NovelToon NovelToon
Godaan Suami Tetangga

Godaan Suami Tetangga

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Cinta Terlarang / Tukar Pasangan
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: rishalin

Arumi Khoerunisa, seorang wanita yatim piatu yang peristri oleh seorang pria yang selalu saja menghina dirinya saat dia melakukan kesalahan sedikit saja.
Tapi kehidupan seketika berubah setelah kehadiran tetangga baru yang rumahnya tepat disampingnya.

Seperti apakah perubahan kehidupan baru Arumi setelah bertemu tetangga baru?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rishalin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 23

Arumi membaca pesan dari Erlan. Ada tersirat kesedihan di dalam isi pesannya itu.

Begitu juga dengan Arumi, ia juga merasakan hal yang sama, justru Arumi merasa jauh lebih sedih dan kecewa karena kebersamaan mereka beberapa saat yang lalu harus berakhir begitu saja.

[Iya, gak papa.] balas Arumi yang pura-pura baik-baik saja.

Sepulangnya dari pasar, Arumi sudah sangat terlambat. Apalagi akhirnya Arumi tak sempat membeli apa-apa di sana.

Yang ia lakukan, hanya berfikir tentang Erlan-Erlan dan Erlan dalam benaknya.

Fokus Arumi seketika buyar karena insiden mereka yang hampir ketahuan oleh Rika tadi.

Alhasil di rumah juga Arumi sangat kerepotan. ia belum masak untuk makan malam, belum beberes rumah, dan bahkan belum sempat mencuci baju.

Arumi belum melakukan hampir semua kegiatan yang setiap hari harus ia kerjakan. Kegiatan yang kini sudah terbengkalai begitu saja.

Sedangkan Ibrahim beberapa saat kemudian akhirnya sudah sampai di rumah. Ia merasa heran, karena melihat Arumi yang masih sibuk dengan pekerjaan rumah.

"Kamu habis pergi?" tanya Ibrahim tiba-tiba saat Arumi masih kerepotan menata makanan di meja makan.

"Cuma ke pasar, Mas. Gak ke mana-mana."

"Ooh... "

Setelah mendapat jawaban dari Arumi, Ibrahim langsung melangkah masuk kamar.

Ibrahim bergegas membersihkan diri sebelum waktu makan malam berlangsung sebentar lagi.

Setengah jam kemudian, Ibrahim sudah terlihat lebih segar setelah membersihkan diri.

Wajah yang sebelumnya lesu dan lelah, berganti menjadi wajah berseri yang sangat menyejukkan mata.

Ibrahim memang lumayan tampan, bahkan kalau sedang seperti ini, ia terlihat dua kali lebih tampan dari biasanya.

Mungkin itulah yang membuat Arumi dulu langsung jatuh hati padanya.

Ibrahim menghampiri Arumi yang sudah lebih dulu duduk di meja makan. Ia langsung duduk di hadapan Arumi dan mulai makan malam yang sudah Istrinya sediakan.

Arumi menyiapkan nasi, sayur, dan lauk ke piring milik Ibrahim. Tapi, sesaat kemudian nampak raut wajah Ibrahim tiba-tiba terlihat tak menyenangkan.

"Mana soto yang aku minta, Arumi!" Ucap Ibrahim ketus.

Arumi mendadak gugup. Ia tak menduga kalau Ibrahim akan mempermasalahkan hal ini yang rupanya masih menginginkan makanan yang dipesannya tadi pagi.

"Emmhhh itu, Mas. Tadi di pasar aku malah lupa beli bahan-bahannya." kilah Arumi yang tak bisa lagi menyembunyikan rasa cemasnya.

Brakkk!!!

Ibrahim tiba-tiba menggebrak meja. Wajahnya benar-benar berubah marah dan murka.

"Kamu tuh ya, sukanya menyepelekan aku! Makanya jadi lupa kaya gitu!"

"Bukan kaya gitu, Mas. Aku ..."

"Udahlah, Arumi. Aku jadi malas buat makan malam!" Ibrahim dengan cepat beranjak lalu meninggalkan Arumi dan masuk ke dalam kamar.

Arumi membiarkan Ibrahim sendiri dulu untuk beberapa saat. Karena kalau sekarang Arumi memaksakan untuk bicara pada Ibrahim, Arumi yakin emosinya masih belum mereda dan Ibrahim akan lebih marah lagi padanya.

Hingga beberapa saat kemudian, Ibrahim sendiri yang memanggil Arumi.

Arumi dengan cepat menemui Suaminya. Arumi pikir hati Ibrahim sudah sedikit luluh. Tapi, ternyata wajah murkanya malah semakin terlihat.

"Arumi!!!" bentak Ibrahim setelah Arumi sampai di hadapannya.

"Kemejaku yang ini belum kamu cuci, hah!" Ibrahim mengambil kemeja biru dari dalam keranjang baju kotor dan memperlihatkannya pada Arumi.

"Maaf, Mas, tadi aku belum sempat cuci baju." Arumi semakin menundukkan pandangannya.

"Maaf... maaf. Terus aku besok mau pake baju apa, hah?"

"Kan, masih banyak kemeja Mas Ibrahim yang lain."

"Pinter ya kamu sekarang berkilah!" tukas Ibrahim.

"Aku maunya yang ini! Titik!"

"Aku bisa mencucinya sekarang, Mas."

Arumi hampir mengambil kemeja yang sedang di pegang Ibrahim. Tapi Ibrahim menarik kembali kemeja itu dengan sangat kasar.

"Gak, usah. Dasar istri gak becus!" umpat Ibrahim.

Arumi meraih lengan Ibrahim, berusaha mendekap tubuhnya untuk meminta maaf. Arumi ingin menunjukkan rasa penyesalannya padanya.

"Mas Ibrahim!" gumam Arumi bernada memohon.

Tapi tiba-tiba saja Ibrahim malah mendorong tubuh Arumi untuk menjauh darinya. Sampai Arumi terjatuh ke lantai karena sikap kasarnya itu.

"Aku muak sama kamu, Arumi!" maki Ibrahim lagi.

'Ya... Tuhan, cuma karena kesalahan kecil kaya gini aja, kenapa Mas Ibrahim sampai hati ngomong kaya gitu sama aku?'

Kata-kata Ibrahim benar-benar sangat menyakitkan bagi Arumi. Tanpa terasa Arumi menangis karena perlakuan Suaminya itu. Tangisan yang hanya air mata, tanpa suara sedikit pun.

Tok.. Tok.. Tok..

Samar-samar Arumi mendengar suara ketukan pintu saat ia tengah dirundung kesedihan karena Ibrahim.

Arumi bergegas menghapus air matanya. Mengeringkan kedua pipinya agar tak berbekas sama sekali.

Arumi keluar dari kamar menuju ruang tamu hendak membukakan pintu untuk seseorang yang datang. Namun, Ibrahim sudah lebih dulu melakukannya. Ia nampak membuka pintu utama yang sudah berada di hadapannya.

"Malam, Mas!" sapa tamu itu yang tak lain adalah Erlan.

Sosoknya bisa Arumi lihat dengan jelas dari keberadaannya yang tengah berdiri di ambang pintu antara ruang tamu dan ruang tengah.

"Hai. Ada apa?" balas Ibrahim.

"Ikut kami barbequean, yuk, Mas, di depan!" ajak Erlan.

"Berbequean?"

"Iya. Kalau cuma aku sama Rika doang, gak rame. Kurang seru. Makanya aku ngajak Mas Ibrahim sama Arumi. Kamu mau, kan, Rum?" Kali ini tatapan Erlan tertuju ke arah Arumi yang sudah sejak tadi menyadari keberadaannya.

Arumi tak langsung menjawab, ia justru malah langsung menoleh ke arah Ibrahim.

Arumi bermaksud untuk menunggu jawaban dari Ibrahim, apakah dia bersedia atau malah menolak ajakan Erlan.

"Baiklah, ayo! Kebetulan aku juga lagi laper." ucap Ibrahim pada akhirnya.

Arumi refleks tersenyum senang. Entah apa yang membuatnya merasa senang.

"Ayo!" ajak Ibrahim pada Arumi dengan nada ketusnya.

Rupanya rasa marahnya pada Arumi masih belum hilang sama sekali.

"Iya, Mas!" Arumi segera berjalan mengikuti Ibrahim dan Erlan.

Langkah mereka bertiga menuju ke halaman depan rumah Erlan. Di tempat itu sudah ada Rika yang tengah sibuk membakar daging di atas perapian.

"Aku bantu, ya!" ucap Arumi seraya menghampiri Rika.

"Gak usah, Mbak! Udah mau beres, kok. Mbak Arumi tinggal duduk aja, nanti aku siapin daging bakarnya." Jawab Rika mencegah niat Arumi.

Arumi hanya bisa patuh, ia segera ikut duduk bergabung dengan Ibrahim dan Erlan yang tengah asik berbincang.

Mereka duduk di sebuah karpet tebal yang digelar di atas rerumputan. Duduk di bawah langit malam dengan hawa dingin yang lumayan menyengat.

"Gimana studio foto kamu? Aku lihat banyak banget pengunjungnya." ucap Ibrahim yang terus asik mengobrol bersama Erlan.

"Iya, Mas. Untung mereka langsung tau kalau studio fotoku pindah ke daerah sini." jawab Erlan sambil sesekali mengutak-atik ponselnya.

"Emang sebelumnya buka di mana?"

"Di jalan Cempaka. Dekat rumah orang tuaku."

"Oh..."

Di tengah-tengah perbincangan Ibrahim dan Erlan, tiba-tiba ponsel Arumi berdering.

Arumi yang sebelumnya ikut menyimak perbincangan Erlan dan Ibrahim, kini perhatiannya tertuju ke arah benda pipih dalam genggamannya.

"Erlan!" batin Arumi saat tahu pesan masuk itu dari pria yang kini tengah duduk di sebelahnya, meski ada jarak sedikit yang memisahkan mereka.

[Kamu tadi sampai rumah jam berapa?] Itulah pesan yang di kirimkan Erlan.

[Agak sorean!] balas Arumi tanpa sepengetahuan Ibrahim.

[Tadi sayuran yang udah kamu beli. Malah kebawa sama aku. Maaf, ya! Kamu jadi gak bisa masak soto, kan? Makanya, Mas Ibrahim aku ajak barbequean kaya gini biar kamu gak kena marah.]

Arumi sekilas menoleh ke arah Erlan karena sangat terenyuh dengan apa yang Erlan lakukan.

[Iya, gak papa. Makasih, juga udah bela-belain bikin kaya gini] balas Arumi lagi.

"Taraaaa ...! Dagingnya udah mateng! Ayo kita nikmati!" Ucap Rika yang tengah berjalan ke arah mereka bertiga sambil membawa nampan besar berisi irisan daging bakar yang terlihat sangat lezat.

Mereka semua berniat hendak langsung menikmatinya.

"Awww ... Panas!" pekik Rika saat ia hampir melahap irisan daging yang tertancap di garpu yang sedang ia pegang.

************

************

1
Ma Em
Arumi gaskeun lah sama Erlan dan tinggalkan saja Ibrahim , punya suami emosian cepat marah untuk apa dipelihara
Vajar Tri
semangat Thor up ny 🥳🥳🥳🥳
Vajar Tri
ayok pendukung Arumi Erlan ...perselingkuhan yang di dukung emak emak pembaca 🤭🤭🤭🤭
Ma Em
Aku setuju kalau Arumi sama Erlan daripada sama Ibrahim lelaki yg tdk punya pendirian sebentar baik sebentar galak plin plan orangnya
dynda
buat ibrahim selingkuh sama erika thor
dynda
ibrahmin coba selingkuh sama istri erlan thor
Ma Em
Ibrahim ini kadang baik kadang sadis banget sama Arumi sampai pukul Arumi , coba selidiki Ibrahim beneran punya selingkuhan
💞Aulia Adriani💕
recommended
ReogKhentir
Waduh...... Arumi kelihatannya keceplosan bicara ini bisa bahaya nanti........ pasti Rika berpikir keras dengan maksud dari menjadi obyek foto atas ucapan Arumi tadi
ReogKhentir
Pasti kepala atas bawanya Ibrahim pusing berat karena lagi tanggung 😁😁😁
Rohmi Yatun
arumi kok gitu.. jgn nambah mslh buat diri sdri... selesai kan semuanya baru melangkah .. biarpun gk ngapa2in tp pandangan orang lain yg melihat pasti beda.. apalgi kalo pasangannya yg melihat..
lanjut Thor.. double up dong🙏👍👍
ReogKhentir
Ibrahim bukan suami yang baik Arumi kenapa masih tetap bertahan dengannya....... sudah sering berbuat KDRT pula selama hidup berumah tangga bersamanya, sudah tinggalkan saja
Ma Em
Aku benci banget sama si Ibrahim kok sama istrinya galak banget apa saja yg dilakukan Arumi dimata Ibrahim itu selalu salah ga ada benarnya sdh Arumi tinggalkan saja suami macam Ibrahim itu.
Vajar Tri
ehm gawat ini rumput tetangga lebih hijau kaya nya 😅😅😅😅
ReogKhentir
Ibrahim mananya saja yang bagus kelakuan sama tingkah laku sama persis seperti kewan binatang..... sudah mandul berlaga lagi mau nikah sama perempuan lain
ReogKhentir
Tebar pesona mulai dilakukan Erlan pada Arumi........ semakin lama Arumi pasti luluh juga hatinya pada Erlan
ReogKhentir
Belum tahu saja ibu Darmi kalau anaknya Ibrahim yang ternyata mandu...... bergaya ingin menikahkan dengan anak teman dekatnya
Ma Em
Arumi kalau Ibrahim sampai poligami mending kamu cerai saja untuk apa mencintai kalau hanya untuk disakiti.
Ma Em
Kenapa Arumi masih mau memaafkan Ibrahim meskipun itu suaminya karena sehabis menganiaya Arumi dia minta maaf tapi diulang lagi dan lagi semoga Arumi segera sadar bahwa lelaki itu bkn hanya Ibrahim seorang didunia ini sdh tinggalkan saja Ibrahim
Vajar Tri
Ibrahim,, jangan salahkan Arumi jika nanti berpaling ya .....jangan marah ma 🤭🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!