Pukulan keras yang mendarat dikepala Melin, hingga membuatnya harus segera dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun sayangnya disaat Dia sadar, sakit usus buntu yang dideritanya beberapa Minggu terakhir membuatnya harus tetap dirawat di rumah sakit.
Johan pria yang baru mengenal Melin karena insiden pemukulan akhirnya menolong Melin dengan membayar seluruh biaya operasi, namun dengan sebuah syarat. Melin akhirnya menyetujui kesepakatan antara dirinya dan Johan untuk menikah menggantikan posisi Bella yang lebih memilih mantan pacarnya
Keesokan paginya setelah pesta pernikahan selesai, Johan segera pergi bekerja di luar pulau dan meninggalkan Melin tanpa sebuah alasan.
Tiga tahun berlalu, mereka akhirnya bertemu kembali disebuah pekerjaan yang sama.
Yuk, ikutin keseruan cerita selanjutnya. terima kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ririen curiens, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rencana Selanjutnya
"Pak Lana, Bagaimana ide kamu hari ini?" tanya Pak Johan.
"Bagaimana jika kita berikan saja obat tidur. Jadi kita bisa dengan mudah melihat tanda lahir dileher Melin itu," jawab Pak Lana.
"Sudah pernah aku lakukan. Dan kamu tahu Pak?. Tiba-tiba Mama datang dan menamparku tanpa bertanya. Beliau mengira aku akan berbuat mes** dengan Melin."
"Tapi Bos, kita bisa kasih obat tidur itu dikantor saja dan jika sudah tertidur kita bawa ke ruangan Bos saja."
Ehmmmm......... Pak Johan mengangguk-anggukkan kepalanya seakan setuju dengan ide Pak lana.
"Tidak Pak ini terlalu beresiko. pikirkan yang lain."
Kedua pria ini masih berpikir hingga hampir jam sepuluh masih sibuk untuk mencari ide namun tak satupun ide yang cocok untuk dilakukan.
tok....tok....tok.....
Sebuah ketukan pintu yang tak terhiraukan, hingga beberapa saat tidak ada satupun yang sadar jika ada seseorang yang mengetuk pintu diruangan Pak Johan.
Melin akhirnya masuk kedalam ruangan Pak Johan dan melihat kedua pria sedang melamun.
"Pak, ada berkas yang harus ditanda tangani," ucap Melin.
Karena tidak ada satupun dari kedua pria itu yang merespon perkataan Melin, hingga akhirnya Melin berkata dengan keras.
"Pakkkkk permisi," teriak Melin.
Pak Johan dan Pak Lana terkejut hingga membuat mereka berdiri. Kedua pria itu kaget menatap Melin yang sudah berada dihadapannya.
"Mel, ketuk pintu dulu donk membuatku kaget saja," ucap Pak Johan.
"Dari tadi saya ketuk bahkan saya bicara namun tak satupun merespon. Apa perlu saya buatkan kopi sekalian," Jawab Melin.
"Iyah Mel. Buatkan tiga satu untuk kamu," jawab kedua pria itu.
Setelah Melin pergi Pak Johan memberikan obat tidur kepada Pak Lana dan menyuruh untuk mencampurkannya diminuman Melin. Pak Lana menatap Bosnya dengan tajam karena ide yang ditolak akhirnya dipakai oleh Pak Johan.
Pak Lana akhirnya keluar dari ruangan Pak Johan dan duduk ditempat kerja Melin sambil melembutkan obat tidur yang diberikan Bosnya.
"Siang Pak Lana, bagaimana kabarnya. Pak Johan ada kan?" ucap Pak Alex yang tiba-tiba datang bersama salah satu asistennya.
"Siang Pak, Alhamdulillah baik. Silahkan saya antar, Pak Johan ada didalam," Jawab Pak Lana.
Pak Lana mengantarkan Pak Alex masuk kedalam ruangan Pak Johan. Setelah itu Pak Lana keluar berniat menghampiri Melin untuk membuatkan minum lagi, namun Melin ternyata sudah ada didepan mejanya dan menaruh kopi miliknya.
"Mel, ada pak Alex dan asistennya. Berikan kopinya untuk mereka dulu saja, setelah itu buatkan untuk Pak Johan," ucap Pak Lana.
"Tapi Pak Lana bagaimana?," Jawab Melin.
"Saya gampang nanti saja aku buat sendiri. Saya ke staf finance dulu."
Melin akhirnya masuk keruangan Pak Johan dan memberikan dua kopinya kepada Pak Alex dan Pak Kevin terlebih dulu. Sementara itu Sebelum Pak Lana pergi ke staf finance, Dia memberikan obat tidur di kopi milik Melin.
Namun sayangnya setelah Melin keluar dari ruangan Pak Johan, Dia mengambil kopi miliknya.
Jika aku buat lagi kelamaan nunggu, biar punyaku saja yang aku berikan dulu, gumam Melin.
Melin kembali keruangan Pak Johan dan memberikan kopi itu kepada Bosnya.
Tak lama Pak Lana kembali membawa beberapa berkas dan duduk disamping Melin.
"Pak, Mau saya buatkan kopi, biar sekalian saya buatkan," tanya Melin.
"Apa?. Bukankah dimeja tadi itu kopi kamu Mel?," jawab Pak Lana.
"Iyah tapi saya berikan pada Pak Johan dulu karena takut Bos menunggu terlalu lama."
Pak Lana menghela nafas panjang, karena kopi yang sudah bercampur obat tidur itu sudah diberikan kepada Pak Johan.
Semoga saja Pak Johan tidak meminumnya dan jangan sampai keliru dengan Pak Alex atau asistennya, gumam Pak Lana.
Dua puluh menit kemudian Pak Johan keluar dan mengantarkan Pak Alex serta asistennya hingga ke loby.
Pak Lana yang juga ikut mengantar Pak Alex hingga ke loby merasa sedikit lega karena keadaan Bosnya masih baik-baik saja.
Setelah dari Loby Pak Johan dan asistennya kembali keruangannya. Pak Johan yang duduk disofa mulai merasa sangat ngantuk.
"Pak, apa kopi yang terakhir Melin bawa tadi diberikan kepada Pak Johan?" tanya Pak Lana.
"Iyah, ini tinggal sedikit. Memangnya kenapa?" jawab Pak Johan.
"Sepertinya itu kopi milik Melin dan sudah saya campur obat tidur. Maaf Bos, kedatangan Pak Alex diluar rencana kita."
"Maksud kamu, kopi yang saya minum ini sudah tercampur obat tidur?. Astaga bagaimana bisa salah Pak?"
Pak Lana tersenyum dan menganggukan kepalanya. Pak Johan lalu menyuruh Pak Lana untuk segera membelikan kelapa muda agar obatnya tidak merasuk ditubuhnya.
Pak Lana segera berlari mencari kelapa muda didekat kantornya. Namun jam makan siang membuat antrian semakin banyak. Tiga puluh menit berlalu, Pak Lana akhirnya bisa kembali ke kantor. Namun sesampainya ruangan Bosnya, Dia melihat Pak Johan sudah tertidur pulas disofa.
Astaga, benar-benar senjata makan tuan. Jika Pak Johan bangun, dia pasti akan sangat marah denganku, gumam Pak Lana.
...****************...
Saat sore hari, datang beberapa anggota kepolisian menghampiri Pak Lana. Melin yang melihatnya mulai merasa bingung.
Tiga puluh menit berlalu setelah mengobrol dengan Pak Lana, beberapa ke polisi itu akhirnya meninggalkan ruangan Pak lana.
Melin yang penasaran akhirnya mencoba menghampiri Pak Lana dan bertanya.
"Pak, ada masalah apa?" tanya Melin.
"Orang yang sudah menabrak saya kemaren sudah ketemu Mel," jawab Pak Lana.
"Boleh saya tahu siapa, Pak?"
"Ema, namun masih belum jelas modusnya. Saya akan kesana sekarang. Tolong jaga Pak Johan yang sedang istirahat hingga dia bangun. Dan tolong jangan beritahu pak Johan tentang masalah ini."
"Tapi kenapa harus saya yang menjaga Pak."
"Kamu kan masih istri Pak Johan. Jadi saya percaya dengan kamu."
Melin menghela nafas panjang dan menganggukan kepalanya.
Astaga tega sekali mbak Ema, jadi penasaran kenapa dia bisa melakukan itu, gumam Melin
Hingga malam hari Pak Johan belum juga terbangun. Melin mulai merasa bosan karena sudah jam delapan malam dia masih berada dikantor berdua dengan bosnya.
Kamu itu tidur apa mati sih pak, gumam Melin.
Melin akhirnya berinisiatif menyiprati Bosnya dengan air dan menciumkan minyak kayu putih dihidung Pak Johan.
Perlahan Pak Johan terbangun, Dia menatap Melin dengan tajam. Melin mulai merasa takut dengan Pak Johan yang terus menatapnya.
Apa dia kesurupan, gumam Melin.
"Pak.... Pak Johan kenapa?" tanya Melin.
Astaga..... bahkan didalam mimpi, aku juga bertemu dengan melin, gumam Pak Johan.
"Pak, sadarlah ini sudah malam," ucap Melin sambil mencubit lengan Pak Johan.
Auhhhhhh sakit........
"Ini kamu Mel, Saya kira mimpi. kenapa diruangan saya," tanya Pak Johan.
"Lihatlah Pak, ini sudah hampir jam sembilan malam. Tapi Pak Johan baru bangun. Sebenarnya Pak Johan sakit apa?. minum obat hingga tertidur selama ini,"
Pak Johan tersenyum, Dia teringat jika dia sudah meminum obat tidur dikopi milik Melin.
bisa gitu yak?
bisa lah ...suka² author dong kan dia yg nulis cerita...🤭🤭🤭🤪🤪🤪🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣✌🏻✌🏻
btw, kalau disini uangnya bisa ditransfer... lalu kenapa kebanyakan cerita yg kawinnya juga dadakan, hanya mahar uang yg ada di dompet aja yaa??? 🤔😁