Azura adalah gadis cantik tapi menyebalkan dan sedikit bar-bar. Dia mendapatkan misi untuk menaklukkan seorang dokter tampan namun galak. Demi tujuannya tercapai, Azura bahkan sampai melakukan hal gila-gilaan sampai akhirnya mereka terpaksa terikat dalam satu hubungan pernikahan. Hingga akhirnya Alfi terpaksa menjalani pernikahan yang sama sekali tak ia inginkan. Akankah benih-benih cinta itu tumbuh seiring kebersamaan mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riska Sutrisno, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
24
Azura yang terkejut justru tersipu saat sadar ia kini berada di dalam pelukan Alfi.
"Heh, siapa kamu? Dan kenapa ada di depan ruangan saya?" tanya Alfi dengan mata memicing. Mereka belum sadar kalau posisi mereka saat ini sedang berpelukan.
"Eh... itu ... anu ..." ucap Azura yang gelagapan.
"Itu anu apa?" desis nya dengan alis berkerut dalam.
"Eits wow, dokter Alfi you're so sweet banget!" seru seseorang yang merupakan rekan sesama dokter Alfi, dia adalah dokter Mario yang bertugas di bagian anestesi.
"Ceklek... i got you, hahaha.." ujar nya sambil tertawa saat melihat hasil foto nya terlihat sangat bagus.
Sadar kalau kini ia tengah memeluk Azura, lalu tanpa ber perikewanitaan Alfi melepaskan tangan nya hingga Azura terjatuh ke lantai.
"Aduh..." Azura meringis sambil mengusap bokong nya, bibir nya mencebik kesal saat ingat ini kedua kali nya ia di jatuh kan ke lantai tanpa perasaan oleh Alfi.
"Hei, bro! Kejam banget sih lo sama cewek!" ketus Mario.
"Are you okay?" tanya Mario sambil mengulurkan tangan nya hendak membantu Azura berdiri.
"Bad" sahut Azura kesal sambil melirik Alfi yang tampak berkacak pinggang.
"Sepertinya kalian harus selesaikan masalah kalian baik-baik. Jangan marah-marah bro, entar cewek loe diambil orang baru tau rasa lo! Sebelum nya gue kasi selamat, ternyata diam-diam lo udah punya gebetan. Hahaha Bye cantik!" ucap Mario yang mengira Azura adalah kekasih Alfi.
"Cantik? Gimana dia tau kalau gue cantik kan gue pakai masker dan kaca mata? Eh ngapain jadi mikirin itu! Fokus Ra, fokus!" Azura mengingatkan diri nya sendiri.
"Sial!" umpat Alfi kesal saat sadar tadi Mario telah mengambil gambar nya dan Azura saat posisi nya memeluk gadis itu.
Ck... dokter satu ini, udah galak doyan nya ngumpat!" cicit Azura pelan tapi masih terdengar Alfi.
"Kamu... " tunjuk Alfi.
"Siapa sebenar nya kamu dan apa tujuan kamu datang ke ruangan saya? Kamu ingin memata-matai saya?" desis Alfi dengan amarah tertahan.
"Gue..." tunjuk Azura pada dirinya sendiri.
"Gue Azura terus gue kemari buat check up sama temen gue. Gue kira ini ruangan nya, tapi ternyata bukan ya?" Azura berusaha tenang dalam menjalan kan misi nya, entah Alfi masih mengenali nya atau tidak sebab ia kan mengenakan kaca mata dan masker.
Alfi menyengir sinis lalu ia segera menarik paksa kaca mata Azura juga masker nya membuat Azura terkejut setengah hidup.
"Heh, apa-apaan sih lo! Nggak sopan banget pake ngelepasin kaca mata sama masker gue!" pekik Azura yang tidak menyangka Alfi akan berbuat seperti itu.
"Ternyata benar dugaan saya. Sebenarnya apa tujuan kamu ngikutin saya hah?" bentak Alfi membuat Azura merinding disko.
"Eh, udah dibilangin gue mau check up sama temen kok bukan ngikutin lo. Ge'er banget sih jadi cowok!" sinis Azura dengan mendelik kan mata nya.
Tapi yang Azura hadapi itu Alfi, dia itu jenis pria tampan yang langka. Dia sosok yang tak tersentuh dan tak mudah di dekati, pria paling menyebal kan versi Zie dan Azura pun sepemikiran.
Lalu tanpa basa-basi Alfi menarik tangan Azura dan mendorong nya hingga berbaring di atas brankar membuat Azura memekik kaget.
"Kau-kau mau apa?" desis Azura saat tiba-tiba Alfi mendorong nya ke atas brankar, Alfi hanya tersenyum sinis.
"Bukan kah kau mau check up? Okay aku yang akan melakukan nya" lalu tanpa kata, Alfi mengeluar kan stetoskop dan tensimeter lalu mulai melakukan pemeriksaan.
"Tekanan darah okay. Jantungmu berdebar seperti seseorang yang ketahuan berbohong, but tidak ada masalah"
"Tapi dok, aaargh... kepala saya... kepala saya pusing dok" dusta Azura sambil memijit pelipis nya.
"Pusing? Oh, baiklah" Alfi segera membalik badannya. Entah apa yang dilakukannya. Setelah beberapa menit, ia kembali menghadap Azura sambil menekan pendorong jarum suntik hingga cairan di dalamnya sedikit memuncrat mengeluarkan cairan putih membuat Azura seketika memucat. Azura bukan pura-pura, tapi memang ia takut pada jarum suntik.
"Dok... dok... dokter mau ... mau apa? Ja ..."
Brakkk...
Seketika Azura jatuh pingsan membuat Alfi melongo dibuatnya.
"Astaga! Dasar gadis gila menyebal kan" desis Alfi yang tanpa sadar sedikit melengkung kan bibir nya ke atas.
to be continued....
...🌹🌹🌹🌹🌹...
...Jangan lupa Like dan Vote...
...Terima kasih....
Jangan lupa mampir ke cerita ku yang lain ya kak
ceritanya bagus, menarik....dan menginspirasi banget...top deh 👍
semangat terus dalam berkarya 💪🥰
semoga sukses dan sehat selalu ya