Hamil tanpa seorang suami karena diperk0sa, itu AKU!
Tidak tahu siapa Ayah dari anakku, itu AKU!
Seorang anak kecil selalu dipanggil ANAK HARAM itu PUTRAKU!
Apa aku akan diam saja saat anakku dihina?! Oh tidak! Jangan panggil aku seorang IBU jika membiarkan anakku dihina!
Jangan panggil Putraku ANAK HARAM!
Lantas, akankah suatu hari wanita itu bisa bertemu dengan Ayah kandung dari putranya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rere ernie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
7. Apa Harapan Akan Sirna Karena Kegagalan?
Di dalam kamarnya perasaan Arya gelisah, entah kenapa ia ingin memeriksa kamar Alsya di tengah malam buta.
Arya keluar dari kamarnya, ia melewati lorong dimana kamar kakaknya berada. Langkah nya terhenti saat Gina sang kakak ipar keluar membawa koper, ia memicingkan mata.
Setelah Gina pergi, Arya melanjutkan langkah dan berhenti di depan pintu kamar Keindra yang terbuka. Ia memberanikan dirinya masuk karena Gina tak ada di dalam kamar.
“Pintu kamar lo kebuka! Lo tidur Kei?“
Arya merasa curiga saat meja sofa hancur, juga beberapa barang. Arya menoleh pada ranjang dan tak ada keberadaan Keindra di atas ranjang.
“Woi! Lo dimana?!“
“Gue disini, Ar! Tolong gue!“ Keindra merintih kesakitan, duduk dia atas lantai bersandar di meja khusus perhiasan.
“Lo ngapain beg0 duduk disana? Itu juga kenapa barang-barang ancur dan bini lo kayak minggat bawa koper?! Kalian akhirnya berantem dan bercerai? Bagus dong! Mata katarak lo berhasil sembuh dan akhirnya Lo tau juga kalo bini lo bukan wanita baik-baik!“
“Tolongin gue dulu!!!" desis Keindra kesal pada adik laki-lakinya.
“Ck! Lo nyusahin gue aja!“ gerutu Arya.
Setiap mereka berdua bertemu, akan seperti saat ini yang saling berkata kasar atau terkadang saling menghina padahal dalam hati keduanya saling menyayangi meski Arya tahu jika Ibu kandung Keindra lah yang membunuh ibu kandungnya.
Arya membantu mengangkat tubuh Keindra, dia memapah kakak laki-laki nya ke arah ranjang.
Bruk
Tubuh Keindra didudukkan di dekat kepala ranjang, laki-laki yang baru saja saling menyerang dengan isterinya itu pun menyenderkan kepalanya di headboard.
“Gue panggil pelayan dulu, dimana lo merasa sakit?“
“Hati gue!" celetuk Keindra.
“Lo laki bukan? Lemah banget! Perkara Bini lo selingkuh dengan teman lo, perkara murahan! Lepaskan tuh perempuan l0nt3 dan lanjutkan hidup Lo! Simple... nggak harus sakit hati karena sampah kayak bini lo itu nggak layak Lo pertahanin...!!“
Mata Keindra mengerjap, dia merasa aneh dengan perkataan dari adiknya itu. “Lo ngomong seolah-olah selama ini lo tau kelakuan bini gue?“
“Tau lah! Lo aja yang beg0 nya nggak ketulungan! Emang sih, otak kita kalo udah tertutup dengan cinta maka semuanya gelap alias buta! Lo cinta buta... makanya nggak bisa melihat sisi buruk dari bini lo!“
Keindra menghela nafas lelah, ditambah belakang kepalanya masih berdenyut sakit.
“Panggil Dokter Elise! Gina memukul kepala gue!“
Arya segera menelepon Dokter keluarga meski itu tengah malam pasti sang Dokter datang apalagi Dokter wanita itu mengincar salah satu penghuni laki-laki di Mansion.
“Barang-barang yang hancur, besok aja dibereskan para pelayan! Lo bisa pergi! Biar gue tunggu Dokter Elise sendiri! Thanks!!“ Ujar Keindra.
Arya hanya mengangkat bahu.
“Jangan katakan apapun pada Papa serta keluarga yang lain, biarkan aku menyelesaikan semua nya sendiri!“ Pinta Keindra.
Arya mengangguk singkat, dia pun keluar dari kamar sang Kakak melanjutkan untuk pergi ke kamar Alsya berada.
Saat berada di depan pintu kamar Alsya, dia mencoba memegang handle pintu dan kamar terbuka.
Aneh? Apa Alsya belum tidur? Harusnya dia mengunci pintu!
Meski terkesan tidak sopan masuk ke dalam kamar berukuran lumayan besar yang kini menjadi tempat tinggal Alsya dan Ammar, namun Arya tak bisa menghentikan perbuatannya.
Ia terkejut karena di atas ranjang hanya ada Ammar yang tertidur sangat pulas, dengan panik Arya berjalan ke arah kamar mandi yang berada di dalam kamar setiap pekerja di Mansion namun sekali lagi ia dibuat kalang kabut.
Lantas, dimana Alsya berada di tengah malah begini? Bukankah tadi wanita itu keluar dari dapur dan seseorang menarik tangannya? Siapa orang itu?
.
.
Di sebuah ruangan, Alsya duduk dengan lebih tenang. Tadi ia sempat terkejut ketika seseorang menarik tangannya, dan berusaha untuk menjerit saat tak mengenali wajah orang itu.
Alsya sempat dibekap dan ia melawan dengan kekuatan seadanya, tiba-tiba muncul seseorang dan mengatakan dia adalah pengurus Mansion dan akhirnya Alsya tidak melawan lagi.
“Nama mu, Alsya?“ tanya Brian, tangan kanan Tuan besar Adiguna.
“Iya, Tuan.“
“Panggil saya Brian.“
“Tuan Brian.“
“Aku baru kembali dari mengurus beberapa urusan, lalu anak buahku mengatakan Tuan muda Arya datang membawa mu dan anak mu beberapa waktu lalu. Bahkan Tuan muda Arya memperingati semua orang yang sudah dikenalkan padamu, jika kamu adalah teman dekatnya dan kami semua harus memperlakukan mu dengan istimewa. Kamu kekasih Tuan Muda Arya?“
Gegas Alsya menggeleng, “Bukan! Saya hanya ditawari pekerjaan sebagai pastry chef karena saya sudah biasa membuat kue untuk dijual. Kebetulan dulu sekali, saya pernah berkuliah sebentar dan mengambil jurusan Baking and Pastry Art. Saya pernah belajar membuat dessert dan lainnya Tuan. Mengenai hubungan saya dengan Pak Arya eh Tuan muda Arya hanya sebatas kenalan saja. Beberapa bulan lalu, kami tak sengaja berkenalan saat saya sedang berjualan kue berkeliling di jalan.“
Meski Alsya menampik tentang dia adalah kekasih Arya, namun Brian bukan orang bodoh dia mengerti wanita di depannya adalah orang spesial bagi Tuan mudanya.
“Baiklah, selamat datang di Mansion keluarga Adiguna. Kamu sudah tahu siapa saja anggota di dalam Mansion?“
Alsya menggeleng.
“Ada Tuan besar Adiguna, Ayah dari Tuan muda Arya dan Tuan muda Keindra. Ada juga Nyonya besar Adiguna, Ibu kandung dari Tuan muda Keindra... tapi beliau sedang sakit dan berada di rumah sakit tidak disini.“
Apa itu artinya Ibu kandung dari Tuan Keindra, bukan ibunya Tuan Arya?
Bahkan Alsya merubah panggilan nya pada Arya karena dia merasa dirinya sekarang adalah bawahan Arya bukan lagi seorang kenalan.
“Lalu, ada istri dari Tuan muda Keindra bernama Gina. Juga... ada Nenek dan Kakek Tuan muda, serta dua sepupu dan satu bibi Tuan muda Arya. Kau sudah mengingat nya?“
Alsya kembali mengangguk.
“Besok, kepala koki akan memberimu tugas serta catatan apa saja kue kesukaan semua orang. Misalnya Nenek tidak boleh terlalu manis karena mengidap diabetes, serta kedua sepupu Tuan Muda Arya juga tidak terlalu suka manis karena takut gemuk. Kamu harus pintar mengatur takaran gula pada adonan mu, atau kalau tidak... kau mungkin akan langsung dipecat jika berbuat kesalahan!“
Glek!
Alsya baru saja mendapatkan semangat tinggi sebab bisa menaikkan taraf hidupnya agar menjadi lebih baik dari sebelumnya dan bisa memberikan kehidupan layak untuk putranya. Apa harapan nya akan sirna karena kegagalan?
“Silahkan kembali ke kamar mu!“
Alsya dengan cepat bangun dari duduknya, ia merasa sedikit takut pada Brian.
“Kalau begitu saya permisi, Tuan Brian.“
Brian tak menjawab, dia hanya memandang dengan tatapan menilai pada Alsya.
Setelah Alsya pergi, Brian memanggil anak buahnya yang ikut pergi mengawal Arya tadi siang ke tempat kontrakan.
“Bopeng! Laporkan semuanya tentang wanita itu!“
Bopeng pun mulai menceritakan semuanya, tak ada yang dilewatkan bahkan tentang Arya yang memang jatuh cinta pada Alsya.
“Katakan pada semuanya, jangan ada yang melapor pada Tuan besar! Tutup mulut kalian, urusan ini biar aku yang mengurusnya! Mengerti?!“
“Mengerti, Tuan Brian.“
“Pergi dan istirahat lah.“
Bopeng pun undur diri dan mengatakan pada teman-teman nya sesama bodyguard untuk menutup mulut mereka tentang hubungan Tuan Muda mereka dengan Alsya.
amar dan Zaki bakal punya adik nih....
ngakak banget... baru aja berantem tapi langsung mendesh....
Duda dan janda yg sama" pengalaman mah dah jelas jam terbangnya ....😃