HERNANDES : The Final Story (S2)

...𖣁 ࣪࣪ἨΛⱣⱣὙ ᖇ𝚬Λ𝐃𝐥ṆԌ 𖣁...

Mereka takut bahwa Eshma akan kabur lagi. Dan memutuskan mempercepat misi, dan berangkat ke Oman malam itu juga. Veyna tetap ikut karena kali ini dia yang memimpin sekaligus pengarah untuk timnya. Singkat cerita, mereka sudah tiba di kota Oman. Jay dan Zafer kali ini satu kamar. Malam itu Zafer belum beristirahat karena masih mempelajari sebuah strategi yang baru saja Veyna berikan pada mereka. Tiba-tiba ponsel Jay berdering. Zafer tidak enak membangunkan Jay yang sudah tertidur pulas. Dia kemudian membiarkan ponsel milik Jay terus berdering. Karena panggilan itu terus berbunyi, membuat Jay terbangun.

"Zafer. Siapa yang menelfon ku?"

"Aku tidak tau kak, "

"Tolong angkat. Sepertinya itu telfon penting sampai berkali-kali, " Zafer kemudian mengambil ponsel Zafer untuk menerima panggilan itu. Namun tiba-tiba Zafer terdiam saat melihat orang yang melakukan panggilan itu adalah Zyan. "Dari buku itu mengatakan bahwa Zyan adalah ayah Adycandra. Jika Adycandra terbukti ayahku, itu artinya dia adalah kakekku juga, " batin Zafer.

"Zafer. Siapa yang menelfon?"

"Ini telfon dari paman mu kak. Paman Zyan, " mendengar itu Jay langsung bangun dan menerima panggilan tersebut.

"Hallo Jay, " untuk pertama kalinya Zafer mendengar suara Zyan. Hatinya berdegup kencang. Dia ingin sekali memanggil Zyan dengan sebutan kakek. Namun masih belum ada bukti kalau Adycandra adalah ayahnya, dan Zyan adalah kakeknya.

"Kau sudah sampai Oman?"

"Sudah paman, "

"Paman kirimkan sebuah alamat untuk mu. Mungkin orang itu bisa membantu kalian selama di Oman, "

"Dia adalah kerabat bibimu Esmes. Nama dia Issam, "

"Baiklah paman. Besok aku kesana. Paman istirahatlah ini sudah malam. Obat nya selalu paman minum kan?"

"Kakak mu Bella selalu memberikan obat tepat waktu, "

"Baguslah kalau begitu, "

"Ya sudah paman tutup dulu telfonnya ya, "

"Iya paman. Selamat malam, "

"Malam juga untukmu, " panggilan pun berakhir.

...· . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . · 𐙚· . . ·𐙚 · . . ·...

Keesokan harinya, Jay di temani Altan dan juga Zafer untuk pergi ke rumah Issam. Sayangnya mereka harus kesulitan mencari alamat rumah Issam, karena alamat tersebut tidak mempunyai akses GPS.

Sementara itu di sebuah restauran. Seorang gadis muda yang berusia 19 tahun sedang duduk sendirian. Tiba-tiba dua pria yang cukup tua berpenampilan bak sultan datang menghampiri gadis itu.

"Makan sendiri gadis manis?"

"Siapa kalian?"

"Tenanglah. Kami datang hanya ingin menawari mu sebuah kerjasama, "

"Apa itu?"

"Kami berdua sedang mencari istri. Apakah kau bersedia menikah dengan kami berdua, " mendengar itu mata gadis itu melebar sampai membuat dia tersedak makanannya sendiri.

"Aku menikahi dua pria tua seperti kalian? Tidak mau, "

"Semua kebutuhan mu. Perawatan mu. Jajanmu. Akan kami penuhi asal kau mau menikah dengan kami, "

"Apakah tidak ada wanita lain yang bisa kalian ajak menikah. Dan yang seusia dengan kalian?"

"Tidak. Kami lebih tertarik dengan gadis muda seperti mu. Apalagi dirimu, " gadis itu terdiam karena terpojok dengan semua ucapan kedua pria tua yang sama sekali tidak dia kenal.

Sementara itu. Jay bersama Altan dan Zafer merasa lapar, dan singgah di sebuah restauran yang sama dengan gadis tadi untuk makan.

"Em... Paman. Kalian sudah salah orang. Aku... Aku ini gadis yang sudah menikah, "

"Kita habisi suami mu, "

"Ah. A-aku juga sedang mengandung bayinya, "

"Kami siap menerima anak itu sebagai anak kami, "

"T-tapi suami ku jago kelahi. Dia bisa mematahkan tulang-tulang kalian. Apalagi kalian hanya pria tua, tidak ada tandingannya bagi suami ku, "

"Kalau begitu di mana suami mu?"

"Aaa. Itu ya. Dia-" ucapan gadis itu terhenti saat dia melihat Jay masuk bersama dengan Altan dan Zafer.

"D-dia... Iya dia suami ku, " tunjuk gadis itu yang langsung berlari memeluk Jay. Mendapatkan pelukan itu tentu membuat Jay terkejut dan seketika membeku. Dalam hidupnya ini kali pertama dia di peluk wanita selain kakaknya. Altan dan Zafer tidak bisa menahan tawa saat melihat Jay pertama kali di peluk gadis asing. Merasa tidak enak jadi tontonan Jay melepaskan pelukannya, namun gadis itu menahan diri tidak mau di lepas.

"Tolong aku. Kedua pria tua yang ada di depan mu ingin menikah dengan ku. Aku berbohong pada mereka kalau aku sudah menikah, " bisik gadis itu pada Jay. Mendengar itu Jay menatap ke arah dua pria yang di maksud oleh gadis itu.

"Jadi kamu suaminya?" Jay melepas pelukan itu perlahan dan perlahan menggeser gadis itu ke belakangnya.

"Ya. Dia istriku. Kenapa?" Drama Jay membuat Altan dan Zafer semakin tak bisa menahan tawa.

"Kenapa kalian tertawa, siapa kalian?" Tanya salah satu pria tua itu pada Altan dan Zafer.

"O-oh kami? Saya ipar dari gadis ini. Bukan begitu kakak ipar?" Ucap Altan.

"Hehe. Iya dia ipar saya, "

"Dan kamu siapa?"

"Aku? Pftt. Ayah dia tidak tau aku siapa?"

"Ayah?" Tanya Jay kebingungan.

"Ah dia putra pertama kami, " sambung gadis itu.

"Seharusnya aku tidak mengajak mereka makan di sini, " batin Jay yang semakin tertekan.

"Tuan. Kami akan berikan sejumlah uang yang banyak untuk mu, putramu, dan adik mu itu. Tapi sebagai gantinya ceraikan istrimu dan berikan pada kami. Kami akan menjaga istrimu dengan baik, dan juga kandungannya, "

"Kandungan?" Jay yang semakin kebingungan menoleh ke arah gadis tersebut. Melihat tatapan Jay yang begitu tajam, membuat gadis itu takut dan melayangkan matanya untuk memandangi objek lain.

"Kenapa kau terkejut begitu tuan. Apakah istrimu belum memberitahukan soal ini?"

"Oh mengandung ya. Kenapa kau tidak memberitahuku kalau kau sedang mengandung?"

"A-aku... " gadis itu terbata-bata saat Jay mulai memarahinya.

"Dan kenapa kau tidak beristirahat di rumah? Dengar. Aku tidak mau bayi itu sampai kenapa-kenapa. Jika terjadi sesuatu pada bayi itu. Aku akan menggantung mu di tiang listrik jalanan, " mendengar ancaman Jay tentu membuat semua orang terkejut dan mulai takut.

"Ah tuan. Aku rasa-"

"DIAM. Ini urusan rumah tangga kami. Jika kalian tidak mau urat-urat kalian putus, jangan ikut campur, " ucap Jay pada pria tua tersebut.

"Dan kau. Kau belum menjawab pertanyaan ku sama sekali. Kenapa kau tidak memberitahukan kehamilan mu padaku?"

"Aktingnya boleh juga, " batin gadis itu yang cukup takjub dengan akting Jay.

"Kamu tega ya mau gantung aku di tiang listrik. Suami macam apa kau ini. Sudah tidak bertanggung jawab. Tidak pernah punya waktu pada keluarga. Game saja taunya. Kau memang tak sayang anak dan istrimu, "

"Aku tak sayang pada anak dan istri? Katakan pada ibumu Zafer. Seberapa besar ayah menyayangi mu, "

"Ibu. Tenanglah. Ayah itu sayang sekali padaku. Dia bahkan rela melakukan apapun itu agar aku bahagia, "

"Lalu pada istrimu kak? Apa kau sayang padanya?" Tanya Altan yang sengaja ingin jahil pada Jay.