Kirani Adzkia murid murid kelas 12 di nikahkan dini dengan Abian Kemal Mahardika murid kelas 12 juga berdasarkan pertanggungjawaban nya pada malam dimana kesucian seorang Kiran di renggut paksa oleh Abi karena mabuk.
Mereka berdua yang hidup tanpa cinta pada awalnya namun,atas dasar tanggung jawab.
Hingga Abi meninggalkanya tanpa pamit dan ternyata Kiran sedang hamil.Rasa kecewa pada Abi membuatnya pergi menjauh dari kehidupan Kota dan ikut dengan seseorang yang selalu ada buatnya untuk memulai hidup barunya.
Namun,takdir yang membawa Kiran kembali bertemu kembali dengan Abi di waktu yang cukup lama.Namun,kekecewaan Kiran tetap tertanam dalam jiwa nya.
Bagaimana kisahnya jika sang buah hati menginginkan seorang ayah.
Ikuti kisahnya dalam Menikah Muda sampai selesai...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
# Abian Bertemu Kiran
" PERGI..!!" teriak Kiran saat sosok itu tepat di depannya.
Teriakan Kiran tentu saja membuat semua terkejut dan bertanya-tanya,apakah Kiran kenal dengan Abian sang pengusaha muda yang sukses saat ini sedang hangat di perbincangkan karena sang tunangan seorang model Internasional yang datang ke Indonesia untuk menemui kekasihnya yaitu Abian.
" Sayang...
" PERGI..!!" teriak Kira lagi memalingkan wajahnya.
" Vian.." ucap Abian
Vian yang mendengar suara Abian yang memanggil namanya tentu saja langsung bertindak.Dia memberikan kode pada Dewa dan Diana.Vian dan Dewa langsung menutup tirai yang otomatis menutupi brankar dimana Kiran berada.
" Kalian mau ngapain?" tanya Candra melihat Vian dan Dewa menutup tirai dan berjaga di sana dan sementara itu Diana melangkah duduk di kursi.
" Diamlah , kalau anda masih sayang dengan karier anda." ancam Vian dengan nada datar.
" Kalian siapa Kiran ,dan itu kenapa Tuan Muda Abian harus menutup tirai kalau hanya untuk melihat Kiran?" tanya Candra merasa tidak suka dengan sikap Abian yang sudah lancang.
" Mereka sudah saling kenal jadi,tolong jangan buat ulah." ucap Vian.
" Tapi...
" Dokter Candra,jam praktek anda kurang lima menit lagi." ucap Dewa mengingat kan kembali schedule praktek dokter itu.
" Sial.." umpat Candra dalam hati,kenapa di saat Candra merasa dia harus melindungi Kiran tapi,tugas harus dia selesaikan.
.
.
" Sa-sayang ...." ucap Abi dengan lembut
Kiran memejamkan matanya dan mengepalkan tangannya mendengar panggilan yang baru saja dia dengar.
" Pulanglah,aku tak apa.." ucap Kiran lirih
" Raa..aku minta maaf.." ucap Abian lagi
" Kamu nggak salah,aku yang salah..aku yang ninggalin kamu.Pasti kamu ingat kan,apa yang harus kamu lakukan setelah aku pergi..berbahagialah,tolong jangan usik hidupku." ucap Kiran dengan posisi memunggungi Abian
" Kenapa bisa seperti ini,kenapa kamu sampai pingsan?" tanya Abian yang merasa khawatir.
" Aku cuma lelah,jadi pergilah .. tunangan kamu pasti sudah menunggu kamu ."ucap Kiran dengan suara yang tercekat ketika mengucapkan.
Hati yang terluka kini basah lagi dengan luka baru,dia ingin menghilangkan rasa itu jauh-jauh dari hatinya namun,aapa daya rasa itu masih tersimpan rapih dalam sudut hatinya.
" Tunangan maksudnya?" tanya Abian dengan wajah penuh keterkejutan.
" Jangan pura-pura lupa ,Aura Wilson tunangan kamu kan, dia cocok untuk di jadikan istri.sama padan juga kan.Jadi,jangan pernah sakiti hatinya." ucap Kiran dengan mencoba memejamkan matanya dan menetralkan perasaannya yang saat ini masih merasa cemburu pada wanita yang tengah dekat dengan Abian.
" Au_Aura..dia memang seorang yang di tunjuk oleh Oma Hanum untuk menjadi calon istriku ,namun..semua sudah berubah.Aku dan Aura sudah tidak ada hubungan apapun semenjak aku memutuskan untuk menetap di sini." ucap Abian
Abian tetap berdiri di dekat brankar Kiran,Abi masih menunggu apa tanggapan soal ucapannya namun,tak ada reaksi apapun dari Kiran.Dengan memberanikan dirinya Abi yang sedari tadi hanya bisa memandang wajah istrinya tanpa bisa memeluk nya seperti kebanyakan pasangan yang lama berpisah dan bertemu lagi pasti akan ada adegan peluk cium dan sebagainya namun,beda dengan Abi dan Kiran.Abi masih belum berani melakukan hal itu,dia takut akan penolakan istrinya.
Dia lebih memilih penolakan Kiran dengan kata-kata dari pada dengan sikapnya yang tentu saja membuat Abi merasa sakit hatinya.
Abi mulai memberanikan dirinya untuk menyingkirkan beberapa helai rambut Kiran,terlihat dari samping Kiran yang sedang terpejam matanya.
" Apakah dia tidur ,atau pura-pura ?" Itulah yang terlintas dalam pikiran Abi.
Abi menci*m pucuk kepala Kiran dan melangkah pergi dari tempat itu.
" Buatkan janji dengan Aura dan Oma,aku akan membereskannya.Tolong kamu perintahkan Toni menjemput anakku." ucap Abi pada Vian dan melangkah pergi meninggalkan ruang UGD.
Sementara di balik tirai Kiran mendengar ucapan Abi meremas dadanya yang merasakan sakit mendengar ucapan Abi yang menyuruh seseorang untuk menjemput anaknya.
" Jadi kamu sudah punya anak mas...kenapa hati ini masih sakit,kamu pasti bahagia dan sangat sayang dengan anakmu..sementara Bia tak akan pernah tau kalau kamu adalah papanya." gumam Kiran
Kiran menyentuh kepalanya ,rasa bahagianya sirna saat mendengar ucapan Abi barusan.Sebenarnya saat Abi masih menunggu Kiran dia tak benar-benar tidur Kiran hanya memejamkan matanya.
.
.
.
Di sekolah Bia kini dia terlihat menunggu kedatangan Abi.Sudah lima belas menit Abi telat menjemput nya.
Tin tin
Bia menoleh pada sumber suara ,terlihat mobil mewah berhenti tepat di depannya dan perlahan kaca mobil pun turun terlihat seorang pria yang tak jauh beda dengan umur Abi.
" Nona Abia ?" tanya laki-laki itu.
" Iya,siapa yaa?" tanya Bia dengan wajah kurang bersahabat.
" Saya Toni utusan Tuan Muda Abi untuk menjemput nona Bia pulang ." ucap Toni pada Bia dengan sopan.
" Kemana Om Abi nya,kok Abang yang jemput ?" tanya Bia yang belum juga masuk dalam mobil
" Pak boss ada keperluan penting ,kalau nona nggak percaya..coba nona konfirmasi pada tuan muda." ucap Toni,dia tahu jika Bia tak mau sembarangan ikut dengan orang yang tidak dia kenal.
Bia mengambil ponselnya dalam tas dan memeriksa ponselnya ternyata Abi mengirimkan chatt jika dirinya tak bisa menjemputnya.
Akhirnya Bia melangkah menuju mobil yang di kendarai Toni dan membuka pintu depan samping supir.
" Bang Toni, makasih sudah mau jemput Bia." ucap Bia dengan wajah sudah berubah sedikit bersahabat.
" Nggak masalah non,saya supir kantor boss Abi jadi sudah tugas saya untuk ikut perintah tuan muda." ucap Toni
Toni mulai melajukan mobilnya ke arah rumah Bia,saat setengah jalan tiba-tiba ada chat dari Asti yang membuat dia terkejut dan sekaligus panik.
" Bang..bang Toni bisa tolong Bia nggak ,tolong anter Bia ke tempat aunty Asti sahabat mama Bia yaa.. kebetulan mama ada di sana,tapi.. sedikit cepet ya bang..soalnya Biar khawatir sama mama yang lagi sakit." ucap Bia
" Baik non,tolong minta share loc tempat nya." ucap Toni.
Tak lama kemudian tak butuh waktu lama mereka sampai di rumah sederhana minimalis milik Asti.
" Bang Toni makasih sudah mau direpotkan.Abang hati-hati di jalan yaa.. Assalamualaikum.." ucap Bia langsung keluar dari mobil dan langsung berlari ke arah rumah Asti.
" Wa'alaikumsalam.." jawab Toni walaupun Bia sudah tak mendengar jawabannya .
" Mamaaaaa..!!!" teriak Bia saat masuk ke dalam rumah Asti.
" Astaghfirullah,Biaaaa !!" pekik Asti yang terkejut mendengar teriakan Bia .
Tak beda dengan Asti,Kiran dan ART yang ada di rumah Asti pun ikut terlihat terkejut.
Bersambung
Duarrrr.....terkejut semua