Syifa Syeena Queenza Abimana

"Biarkan Umi memeluk mu, untuk mereda kerinduan umi pada sahabat Umi." ucap Umi Aya.

Sedangkan Syifa diam, dia berada dua pilihan

Hatinya mengatakan untuk menerima Lamaran ini, apalagi ini adalah Wasiat umi Tercintanya.

Tetapi Egonya berkata lain jika jangan menerima Lamaran ini. karena Syifa sama sekalih tidak cocok dengan Pria ini apalagi dirinya hanyalah seorang gadis Nakal.

Dia merasa bagaikan krikil yang tidak bakal bersaing dengan Berlian.

Setelah Umi Aya tenang beberapa saat yang lalu, kini mereka mulai menunggu keputusan dari Syifa.

Sudah 20 menit berlalu mereka di buat menunggu oleh gadis itu yang ternyata sedang asyik dengan pikirannya sendiri.

Tapi, mereka masih sabar.

"Gimana ya, tapi gue masih punya cowok dan gue cinta sama dia, tapi ini juga wasiat dari umiku akkh akhh ini sangat membingungkan."

Gue harus punya banyak waktu untuk memikirkan semua ini, kalau gitu gue bilang aja nanti di pikirin lagi deh. "batinnya

Sambil mengetuk kecil dagunya dengan jari telunjuk nya.

Sedangkan dia tidak sadar sudah membuat semua orang menunggunya dalam diam bahkan wajah ayahnya sudah memerah. Jika saja tidak di hentikan oleh Kyai Rahen Ayahnya sudah pasti menegurnya.

"Okey." akhirnya dia bersuara "Alhamdulilah." batin mereka semua

" keputusan sayaaa." dia menggantung kalimatnya menikmati raut wajah penasaran semua orang.

"Adalaaah." dia sudah seperti juri yang akan mengumumkan Sang juara.

"Iyah."

"Alhamdulilah." ucap semuanya Gus Alwi mengusap Wajahnya bersyukur.

"Eh tunggu - tunggu maksud aku, iyah aku terima dan percaya mengenai wasiat Umiku. Tapi kalau untuk terima lamarannya beri aku waktu memikirkannya selama kurang lebih 3 bulan lah, iya 3 bulan." ucapnya santai

Hah

"Syifa, itu waktu yang sangat lama, pokoknya papa nggak mau tau setelah beberapa hari kamu harus berikan jawaban, kamu mau selama 3 bulan terus gus Alwi

Mencari pendamling lain, berarti kamu tidak akan pernah punya kesempatan untuk membahagiakan Umi mu." ucap Pak Syakir

" iya nak itu waktu yang sangat lama." ucap Umi Aya yang melihat putranya sedikit kecewa.

"Pa, gimana kalau Sekar saja, kan Syifanya nggak mau." ucap Elsa

" tidak Ma itu sudah wasiat Zahra."

"Tap_." elsa langsung diam melihat tatapan suaminya. Sedangkan Sekar sejak tadi tengah pengepalkan tangannya.

"Saya putuskan, setelah 3 hari anak saya akan langsung memberikan jawabannya kyai." Ucap Syakir.

"Pa_, iyah deh Gas sekeluarga Aku akan memberikan jawaban setelah 3 hari."

"Alhamdulilah, nanti segera kabari kami ya Pa. "

Setelah Acara lamaran itu selesai mereka lanjutkan dengan acara makan-makan.

Setelah itu Gus Alwi beserta keluarganya Pamit pulang.

Sesuatu yang berat itu di mana seseorang merasa bimbang dalam mengambil keputusan. Maka mintalah pertolongan dan petunjuk kepada Allah Swt yakinlah jika kita bersungguh-sungguh berdo'a maka Allah akan memberikan petunjuk Nya.

Seperi yang di rasakan Syifa sekarang dia sedang bingung tentang keputusannya.

Di satu sisi wasiat Uminya disisi lain ada kekasihnya yang sangat di cintainya.

"Mau nggak Ya nerima Lamarannya."

"Akhhh aku bisa frustasi memikirkan semua ini." bukannya beribadah meminta petunjuk gadis ini malah menghitung dengan jari tangannya.

"Tidak iya, tidak iya." dia melakukanya smpai ke jari terakhirnya dan jawabnya Iya.

"Isssh, gue minta bantu Jono aja deh."

Dia langsung berlari keluar kamarnya menuju taman belakang.

"Jono moms datang."