Samantha diusir oleh ayah nya karena menolak pria yang dijodohkan oleh ayah nya,dia pergi kesebuhan kota dan tinggal disana untuk menunjukan pada ayah nya jika dia bisa bertahan hidup tanpa bantuan ayahnya.pada suatu malam Samantha menemukan seorang bayi laki-laki didepan rumah nya.
Karena iba Samantha memungut bayi itu dan berjuang membesarkan nya.tiga tahun kemudian Samantha kembali memungut seseorang didepan rumah nya.
Kali ini bukan bayi laki-laki,tapi seorang pria tampan yang hilang ingatan.siapa kah laki-laki itu?
Dan bagaimana perjuangan Samantha mempertahan kan bayi itu saat kedua orang tua sang anak kembali untuk meminta anak nya kembali?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni Juli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gagal lagi
Ciuman ringan yang mereka lakukan tiba-tiba menjadi ciuman penuh dengan nafsu, Samantha tidak memikirkan apa-apa lagi dan dia hanya ingin menikmati saat itu.
Jhon memasukkan lidahnya dan mulai menjelajahi rongga mulut Samantha sedangkan Samantha juga melakukan hal yang sama. Lidah mereka berdua mulai bermain didalam sana dan mulai salinga beradu.
Api nafsu mulai menyala diantara mereka dan Jhon langsung mengangkat tubuh Samantha dan menggendongnya.
Samantha melingkarkan kedua kakinya dipinggang Jhon dan semakin mengencangkan pelukannya.
Kepala Samantha mulai pusing dan semakin tidak bisa mengontrol dirinya.
Jhon mulai duduk diatas sofa sedangkan tangannya sudah sibuk meremas bokong Samantha yang padat berisi, tangannya juga mulai membelai paha mulus Samantha yang terbuka karena saat itu Samantha hanya menggunakan celana pendek saja.
Dia mulai menciumi leher Samantha sedangkan tangannya mulai berpindah dan merayap masuk kedalam baju yang digunakan oleh Samantha dan wanita itu tidak menahannya sama sekali.
Karena tidak mendapat perlawanan Jhon memasukkan tangannya dan tanpa ragu, dia membuka kait bra yang dipakai oleh Samantha. Tangannya mulai membelai dada Samantha yang terasa lembut saat kait branya sudah terlepas.
"Hmm!" Samantha mengangkat kepalanya dan mengigit bibirnya menikmati belaian tangan Jhon didadanya.
"Sadarlah Samantha! Jangan mau disentuh pria yang kau tidak tahu asal usulnya itu." Tiba-tiba sesuatu berkata dikepalanya
"Jangan bodoh, biarkan saja." sesuatu yang lain membantah perkataannya tadi.
Samantha merasa seperti ada malaikat dan iblis yang sedang berbisik ditelinganya saat ini tapi sungguh dia sangat menikmati sentuhan tangan Jhon.
"Sam, ayo sadarlah." teriak sisi baiknya.
"Sam, nikmati saja. Kau bukan anak kecil lagi." teriak iblis yang ada dihatinya
"Sam, cepat lepaskan pria itu!"
"Jangan Sam, temanmu sudah sering melakukannya. Apa kau mau dibilang perawan tua." teriak si iblis lagi.
"Ahhh!" Samantha mendesah saat tangan Jhon mulai bermain-main didadanya.
"Samantha, kau jangan jadi gadis bodoh! Jangan menyerahkan dirimu dan jangan jadi murahan seperti ini." teriak sisi baik yang ada didalam hatinya lagi.
"Hmm....ber...i..sik!" Samantha bergumam disela-sela desahannya. Dia merasa kedua sisi baik dan jahat yang ada didalam hatinya mulai bertengkar dan membuat kepalanya tambah pusing.
Jhon mengangkat kepalanya dan melihat Samantha dengan heran.
"Apa apa?" tanyanya.
"Tidak apa-apa." jawab Samantha sambil menggeleng.
Jhon tersenyum dan kembali melakukan aksinya, dia yakin kali ini dia pasti berhasil melakukannya.
Pria itu melepaskan baju yang dipakai oleh Samantha dan mulai mengh**ap dadanya dan memainkan lidahnya disana, Samantha mulai tidak tahan, dia mulai melengkungkan tubuhnya dan meremas-remas rambut Jhon.
Jhon tersenyum senang, dia segera menidurkan tubuh Samantha diatas sofa dan mulai mend**dihnya.
Tangannya mulai merayap masuk kedalam celana yang dipakai oleh Samantha dan mulai menyentuh area sensitif wanita itu sedangkan bibirnya terus bermain diwajah Samantha.
"Kau sudah basah sayang!" bisiknya ditelinga Samantha sedangkan jari jemarinya sudah bermain disana.
Tubuh Samantha bergetar, akal sehatnya benar-benar sudah hilang saat merasakan sentuhan tangan Jhon.
"Sstop." Pintanya dengan susah payah saat Jhon terus mememainkan jarinya disana.
"Apa kau yakin?" bisik Jhon menggoda.
Samantha mengigit bibirnya, dia tahu tindakannya salah, tapi dia ingin merasakan lebih sentuhan tangan Jhon.
"Jangan berhenti!" katanya.
Jhon tersenyum puas dan kembali membisikkan sesuatu ditelinga Samantha.
"Kau sangat cantik sayang, malam ini jadilah milikku!"
Jhon segera melepaskan bajunya dan melemparkannya kesembarang tempat.
Mereka kembali berciuman dengan liar dan tangan Samantha tidak hanya diam. Dia mulai mengelus-elus tubuh Jhon dan membuat pria itu mulai tidak tahan dengan sentuhannya.
Mereka kembali tenggelam dalam nafsu yang sudah membara diantara mereka dan menikmati setiap sentuhan tangan yang diberikan oleh pasangan mereka.
"Mommy, aku ingin pipis." Terdengar suara Edward memanggilnya sedangkan Edward sudah berdiri didepan pintu kamar
Mata Samantha melotot dan dia langsung sadar saat mendengar suara Edward.
"Lepas...lepas!" dia begitu panik dan berusaha mendorong tubuh Jhon yang berada diatasnya.
"Apa?" Jhon tidak percaya.
"Lepas, nanti Edward kesini dan melihat kita."
"Tapi?"
"Lepas kataku!" Samantha masih berusaha mendorong tubuh Jhon.
Dengan terpaksa Jhon melepaskan Samantha, pria itu duduk diatas sofa sambil mengacak-acak rambutnya frustasi.
Samantha segera memakai bajunya dan bangkit berdiri untuk menghampiri Edward sedangkan Jhon menatap kepergiannya dengan kesal.
"Damn! Lagi-lagi setengah jalan!" makinya kesal.
Dia segera meraih bajunya dan memakainya, setelah itu Jhon mengambil ponselnya untuk menghubungi Billy.
"Bawa mobil kemari, aku mau keclub." perintahnya.
Tidak lama kemudian Billy sudah tiba didepan rumah itu, Jhon segera keluar dari rumah Samantha tanpa melihat keadaan perempuan itu lagi dan membanting pintu rumah itu dengan kencang.
Sedangkan Samantha hanya berdiri terpaku didepan cermin sambil melihat bekas ciuman Jhon didadanya.
Setelah membawa Edward kekamar kecil dan menidurkan Edward kembali dia segera masuk kedalam kamar mandi.
Dia mendengar pintu rumahnya yang tertutup dan Samantha tahu Jhon pasti keluar dari rumahnya.
Samantha mencuci wajahnya dan kembali melihat dirinya dicermin.
"Samantha, apa yang kau lakukan? Hampir saja kau menyerahkan dirimu begitu saja." ucapnya dalam hati.
Dia segera keluar dari kamar mandi dan tidur disisi Edward.
Sedangkan saat itu Jhon sudah berada disebuah Club malam, pria itu meneguk minuman yang berada ditangannya dengan cepat.
"Master ,ada apa denganmu?" tanya Billy heran karena tampang bosnya terlihat terlihat bengis dan dingin.
"Sialan! Sudah dua kali dan lagi-lagi berhenti ditengah jalan." pikirnya kesal.
"Wah...wah....wah....Aku kira siapa? Ternyata bos besar ada disini." Seorang pria tiba-tiba datang menghampirinya.
Jhon melotot pada pria yang sedang berdiri didepannya itu. Wajahnya sangat mirip seseorang, tapi dia sedang tidak mood untuk memikirkannya.
"Siapa kau?" tanyanya dengan dingin.
Dengan cepat Billy membisikkan sesuatu ditelinganya dan jangan sampai orang itu curiga dengan keadaan bosnya.
"Master, dia itu Frans ,saingan anda." bisik Billy
"Wah...jangan bilang kau lupa padaku." ujar pria itu.
Jhon hanya diam saja tidak menjawab Frans, dia harus berhati-hati dalam berbicara karena tadi Billy memberitahunya jika pria itu saingannya.
Dia hanya menatap pria itu dengan tajam sambil meneguk minumannya kembali.
"Jhon, kenapa melihatku seperti itu?" Frans duduk disampingnya tapi Jhon diam saja karena dia sedang tidak mood.
"Kenapa tidak ada wanita cantik yang menemanimu?" Frans bertanya lagi.
"Pergi! Mulutmu bau!" usirnya dengan tajam.
Frans mengepalkan tangannya dan berusaha menahan dirinya untuk tidak marah.
"Wah, sepertinya kau sedang kesal." Frans menjentikkan jarinya keatas dan pada saat itu, dua orang wanita cantik langsung berjalan kearah mereka dan duduk disisi Jhon.
"Anggap saja ini hadiah dariku, bersenang-senanglah."
Setelah berkata demikian Frans langsung meninggalkan Jhon dengan perempuan-perempuan cantik itu.
"Jhon, kau sudah merebut segalanya dariku. Tunggu saja pembalasanku!" kata Frans dalam hati.
#Jhon#
not i'm promise