Anna harus terjebak dengan dua orang laki-laki yang membuatnya harus terpaksa berakhir dengan Maxim yang ternyata adalah teman masa kecilnya dulu.
Ternyata Maxim dan Dexter adalah mantan rekan yang memiliki sifat berbeda jauh.
Akankah Luna menerima cinta Maxim atau malah pergi bersama Dexter.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30
Karena terlalu lelah setelah seharian berbelanja, Anna tertidur lebih dulu. Dia bahkan tidak tau jika Maxim baru saja kembali ke kamar saat jam menunjukkan pukul 01.00 dini hari.
"Astaga, tidurnya." gumam Maxim ketika melihat Anna yang tertidur dengan begitu pulasnya.
Dia bahkan sudah tidak memakai selimut lagi, dan membiarkan jendela-jendela itu terbuka. Ini mungkin sudah menjadi kebiasaannya, karena Anna tidak pernah tidur menggunakan AC. Dia cara membiarkan angin dari luar masuk ke dalam kamarnya.
Entahlah, tapi Maxim yakin bawa aja sudah menjadi kebiasaan bagi wanita itu.
Di saat dia hendak pergi ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya, tiba-tiba saja Mark menghubunginya malam-malam seperti ini.
Entah apalagi yang terjadi di luar sana. Jika tidak penting mana mungkin dia berani menghubunginya malam-malam seperti ini.
"Katakan!" titah Maxim hingga membuat Mark langsung menjelaskan apa yang terjadi saat ini.
"Polisi sedang menggeledah tempat kejadian kemarin. Mereka bahkan menemukan pin emas milik anda yang terjatuh sewaktu anda melarikan diri. Sekarang mereka sedang mencari di situs tentang pembuatan pin itu dan siapa-siapa saja yang memilikinya." jelas Mark hingga membuat Maxim ingin mengumpat saat itu juga.
Masalah tidak ada henti-hentinya di saat dia ingin memulai kehidupan yang baru bersama dengan Anna. Jika seperti ini terus, dia tidak bisa mempublikasikan hubungannya dengan Anna.
Dia harus menunda semua rencana yang telah dia susun. Ini semua karena jenderal muda itu. Jika tidak, mungkin saja dia sudah menyelesaikan semuanya. Tapi karena jenderal muda itu dia harus menunda semua rencananya.
"Pastikan bahwa mereka tidak menemukan apapun. Soal pin itu, jangan sampai situs membocorkan bahwa itu adalah milikku. Retas semua datanya, dan pastikan tidak ada jejak atau namaku di sana!" titahnya lagi yang membuat Mark langsung paham dan dia memutuskan sambungan telepon diantara mereka berdua.
Maxim hanya bisa mendesah pasrah untuk semua ini. Sungguh, masalah ini tidak ada henti-hentinya. Dia baru saja selamat dari maut, tapi sudah harus kembali berurusan dengan polisi.
***
Keesokan paginya, ketika dia berada di kantor sekretaris yang mengatakan bahwa ada beberapa orang polisi dan tim penyidik yang ingin bertemu dengannya.
Dia sudah menduga semua ini, bawa b*******-b******* itu pasti akan datang ke perusahaannya. Mereka pasti akan bertanya hal-hal yang tidak masuk akal nanti.
"Biarkan mereka masuk!" titah Maxim.
Dia membiarkan manusia-manusia tidak berguna itu masuk ke ruangan kerjanya. Di sana, dia menyambut kedatangan mereka dengan raut wajah angkuh miliknya. Max tidak ingin terlalu banyak berbasa-basi dengan mereka semua. Jadi lebih baik to the point saja.
"Selamat siang, tuan Maxim. Kedatangan kami ke sini untuk-"
"Langsung saja, aku tidak ingin terlalu banyak basa-basi. Jelaskan apa yang kalian inginkan?" tanya Maxim.
Dia sudah mengatakan yang bukan bahwa dia tidak ingin terlalu banyak basa-basi dengan mereka semua. Maxim paling membenci hal-hal seperti ini jadi dia tidak ingin terlalu lama membiarkan mereka semua berada di ruangan kerjanya.
Jendral muda bersama Orion itu menatap Maxim dengan tatapan tidak suka. Dia yakin bahwa orang-orang seperti Maxim ini pasti menggunakan kekuasaannya untuk hal-hal yang salah. Dia sangat yakin untuk itu.
"Kedatangan kami ke sini untuk meminta kejelasan anda tentang pin ini. Kami mendapatkan kabar dari salah satu pengrajin emas ternama di kota ini bahwa anda salah satu pemiliknya. Pin seperti ini hanya di miliki 3 orang saja, dan kabarnya anda adalah salah satunya." jelas Orion yang membuat Maxim mengepalkan kedua tangannya di bawah meja.
Maxim terlihat sangat santai sekali. Dia benar-benar bersikap tenang karena tidak ingin membuat mereka semua curiga dengannya.
"Atas dasar apa kalian datang ke perusahaan ku dan mengatakan tentang hal ini. Aku memang memiliki pin seperti itu, tapi pin itu sudah hilang sejak dua bulan yang lalu ketika aku berkunjung di sebuah klub malam di Malta!" jelas Maxim yang membuat mereka semua terdiam.
Apalagi saat jendral muda bernama Orion itu menatapnya. Maxim paling benci dengan orang-orang seperti itu. Bahkan rasanya dia ingin meledakkan kepala mereka semua saat ini.
"Apa anda mengingat tanggalnya? jam dan waktu saat-"
"Kau pikir aku memiliki banyak waktu untuk memikirkan hal seperti itu? aku buat orang yang tidak memiliki pekerjaan hanya untuk mengurusi hal-hal seperti itu. Lagi pula untuk apa aku memikirkan pin yang tidak seberapa itu harganya. Aku bahkan tidak merasa rugi sedikit pun saat barang itu hilang!" seru Maxim.
Dia ingin memperjelas pada mereka semua bahwa dia tidak akan jatuh miskin hanya karena barang seperti itu saja. Apalagi hanya karena barang-barang sialan itu, dia sampai didatangi oleh polisi ke perusahaan.
"Santai saja tuan, Maxim. Kami datang ke sini hanya untuk mengkonfirmasi saja."
"Aku tidak bisa santai jika menghadapi manusia-manusia seperti kalian ini. kalian harus tahu, aku berhak marah di sini dan aku berhak mengusir kalian, sekarang kalian telah mengganggu waktuku." ujar Maxim yang terlihat sudah tidak bisa santai lagi menghadapi mereka.
"Hati-hati jika berbicara tuan, Maxim. Kita bisa membicarakan hal ini dengan tenang."
"Sepertinya anda yang sudah tidak tenang saat ini Pak. Tolong katakan pada bawahan anda untuk tidak macam-macam terhadap saya. Ingat satu hal, pak. Saya adalah Maxim Luxio Grox, itu artinya anak buah anda wajib mengenal siapa saya. Jika kalian datang ke sini hanya untuk membuang-buang waktu ke saja, maka silahkan pergi dari tempat ini!" usirnya pada mereka semua.
Dia tidak bisa menerima apapun lagi tentang kehadiran mereka. Maxim bukanlah orang yang memiliki toleransi tinggi. Dia paling membenci yang namanya diganggu seperti ini dengan hal-hal yang tidak masuk akal.
"Jangan terlalu sombong, Tuan. Bisa saja apa yang anda miliki ini tidak real, semuanya!" sahut Orion yang membuat Maxim langsung bangkit dari kursi kerjanya, lalu menghampiri pria itu di sana.
Dia berdiri tepat di depan Orion dengan kedua tangannya yang masuk di dalam saku celananya.
Lihat, betapa sombongnya wajah pria itu saat ini. Dia makan bisa bersikap sombong di saat-saat seperti sekarang.
"Tau apa kau tentang hidup ku hah?" tanya Maxim dengan rahang yang mengeras sempurna.
Jika dia tidak bisa menahannya, maka habislah semua ini. Dia benar-benar bisa habis semuanya.
"Kau baru belajar di dunia ini bukan? jangan lupakan satu hal jika pangkatmu saat ini juga aku penyumbangnya, karena aku adalah orang yang menjadi penyumbang terbesar di negara ini. Jika kau tidak ingin karier mu hancur, maka pergilah. Urus saja yang menjadi urusan mu dan jangan pernah mencampuri atau pun mencari tau tentang identitas diriku!" ucap Maxim dengan penuh penekanan.
Dia benar-benar muak dengan semua ini. Berharap bahwa apa yang terjadi pada mereka saat ini tidak akan terjadi lagi.
Bersambung