Yang baik hati boleh follow akun ig di bawah.
ig: by.uas
Tag: comedy, slice of life, sistem, Kaya raya, semi-harem.
Jadwal Update: Random—kalo mau upload aja.
Sypnosis:
Remy Baskara, pemuda sebatang kara tanpa pekerjaan, sudah lelah dengan hidupnya yang hampa. Saat hampir mengakhiri hidupnya, tiba-tiba sebuah suara menggema di kepalanya.
[Sistem "All In One" telah terikat kepada Host...]
Dengan kekuatan misterius yang bisa mengabulkan segala permintaannya, Remy bertekad mengubah nasibnya—membalas semua yang menindasnya dan menikmati hidup yang selama ini hanya ada dalam angannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bayu Aji Saputra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 12 - Main Futsal
"Eh, Rem! Lo ikut main, ya?" suara Raul terdengar dari pinggir lapangan sambil duduk di kursi lipat.
Lututnya masih dipegangin, cedera gara-gara aksi akrobatik yang gagal total tadi.
Remy yang udah berdiri di tepi lapangan cuma nyengir. "Gue sih santai aja, tapi pastiin tim lawan udah siap mental dulu."
Semua yang denger langsung ngakak, sementara Niken cuma melotot kecil sambil ngecek tali sepatunya. "Udah, jangan banyak gaya, Rem. Ntar lo yang malu kalo kalah."
"Kalah?" Remy ngangkat alis, nadanya setengah bercanda. "Nik, gue ini nggak pernah kalah. Kecuali sama inflasi."
Niken ngehela napas sambil geleng-geleng, tapi dia udah tahu kalau Remy bakalan bikin ribut di lapangan.
"Sistem," panggil Remy dalam hati. "Tau kan?"
[Dimengerti... Sistem telah memberikan Host kemampuan bermain futsal tingkat tinggi. Sekelas pemain dunia.]
"Good" pikirnya mendengar ucapan sistem.
Tim 1: Alfan, Yudha, Bima, Adelia, dan Niken.
Tim 2: Remy, Dina, Nika, Ayu
Raul jadi wasit ya, cidera dia cik.
"Ayo, mulai aja!" Raul meniup peluit dengan niat. Tapi suaranya lemah banget, kayak peluit yang udah soak. "Ehm, bola dipegang dulu sama tim Alfan."
Bola mulai dari kaki Yudha. Si cowok tajir ini langsung ngecoh Ayu dengan step over sederhana, tapi nggak ada yang spektakuler.
"Eh, santai aja, bos," Yudha ngomong sambil ngelewatin satu pemain lagi. "Gue kan kelas premium, futsal gini mah hiburan."
Nika coba ngeblok Yudha di tengah. Tapi kayaknya dia nggak sepenuhnya serius. "Ih, Yud, nggak malu main nyantai banget?"
Yudha nyengir. "Nggak dong, gue kan tampan."
Pas bola pindah ke kaki Alfan, yang dengan penuh semangat coba ngelakuin sliding dribble. Gak tau deh, dia nyebutnya gitu.
Remy langsung maju nyamperin. "Fan, lo main futsal apa sumo?"
"Bacot, yang penting gue ngelebihin lo!" Alfan ketawa ngakak sambil coba ngoper bola ke Bima. Tapi Remy udah nunggu di depan.
Dia nahan bola pake tumitnya dan ngegocek bola ke belakang pake gerakan setengah salto. Semua yang nonton langsung bengong.
"Damn, Rem, lo dapet cheat code dari mana?" Raul ngomong dari pinggir lapangan sambil mangap.
Remy cuma nyengir, lalu dia mulai dribble. Dia ngelewatin Bima yang maju buat ngehalangin.
Gerakannya cepet banget. Dia pake Elastico, gerakan Neymar-style, tapi ditambah dengan double touch di tengah-tengah. Bima cuma sempat ngelihat bayangan bola.
"Bima udah offside mental," komentar Raul sambil cengengesan.
Sekarang bola di bawah kaki Remy, yang lanjut ngelawan Adelia.
Adelia maju dengan niat, tapi Remy berhenti sebentar.
Dia juggling bola pakai lutut, terus ngelewatin kepala Adelia pake rainbow flick.
"Apa-apaan itu?!" Adelia teriak, nyoba ngejar bola, tapi udah telat.
Niken ada di depan, terakhir sebelum gawang.
"Rem! Jangan kira gue gampang dikerjain, ya!" teriak Niken sambil ngebuka posisi.
Remy ngeberhentiin bola, terus ngeliatin Niken dengan senyum jahil. "Nik, lo yakin mau ngehadang gue?"
"Serius bangetlah! Lo kira gue main-main?"
Remy mulai maju pelan, lalu step over kiri-kanan berturut-turut sampai mata Niken ikutan goyang.
Tapi Niken nggak menyerah. Dia maju sedikit buat ngeblok.
Dan... nutmeg. Bola ngelewatin celah di antara kakinya.
"Eh—?! Remy!" Niken teriak frustasi sambil muter badan, tapi Remy udah ada di depan gawang.
Yudha berdiri sebagai bek terakhir. "Rem! Gue tau lo jago, tapi ini gue, bro. Jangan harap gampang golin!"
Remy nggak jawab. Dia langsung ngeflick bola ke atas, bikin Yudha refleks maju buat nyundul.
Tapi pas kepala Yudha hampir nyentuh bola, Remy nutmeg lagi, kali ini pake bola yang masih di udara.
"Hah?!" Yudha kehilangan keseimbangan, jatuh ke belakang sambil mangap.
Raul ketawa seraya terus menggiring bola. "Cupu lo Yud."
Remy sekarang cuma tinggal satu lawan satu sama kiper—Dina, yang teriak, "Gue nggak takut sama lo, Rem! Lo liat aja!"
Tanpa basa-basi, Remy ngelembutkan sentuhan bola, ngeflick ke atas sekali lagi, lalu backheel voli keras langsung ke pojok atas gawang.
Bola masuk. Jaring gawang sampai bergetar. Semua terdiam.
"Anjir..." Yudha akhirnya ngomong sambil bangun dari jatuhnya. "Lo ngejual apa sih buat dapet skill kayak gitu?"
Remy cuma ngangkat tangan santai sambil balik ke posisi. "Santai aja, bro. Ini cuma warm-up."
Semua di tim lawan langsung ngeliatin dia kayak baru nemu alien.
Dina cuma bisa melongo di gawang. "Rem, lo serius main di sini? Kok lo nggak jadi pemain pro aja sih?"
"Ah, gue pensiun dini. Terlalu gampang," balas Remy santai.
Permainan lanjut. Tapi kali ini, tim lawan mulai ngelakuin taktik yang lebih serius.
Nika, Dina, Ayu, dan Remy mulai ngejaga posisi masing-masing.
Nika berhasil nyerobot bola dari Alfan di tengah lapangan, lalu ngoper ke Remy. Dina langsung teriak, "REM! SKILL LAGI, SKILL!"
Remy cuma nyengir sambil nyentuh bola sekali.
Dia ngelewatin tiga pemain sekaligus pake satu gerakan spin cepat, terus nutmeg Bima lagi untuk kedua kalinya.
"Nggak adil, anjir!" teriak Bima.
Remy akhirnya ngoper bola ke Dina, yang berhasil ngegolin pake tendangan keras. Semua di tim Dina langsung sorak-sorai.
Tim Yudha mulai nggak mau kalah. Mereka main lebih agresif, dan kali ini Alfan berhasil ngecoh Nika pake gerakan trick sederhana, lalu ngoper bola ke Niken.
Niken, yang masih kesel gara-gara nutmeg tadi, maju dengan semangat.
Dia ngedribble langsung ke gawang, tapi pas dia mau nendang...
Remy muncul entah dari mana dan ngelakuin tackle bersih yang sempurna.
"Bola gue!" teriak Remy sambil nyentuh bola ke atas lagi.
Dia juggling di atas kepala Dina dan Ayu sebelum ngelewatin mereka berdua dengan smooth.
Raul dari pinggir lapangan cuma bisa geleng-geleng. "Rem, lo serius banget main futsal kayak ini. Lo main di lapangan apa di film action, sih?"
Dengan bola di kakinya, Remy ngedribble ke arah gawang tim lawan.
Yudha, Alfan, dan Bima semua maju buat ngeblok dia.
Remy berhenti sebentar, lalu ngedorong bola dengan bagian luar kakinya sambil spin.
Dia muter di tengah tiga pemain, bikin mereka semua hampir jatuh.
"Udah kayak liat Maradona main inimah," komentar Raul.
Di depan gawang, Remy pura-pura mau nendang keras. Dina, yang sekarang jadi kiper, loncat ke arah kanan. Tapi ternyata itu fake shot.
Remy cuma ngedorong bola pelan ke tengah gawang.
SKOR AKHIR: 3-0 UNTUK TIM REMY
Permainan selesai setelah Remy ngegolin dua kali lagi.
Semua orang di lapangan udah ngos-ngosan, kecuali Remy yang keliatan masih fresh.
"Rem... lo serius nggak capek?" tanya Niken sambil jongkok di tepi lapangan, keringetan parah.
"Nggak tuh." balas Remy santai, sedikit sombong. "Baru 30% kemampuan gue inimah."
Semua langsung ngeluh bareng-bareng mendengar ucapan Remy yang sok banget.
Setelah pertandingan selesai, mereka semua duduk santai di tepi lapangan, sambil ngehabisin minuman.
"Remy," panggil Niken, suaranya terdengar sangat lembut.
Remy menoleh ke arahnya. "Hm?"
Mata mereka bertemu, terdiam untuk beberapa detik sampai Yudha tiba-tiba muncul.
"Cie...Cie... Udah saling natap aja nih." kata pria itu dengan muka tengil.
Niken ketawa mendengarnya, sedangkan Remy langsung meminum air mineral yang dia pegang.