Rere Anita, sungguh tidak menyangka kalau sang suami yang selama ini mengaku lemah syahwat ternyata memiliki selingkuhan dan anak yang sudah besar.
Mendapati fakta itu membuat Rere sakit hati karna uangnya telah banyak habis untuk menyembuhkan Sang suami yang mengaku lemah syahwat itu.
Hingga Rere mencari sosok pria bayaran yang harus bisa membantu dirinya balas dendam, dengan kekayaan Rere sebagai pancingan.
"Aku hanya membutuhkan pria m0k0nd0 saja, karna hanya untuk memuaskan aku dalam hal ranjang dan haus dahaga akan pengkhianatan suamiku." ucap Rere dengan sangat angkuh.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Madumanis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 22
“Siapa yang menghubungi malam-malam begini?” Tanya Rere dengan penuh sangat curiga pada Galih, karena menelpon di tempat yang jauh dari darinya.
Galih berusaha untuk tetap tenang karena tidak mau membuat Rere curiga. Ia berjalan mendekati Rere yang masih terus memperhatikannya, bahkan setiap langkah kaki Galih seakan diperhitungkan oleh Rere.
“Katakan saja siapa, mengapa harus menghindar dariku kalau hanya panggilan biasa.” Ulangku lagi.
“Temanku, aku mengatakan pada dia untuk membatalkan lamaran pekerjaan kemarin.” Kata Galih yang tentu saja itu bohong, ekspresi wajah Galih sungguh terlihat serius kali ini.
Sialnya Rere adalah wanita polos atau bahkan bodoamat akan sesuatu, ia mengangguk saja seolah percaya. “Kenapa kau membatalkan lamaran pekerjaan itu?” Tanya Rere yang sebenarnya hati terdalam belum percaya sepenuhnya. Tapi, Rere ingat akan apa dasar hubungan mereka terjadi.
Yaitu Galih tidak akan mengganggu segala hal yang ingin dilakukan Rere, begitu pula sebaliknya. “Bukankah kau mengatakan jika sebaiknya aku bekerja sebagai supir pribadimu saja?” Tanyanya balik, Galih menatap Rere penuh damba.
Sebenarnya Galih tahu jika Rere masih mencurigai dirinya, harus segera mengalihkan pikiran wanita cantik itu. Tanpa permisi Galih langsung menggendong Rere bagaikan pengantin baru. Rere menjerit kecil karena terkejut, ia tertawa kecil disaat Galih mengigit area lehernya.
“Tidurlah.. Besok kemungkinan adalah hari melelahkan untukmu,” Ucap Galih sembari perlahan merebahkan tubuh Rere di tempat tidur.
Kedua alis Rere seakan mau menyatu, lebih tepatnya ia bingung apa maksud yang Galih katakan. “Melelahkan?”
“Yes, Baby. Kau tidak pulang malam ini, tidur bersamaku. Apa kau tidak memikirkan tentang Saka yang kebingungan mencarimu di Mansion?”
Ayolah Rere baru sadar itu, seketika Rere langsung tertawa kecil. Tidak pernah ia melakukan hal seperti ini seumur hidupnya bisa dikatakan kalau Rere adalah manusia disiplin.
“Besok ada kau disampingku, Galih. Jadi aku tidak akan takut dengan apapun, kau akan selalu lindungi aku bukan..” Tangan Rere memegang wajah Galih yang berada di atasnya.
Galih tersenyum sinis atau bisa dikatakan sedang tersenyum penuh arti kepada Rere yang sangat menggoda dibawah tubuhnya. “Aku akan selalu ada disampingmu, ambil jalan apapun yang kau inginkan. Soal resiko.. Aku yang akan urus itu.” Respon Galih cukup terdengar tegas dan menyakinkan.
Langsung Galih mengecup area tengkuk leher jenjang Rere, ia meninggalkan banyak bekas disana. Sampai Rere menggeram menahan rasa geli yang sangat luar biasa, Galih benar-benar pandai memainkan segala rasa yang ada.
~
Suara alarm membangunkan Rere dari tidurnya, ternyata berasal dari ponsel Galih. Bahkan pria itu tidak terbangun sama sekali malah menutupi wajahnya dengan bantal mungkin tidak mau mendengar suara berisik dari alarm tersebut.
“Kau curang!” Ucap Rere, ia mengecup bibir Galih meskipun sedikit sulit karena bantal yang menutupi wajahnya.
Rere melihat sekeliling kamar tempat ia menghabiskan malam, ntah mengapa menjadi teringat dengan Saka. Seharusnya ia terbangun dengan Saka di sampingnya bukan seperti ini. Tatapan mata Rere menuju kearah Galih, ia tersenyum manis melihat pria yang sangat berguna untuknya itu.
“Aku tidak pernah memperdulikan tentang miskinmu, yang terpenting kau bisa untuk aku andalkan.” gumam Rere didalam hati sambil mengikat rambut panjangnya.
Hal pertama yang sangat ingin Rere lakukan adalah membuat sarapan untuknya dan Galih. Sebagai bentuk rasa terimakasih dari Rere untuk Galih karena selalu ada dalam keadaan apapun. Padahal sudah jelas semua kejadian kemarin malam tidak ada dalam aturan kontrak yang mereka tandatangani.
Langkah kaki Rere menuruni tangga sambil bernyanyi kecil, ayolah bahkan dirinya lebih terlihat seperti istri dari Galih saja.
“Mari kita lihat ada apa di lemari es pria itu..” Rere menuju dapur tapi langkahnya terhenti karena melihat foto yang sangat tidak asing.
Tepat disamping meja sofa Rere melihat foto Galih bersama dengan wanita cantik, ya meskipun wajahnya tidak terlihat jelas tapi Rere sangat yakin jika wanita itu pasti sangat spesial bagi Galih.
“Ck, dia punya kekasih ternyata..” Rere menjadi kesal sendiri, tapi segera ia tepis semua rasa aneh itu.
“Bodoamat! Mau dalam sehari Galih dibayar oleh wanita kaya sampai lima kali juga, aku tidak perduli!” Rere membalikan foto itu hingga ia tidak akan melihat gambar menyebalkan itu lagi.
Tangan Rere berkacak pinggang, ia menghela napas sangat kasar karena rasa kesal dihati. “Aaaaaaaaa, padahal moodku lagi bagus banget tadi!” Rere menggaruk kepalanya sendiri karena kesal.
“Are you, okay?” Suara itu mengejutkan Rere, ia langsung berbalik badan hingga saling tatap dengan Galih.
Pria itu sangat berantakan, rambut acak-acakan serta wajah bantal itu semakin membuat Galih terlihat manis dimata Rere. “Ck, sialnya dia tidak pernah bisa terlihat jelek dimataku.” Umpat Rere di dalam hati, ia berjalan menuju dapur mengabaikan pertanyaan Galih tadi.
Galih sampai terheran melihat sikap Rere barusan, seperti ia melakukan kesalahan tapi apa. Bahkan Galih merasa baru saja bangun tidur, kesalahan apa yang telah ia lakukan dalam waktu sedetik menyapa Rere Anita.
“Sikap wanita memang benar-benar aneh,” Galih melanjutkan langkahnya untuk menuju Rere yang tengah di dapur.
Ternyata Rere sudah memegang wortel serta kentang dan bahkan ada telur. Tidak tahu mau memasak apa tapi Galih masih memperhatikan wanita itu dengan baik. “Memangnya kau bisa memasak?” Tanya Galih hingga fokus Rere teralihkan pada wajah tampan itu.
“Tidak, tapi sepertinya mudah. Tinggal potong potong saja lalu tumis, yakan?” Sangat penuh percaya diri Rere mengatakan semua itu kepada Galih yang sebenarnya serba bisa.
“Ya, benar. Lakukan seperti yang kau katakan tadi,” Galih mencoba mengikuti saja kemauan Rere kali ini, sambil menahan tawa sedikit.
Dari cara Rere memegang pisau saja sudah sebagai bukti jika tidak pernah memasak seumur hidupnya. Tapi, Galih masih mau melihat sampai mana Rere yakin jika bisa melakukan hal yang sangat tidak ia bisa itu.
“Begini..” Tangan Rere mencoba mengupas kentang dengan kekuatan yang tidak seberapa.
“Bukan seperti_”
“Aaaaa!” Baru mau Galih mau berkata tiba-tiba saja tangan Rere sudah menjadi korban. “Sakit, Galih..” Adunya, ia berjalan menuju Galih dengan jari telunjuk yang berdarah itu. Sungguh seperti bocah yang memamerkan luka pada ayahnya, sangat menggemaskan dimata Galih.
“Oh, No.. Jari wanita kecil yang menggemaskan ini terluka..” Ucap Galih, ia langsung menghisap jari telunjuk Rere sebagai cara pengobatan pertama.
baruu nii suka 👍😁😁