kearah Sabda. "Kakak tak bisa tidur karena laparkan? Jadi aku akan memasak untuk Kakak. Siapa tahu setelah makan masakan dari tangan dewaku ini, Kakak akan langsung mengantuk." lanjutnya sambil mengangkat tangan kanannya.

Sabda tersenyum getir. Andai saja Nuri tahu, sebenarnya dia bukan tak bisa tidur karena lapar, tapi karena memikirkan Fasya.

Nuri mengeluarkan sawi, telur dan udang dari kulkas lalu meletakkannya dimeja dapur.

"Kau mau masak apa?" Tanya Sabda sambil mendekati Nuri.

"Nasi goreng."

Sabda langsung melotot. "Ini tengah malam. Apa menurutmu, itu waktu yang tepat untuk makan nasi goreng? Nasi goreng mengandung kalori yang sangat tinggi. Belum lagi kadar gula dalam darah akan meningkat jika ma_"

Nuri meletakkan telunjuknya didepan bibir Sabda agar pria itu berhenti menceramahinya tentang kesehatan.

"Hanya malam ini, bukan setiap malam. Kakak tak akan langsung gendut apalagi kena deabetes hanya karena sekali makan nasi goreng tengah malam. Lebih baik, sekarang Kakak membantuku."

"Membantu?" Sabda mengerutkan kening. "Aku tak bisa masak. Bahkan menyentuh dapurpun tidak pernah."

Nuri menarik tangan Sabda lalu meletakkannya didekat kompor. "Sekarang udah pernahkan, nyentuh dapur?"

Sabda langsung tergelak, dia tak menyangka jika Nuri secerdik itu.

Nuri mengambil beberapa ruas bawang merah dan bawang putih lalu meletakkan didepan Sabda. "Kakak bisakan bantu ngupas bawang?" Tak lupa Nuri juga mengambilkan pisau.

Sabda menggeleng cepat. "Aku tak bisa."

"Emang udah pernah nyoba?"

Lagi-lagi Sabda menggeleng.

"Mana tahu bisa atau tidak jika belum pernah mencoba. Aku saja sudah bisa mengupas bawang sejak kelas 2 SD. Masa Kakak yang katanya lulusan S3 gak bisa?" ledek Nuri.

"Heis." Sabda mendesis sambil memelototi Nuri. Dia tak terima jika harus dibandingkan dengan anak kelas 2 SD. "Aku akan menunjukkan padamu jika aku bisa." Dia mengambil pisau lalu memegang satu ruas bawang merah.

Nuri, wanita itu menahan tawa melihat Sabda yang tampak sangat kaku saat memegang pisau. Tak hanya itu, dia terlihat kesulitan saat baru mengupas bawang merah.

"Hei, kenapa malah melihatku? Cepat lakukan pekerjaanmu." Sabda malah nerveous karena dilihatin Nuri.

"Iya, iya, bawel." Nuri mengambil sawi lalu mencuci dan memotongnya. Setelah itu membersihkan udang dan memotong sosis. Setelah semua tugasnya selesai, Nuri tercengang melihat Sabda yang baru menyelesaikan mengupas 2 bawang putih dan 1 bawang merah.

"Huft, kalau seperti ini, bisa bisa kita makan nasi gorengnya besok pagi." Nuri langsung mengambil alih pekerjaan Sabda. Sedangkan Sabda, dia langsung menuju wastafel untuk memcuci matanya yang terasa panas. Dia tak menyangka jika pekerjaan yang terlihat mudah itu ternyata cukup sulit juga.

Setelah semua bahan siap, Nuri langsung mengeksekusinya. Sabda berdiri disampingnya agar bisa melihat lebih dekat secara langsung.

"Apa kau pernah memasak untuk Dennis?"

Nuri langsung tersenyum mendengar pertanyaan itu. "Bukan pernah lagi, tapi sering. Bahkan hampir setiap hari aku membuatkan makan siang untuknya. Apa Kak Fasya pernah memasak untukmu?" Nuri membalikkan pertanyaan Sabda.

"Dia tidak bisa memasak."

"Apa Kakak tak pernah menyuruhnya belajar?"

"Aku menikahinya untuk dijadikan pendamping hidup, bukan pembantu."

"Beruntung sekali Kak Fasya."

"Aku yang beruntung karena memilikinya."

Nuri merasakan dadanya sakit mendengar Sabda mengatakan itu. Rasanya dia tak rela jika Sabda yang sangat baik dan tulus pada Fasya, malah dibalas wanita itu dengan perselingkuhan.

Setelah nasi gorengnya jadi, Nuri membaginya menjadi 2 porsi lalu membawanya kemeja makan untuk dinikmati bersama Sabda.

"Hemm...ini enak sekali." Puji Sabda ketika satu suapan sudah mendapat dimulutnya.

"Apa aku sudah pantas menjadi penjual nasi goreng?"

Sabda menggeleng. "Titak pantas, karena biasanya, penjual nasi goreng itu laki-laki."

Nuri tergelak mendengarnya. Tak ada lagi obrolan diantara mereka. Keduanya fokus menghabiskan nasi goreng dipiring masing masing.

Setelah nasi goreng habis, Nuri membereskan piring mereka lalu mencucinya didapur. Saat dia kembali, ternyata Sabda masih duduk ditempatnya tadi.

"Belum mau tidur juga?" tanya Nuri.

"Belum mengantuk." Nuri heran mendengarnya. Dia saja sudah merasa sangat ngantuk saat mencuci piring tadi, tapi Sabda, pria itu malah belum ngantuk sama sekali.

Nuri kembali duduk ditempatnya tadi. "Jangan bilang, jika Kakak tak bisa tidur bukan karena lapar, melainkan?"

"Aku merindukan Fasya. Sejak tadi aku kepikiran dia."

Lagi-lagi, Nuri merasakan dadanya sesak. Rasanya tak rela jika Sabda terjaga sepanjang malam hanya karena wanita itu. Wanita yang sudah mengkhianatinya. Nuri kembali teringat kemesraan Fasya dan seorang pria didalam mobil kala itu.

"Kenapa Kakak tidak menghubunginya jika rindu. Bukankah meski terpisah jarak, kita masih bisa melakukan video call?"

"Ponselnya tidak aktif."

Mendengar itu, Nuri langsung perfikiran negatif. Jangan-jangan Fasya tidak menemui orang tuanya, melainkan menemui selingkuhannya.

"Apa Kakak yakin, jika Kak Fasya ada dirumah orang tuanya saat ini?"

"Apa maksudmu bicara seperti itu?"

Nuri gelagapan saat Sabda menatapnya tajam. Pria itu terlihat marah mendengar kalimat yang bernada tuduhan barusan.

"Ti, tidak. A, aku hanya_" Nuri jadi bingung sendiri. Haruskah dia menceritakan apa yang dia lihat hari itu? Tapi bagaimana jika Sabda tidak percaya dan malah menuduhnya memfitnah Fasya?

"Aku sangat percaya pada istriku. Bukan satu atau dua bulan kami bersama. Kami sudah 5 tahun bersama sejak pacaran. Dan selama itu pula, dia bisa menjaga kepercayaanku."

"Sama, dulu aku juga begitu. Aku sangat percaya jika Dennis mencintaiku dengan tulus. Tapi apa, saat aku bilang hamil, dia malah menyuruhku menggugurkan. Saat itulah, aku baru sadar jika selama itu, aku buta karena cinta. Aku terlalu naif karena menganggap pasanganku sangat mencintaiku. Kita tidak boleh terlalu percaya diri. Kita tak tahu pasti apa yang ada dalam hati pasangan kita. Karena sesungguhnya, hanya dia sendiri dan Tuhan yang tahu apa yang ada dihatinya. Selamat malam, aku tidur dulu." Nuri kembali ke kamarnya setelah mengatakan itu.

1
Ela Anjani
awal kehancuran Fasya kalau dia menerima ide Ringgo, karena begitu dia hamil maka suaminya akan tau kalau dia selingkuh, karena suaminya lah yang mandul
Puput Firdianti Yuzquin
Luar biasa
Wesley Cherrylava
Menangis aku Thor membayangkan ilusi suara keluarga Sabda hadir dihari pernikahannya/Cry//Cry//Cry/
Siti Sopiah
ehhh mertua sama menantu sama seperti iblis
Siti Sopiah
dasar mertua kurang ajar.tunggu pembalasanmu nenek lampir
Siti Sopiah
dasar mertua kurang ajar.tunggu pembalasanmu nenek lampir
rehanul karim
Kecewa
rehanul karim
Buruk
Milala Bre Karo
Kecewa
Milala Bre Karo
Buruk
Milala Bre Karo
Kecewa
Milala Bre Karo
Buruk
Yati Maryati
terima kasih Thor cerita nya keren banget
yutantia 10: Sama sama kak. Jangan lupa baca karya saya yang lainnya juga
total 1 replies
Diana Tampinongkol
Luar biasa
Yati Maryati
tenang nuri kamu dijaga dan tidak akan kekurangan uang
Yati Maryati
Luar biasa
CATHANNARANNERAA
Lumayan
CATHANNARANNERAA
Luar biasa
Debby Simangunsong
Bagus
Debby Simangunsong
Pergilah dari rumah itu,lebih baik km sendiri membesarkan anakmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!