NovelToon NovelToon
Suami Lumpuh Ternyata Sultan

Suami Lumpuh Ternyata Sultan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Percintaan Konglomerat / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Terpaksa Menikahi Suami Cacat / Pelakor jahat
Popularitas:568.4k
Nilai: 4.7
Nama Author: Ristha Aristha

Mentari dijodohkan oleh ayahnya dengan pria lumpuh. ia terpaksa menerimanya karena ekonomi keluarga dan bakti dia kepada orangtuanya.
apa yang terjadi setelah mentari menikah?
apa akan tumbuh benih-benih cinta di antara keduanya?
apakah mentari bahagia? atau malah sebaliknya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ristha Aristha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Denok Shock

"Ayo yah, Mas Dirga mau ngajak kita ke suatu tempat", ujar Bara sambil menggandeng tangan Bagas.

Laki-laki baru baya itu mengernyit heran, namun ia tetap mengikuti langkah kaki anak bungsunya ke mobil yang ada di halaman.

"Kita mau kemana, Nak Dirga?" tanya Bagas penasaran.

Dirga yang sudah duduk dalam mobil tersenyum simpul, dia dan Bara saling bertukar pandang dan tak luput dari tatapan heran Bagas.

"Kalian ini sedang merencanakan apa sih?" tanyanya bingung.

"Yang pasti ini kejutan untuk Ayah", sahut Dirga mantap.

"Bar, kita mau kemana?"

Tak berhasil bertanya pada Dirga, Bagas beralih pada anak bungsunya. Namun sayang, sepertinya Bara tak berniat memberitahu tujuan mereka dan sengaja mengangkat bahu.

"Tanya mas Dirga saja, Yah. Bara gak tahu apa-apa" jawabnya sambil memalingkan wajah

"Ya Allah, kalian ini ada-ada saja. Ayah jadi penasaran, mana ibu kalian di bawa Tari dan Mira", keluhnya sambil bersandar di sandaran jok mobil.

Sopir yang mengantar mereka membelokkan mobil ke sebuah rumah, dan setelah mobil berhenti dis dengan sigap mengeluarkan kursi roda Dirga. Laki-laki itu membantu Dirga turun dari mobil. Terlihat sudah terbiasa.

Bara dan Bagas sangat takjub melihat dengan keuletannya.

"Saya harus banyak belajar dari Pak Didin. Biar besok-besok bisa membantu Mas Dirga jika mau kemana-mana ", ujar Bara pelan.

"Jangan, Den Bara. Saya mah sudah terbiasa begini, di kota juga saya supir pribadinya Tuan Dirga", sahut Didin cepat.

"Kita ngapain ke rumah Pak Lurah, Nak?" tanya Bagas lagi.

Dia sedikit melirik ke arah kanan, dimana rumah Denok berada. Karena rumah Pak Lurah tidak mempunyai pagar, mereka bisa dengan leluasa melihat-lihat rumah tetangga.

Tak sengaja Bagas melihat Denok sedang menjemur pakaian. adiknya itu langsung beranjak mendekati mereka. Benar-benar mudah di tebak, karena Denok adalah orang yang suka kepo dengan urusan orang lain.

"Ngapain kamu disini, Mas?" tanya Denok dengan mata menyelidik, dia sekilas melirik Dirga dengan tatapan mengejek. "Mau minta bansos?" tanyanya lagi.

Bagas diam saja, karena jujur saja dia juga tidak tau apa maksud mereka datang kesini.

"Ayo Pak Didin, kita masuk kedalam!" ucap Dirga terdengar tegas. "Bar, ajak Ayah juga!" katanya sambil memberi isyarat pada Bara agar tidak meladeni Denok.

Mereka berempat berjalan maju, dan Pak Lurah sudah menunggu mereka di teras. Denok gegas ikut, dia tidak akan melewatkan apapun yang terjadi nantinya.

"Masuk, Mas Dirga. Pak Beni tadi menelpon saya, katanya Mas Dirga sendiri yang akan datang" sapa pak Lurah ramah. "Pak Bagas apa kabar? Saya belum sempat datang berkunjung kerumah pak Bagas yang baru. Kapan diadakan acar syukurannya?" tanyanya lagi dengan ramah.

"Rumah Tari, itu Pak. Bukan rumah saya", sahut Bagas cepat. " Insyaallah syukuran akan di adakan sehari sebelum resepsi pernikahan Mentari dan Nak Dirga, Pak".

"Saya tunggu undangannya", kata pak Lurah lagi. "Ayo silahkan masuk semuanya!"

Denok yang dari tadi juga ad disana diam saja, ia masih berusaha menyimak semua yang terjadi. Dari kemarin mereka semua sudah mengetahui bahwa rumah mewah yang ada di sebelah rumah Narti adalah rumah Mentari, walaupun masih belum menerima tapi mereka tidak bisa apa-apa.

Spekulasi sementara adalah Mentari di tipu oleh suami dan mertuanya. Mereka meminjam uang di Bank atau pada majikan mereka, dan nantinya Mentari akan ikut melunasi hutang keluarga suaminya dengan cara bekerja sebagai pembantu.

Denok dengan tidak tau malunya ikut masuk, semua pasang mata melihat kearahnya, tapi dia cuek saja. pak Lurah diam saja, karena dia tahu Denok adalah adiknya Bagas dan dia mengira bahwa Denok mungkin di undang mereka.

"Jadi, bagaimana Pak? Apakah setuju dengan harga yang saya tawarkan?" tanya Dirga tanpa basa-basi.

"Ya ampun, Mas. Mana mungkin saya gak setuju? Harganya pas begitu. Sesuai apa apa yang saya beritakan, bahkan Mas Dirga gak nawar". Pak Lurah jawab dengan cepat.

Dirga mengangguk dengan puas, dia hampir berbicara lagi sebelum seorang wanita datang membawa nampan berisi minuman dan cemilan.

"Diminum, semuanya ", ujarnya sambil tersenyum. Dia kemudian ikut duduk di samping Pak Lurah.

"Dinikmati dulu suguhan ala kadarnya dari kami, Pak, Mas. istri saya bakat bikin kue, loh", pak Lurah tersenyum kecil.

Sejenak kegiatan mereka terhenti dengan kegiatan mereka mencicip hidangan yang disediakan oleh istri Pak Lurah. Denok juga ikut menikmati cemilan itu dengan lahap.

"Bu Denok hadir juga, ya", ujar istri pak Lurah

"Eh, iya Bu", Denok sahut cepat. "ngomong-ngomong ada apa ini, Bu? Kok Mas Bagas kesini?", tanyanya kepo.

Istrinya pak Lurah mengernyitkan dahi, ia heran kenapa Denok bertanya padahal ia juga ikut kesini.

"Saya juga bingung, ada apa ya, Pak Lurah? Saya kesini sama sekali tidak tahu apa-apa, anak-anak saya ini suka sekali main rahasia-rahasia an", kata Bagas sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Lah dalah, Mas. Kalau gak tahu ngapain mau ikut? Menantumu itu mau minta bansos loh, malu-maluin saja!" Cibir Denok.

"Apaan sih, Lek? Siapa juga yang mau minta bansos? Sok tahu banget", jawab Bara gemas. "kami dulu waktu susah juga gak mau menerima bansos, masak sekarang sudah senang minta bansos. Yo, Ndak mungkin?" jawabnya lagi.

"Hei, kamu itu masih kecil. Jangan sukanya ikut campur urusan orang dewasa, dasar gak punya adab!" sambar Denok kesal.

Dirga memasang wajah datar. Benar apa yang dikatakan Beni. Saudara mertuanya ini memang banyak omong, dan suka sekali merendahkan keluarga mertuanya. Benar-benar tidak pantas untuk dicontoh.

"Sudah-sudah, Bu Denok, kok malah bikin keributan, sih? Lagian siapa yang mau minta bansos? Mas Dirga datang kemari tidak ada urusannya dengan bansos", tukas pak Lurah cepat, takutnya Denok bikin ulah lagi. "Jadi akan saya jelaskan, bagi yang belum tahu seperti pak Bagas dan Bu denok. Saya itu sedang menjual kebun sawit yang ada di samping kebun Bu Denok ___",

Kenapa di jual, Pak? Kan, sayang. Manalagi produktif, hasilnya juga banyak ", Denok gegas memotong. "Lagian kebun pak lurah kan luas, siapa yang mau beli?", tanyanya lagi.

"Saya mau beli rumah dikota untuk anak saya, dan yang beli sudah ada kok. Jadi Bu Denok gak perlu khawatir ", sahut istri Pak Lurah cepat, kesal karena omongi suaminya di potong Denok. Sangat tidak sopan! Batinnya geram.

"Lah! Sudah ada yang beli? Siapa?" tanya Denok kepo.

"orangnya ada di sebelah Bu Denok, itu", sahut cepat pak Lurah.

"Hah?" Denok dan Bagas tanya kompak.

"sebenarnya Mas Dirga yang beli, tapi katanya suratnya mau di buat atas nama mertuanya yaitu pak Bagas", kata pak Lurah lagi.

"Apa?" Denok memekik kaget.

"Ya Allah, Nak" Bagas sampai tidak bisa berkata apa-apa.

"Jumlahnya 14 hektar ya, Mas. Kemarin pak Beni sudah survei lapangan dan juga sudah di ukur, sesuai dengan sertifikatnya. Selanjutnya tinggal proses balik nama", kata pak Lurah tenang.

"Baik pak, saya mengerti", sahut Dirga sopan.

"Nanti Pak Bagas tinggal ngasih data diri lengkap untuk surat-surat yang diperlukan", kata pak Lurah lagi.

"Baik, Pak. Tapi ini beneran Nak, Dirga? Apa tidak terlalu berlebihan?", Tanya Bagas tidak enak.

"Lah, berlebihan apanya, Yah? kalau kampung ini jual juga, akan saya beli untuk, Ayah", jawab Dirga sombong, dan dia terkekeh dalam hati saat melihat wajah Denok memucat.

...**********************...

1
Lala Kusumah
lanjuuuuuuuuuuutttt
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up thor
Siti Hartati
Luar biasa
Kasih Bonda
next thor semangat
Susanty
waaah uang apa itu Reza, awas loh yah,, jangan² uang Suap🤭 uuups🤫 aku gak menuduh loh, tapi heran aja dapat uang segepok, katanya bonus, bonus apaan?😆
febby fadila
bahkan kamu yg akan cemburu sama dirga dan mentari
febby fadila
dasar wanita obral heran deee nggak ad malunya
febby fadila
itu gendis gmna
febby fadila
thor jgn lama reuninya dong
Susanty
bener² gak Ada adab yah keluarga pihak bapaknya mentari. geram kali aku, rasanya pengin tak kasih petasan tuh mulut rombengnya
Susanty
Assalamualaikum author.
aku mampir yah, kayanya ceritanya menarik.
sukses selalu
Lala Kusumah
hebaaaatttt Mentari.... lanjutkan
Kasih Bonda
next thor semangat
Sunaryati
Kamu akan mengerjai Mentari Ines, nanti kamu yang akan mslu sendiri lho, karena Dirga tidak akan membiarkan orang menyakiti Mentari
rama
merasa korban /Puke//Puke//Puke//Puke/
rama
baik boleh, goblok jangan
rama
Luar biasa
Khairunnisa Hassan
lanjut Thor .dak salah tu ines yang bakal kebakaran jenggot
Reni Anjarwani
doubel up thor
Irma Minul
sangat menarik 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!