Elara Estelle putri seorang pengusaha yang terabaikan dipaksa menikah dengan Alistair Magnusson seorang tuan muda lumpuh di tengah ejekan keluarganya elara menyembunyikan identitasnya sebagai dokter terkenal ketika rahasia masa lalu terungkap elara merencanakan balas dendam sambil belajar arti cinta dan penerimaan dalam pernikahan yang tak terduga.
penasaran?? yuuk lanjut bacanya ➡️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bellis_perennis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14
Di kantor marcus mulai menyadari ada sesuatu yang berbeda dengan tuannya "anda baik-baik saja, Tuan?" tanyanya penasaran melihat Alistair yang tampak aneh sepanjang hari.
"Ya...ayo kita pulang tubuhku sudah tercium alkohol". jawab Alistair datar.
Marcus terkejut mendengar itu. Sepanjang hari dia tahu Alistair bahkan tak menyentuh alkohol namun, sepertinya Alistair ingin tubuhnya berbau anggur meski tahu mungkin saja elara akan membencinya marcus hanya bisa mengerutkan dahi semakin penasaran akan apa yang ingin tuannya lakukan.
Setibanya di rumah alistair memasang wajah pura-pura mabuk bau anggur samar yang dia gunakan membuat Marcus mengintip dari jauh menebak apa yang sebenarnya direncanakan Alistair namun yang mengejutkan bukannya kembali ke kamarnya alistair menggerakkan kursi rodanya ke kamar Elara dan mengetuk pintu pelan.
"Elara kau sudah tidur?" tanyanya suaranya terdengar serak sengaja dibuat seperti pria mabuk.
Tak lama pintu terbuka, memperlihatkan elara yang tampaknya baru selesai mengerjakan tugas kuliahnya raut wajahnya menandakan kelelahan namun dia segera mengangkat alis melihat alistair yang tampak berbeda.
"Kamu belum tidur?" tanya alistair lagi walau dia tahu jawabannya.
Elara menatapnya bingung dengan aroma anggur yang tercium dari tubuh suaminya "kau habis minum?" tanyanya heran.
"Hmm… Aku terpaksa melakukannya pertemuan bisnis membuat peserta harus minum" jawab alistair dengan suara lesu suaranya dipaksakan terdengar seperti orang tak berdaya melihatnya elara mulai percaya bahwa suaminya memang mabuk.
"Apa perlu kubuatkan teh atau sup? agar besok pagi kau tidak muntah" tanya Elara dengan nada khawatir Sebagai seorang dokter dia tau efek anggur bagi orang yang jarang minum.
"Ya aku… ingin meminta bantuanmu" jawab Alistair masih memaksakan suaranya lesu "para pelayan sudah tidur dan aku tak ingin mengganggu mereka".
Marcus yang mengamati dari jauh tersenyum kecil akhirnya dia mengerti rencana licik tuannya alistair memang pandai memanfaatkan momen demi mendekati hati istrinya.
"Baiklah aku akan membuatkan sesuatu untukmu" kata elara.
Alistair mengangguk "kalau begitu, bisakah kau antar supnya ke kamarku nanti?"
"Tentu saja" jawab Elara.
Elara tak menyadari apa yang sebenarnya dipikirkan alistair seperempat jam kemudian dia tiba di kamar alistair membawa semangkuk sup yang ia buat sendiri di balik pintu alistair duduk di tempat tidur berpura-pura mabuk dan lemas.
Namun begitu Elara mendekatkan nampan alistair tiba-tiba menarik tangannya nampan itu jatuh ke lantai dan elara yang cepat tanggap berhasil menghindarkan isinya dari mereka berdua elara terkejut tapi alistair terus memeluknya dengan hangat.
"alistair, kau tidak apa-apa?" tanyanya cemas dia merasa suaminya mungkin mabuk berat jadi dia tak melawan pelukan itu walau sedikit tidak nyaman.
Merasa elara tidak menolak Alistair mengeratkan pelukannya hangatnya pelukan elara terasa begitu menenangkan membuat alistair lupa akan dunia luar baginya ini adalah kenyamanan yang langka perasaan yang bahkan tak dapat dia temukan di antara banyak wanita yang dulu mendekatinya.
"Apa kau merasa tidak nyaman? aku bisa membuatkan sup lagi untukmu" ucap elara.
Alistair menatap wajah polos istrinya senyum kecil terbentuk di bibirnya dia tampak sangat mabuk namun bukan karena anggur melainkan karena cinta yang sangat dalam pada elara tanpa diduga dia menarik tubuh elara hingga wajah mereka saling berdekatan sebelum elara sempat mengalihkan wajahnya alistair memegang tengkuk nya lalu bi birnya menyentuh bi bir lembut elara.
Ciu man itu begitu tiba-tiba hingga elara tidak bisa melawan tubuhnya membeku karena terkejut namun alistair, yang sudah menantikan ini menikmati setiap detik elara memang tidak langsung membalas namun tubuhnya perlahan menjadi rileks membuat Alistair semakin bersemangat kini elara sudah duduk di pangkuannya dan alistair mengeratkan pelukannya merasa nyaman dan hangat.
Saat elara merasa tubuh bagian tertentu milik alistair bereaksi pipinya memerah namun ia tetap diam karena mengira jika alistair begini karena anggur itu sedangkan alistair di sisi lain hanya tersenyum dalam hati menyadari apa yang membuat pipi elara menjadi merah dia bahagia kini istrinya tahu bahwa dia adalah pria normal bukan pria yang kehilangan hasrat seperti yang orang-orang pikirkan.
Setelah puas dengan ciuman pertama mereka yang mendalam alistair melepaskan bibirnya dari elara alih-alih meminta maaf dia membenamkan wajahnya di pundak istrinya menikmati aroma lembut yang menenangkannya.
"A..aku… akan kembali ke kamarku" ucap elara dengan suara terbata dia berbalik hendak pergi namun tiba-tiba lampu rumah padam meninggalkan mereka dalam kegelapan yang hanya diterangi oleh cahaya bulan dari pintu kaca yang mengarah ke balkon elara merasa sedikit takut bukan karena gelap tapi karena hanya ada dirinya dan suaminya di kamar yang remang-remang.
Elara tak merasakan ada gerakan dari alistair dan bertanya "apa kau sudah tidur?"
Alistair tak menjawab namun diam-diam ia masih terjaga menikmati kehadiran istrinya di sampingnya dia akhirnya tertidur namun tidak melepas pelukannya pada istrinya dan elara hanya bisa pasrah dan memilih untuk tidur di ranjang yang sama dia merasa nyaman dalam dekapan alistair.
Di tengah malam alistair terbangun dia menatap wajah elara yang tertidur dengan damai masih berada di pelukannya senyum tipis terbentuk di bibirnya dalam hati dia menyesali surat perjanjian yang dulu ia buat andai saja dia menyambut elara dengan hati terbuka sejak awal dia pasti bisa menikmati wajah cantik ini setiap malam.
Dengan lembut alistair membisikkan kata-kata yang hanya dia sendiri yang bisa mendengarnya "aku tidak akan membiarkanmu diambil orang lain kau milikku elara… selamanya".
Ia mengecup kelopak mata, hidung, dan akhirnya bibir lembut istrinya sebelum kembali ke alam mimpi dia merasa puas dan bahagia Malam itu tidurnya terasa lebih nyenyak dari biasanya.