NovelToon NovelToon
Pengantin Iblis

Pengantin Iblis

Status: sedang berlangsung
Genre:Horror Thriller-Horror / Iblis / Identitas Tersembunyi / Summon / Permainan Kematian
Popularitas:16.4k
Nilai: 5
Nama Author: Leona Night

Amélie, seorang eksekutif muda di Paris, mulai dihantui oleh mimpi buruk yang misterius. Dia tertarik pada Lucian Beaumont, CEO karismatik di perusahaannya, yang hidupnya tampak sempurna namun belakangan terungkap penuh rahasia gelap. Kemudian Amélie menemukan tato di tubuh Lucian sama dengan simbol yang terus muncul dalam mimpinya. Mantan kekasihnya, Dominic, seorang pengusaha advertisement, memperingatkannya tentang bahaya Lucian, namun Amélie terlanjur terjerat dalam pesona Lucian

Di Inggris, Amélie menemukan bahwa keluarganya terlibat dalam mafia "9 Keluarga Ular Hitam" dan sekte pemuja Lucifer. Saat ia tahu semakin dalam, Amélie dipaksa untuk menandatangani perjanjian gelap dan menjadi pengantin Lucifer dalam sebuah ritual. Dalam pergulatan untuk bebas dari kegelapan, ia bertemu dengan Lilith, dewi kuno yang menawarkan kekuatan untuk melawan mafia dan sekte tersebut.

Amélie memutuskan untuk bersekutu dengan Lilith demi melawan Lucian dan mafia yang mengancam hidupnya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leona Night, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Baku Tembak di Pemakaman

Sore itu hujan rintik mewarnai suasana di Pemakaman Cimitero Della Rosa Silente atau jika diterjemahkan dalam bahasa Inggris berarti The Cemetery of The Silent Rose. Amelie menuju pemakaman deret 20 no 30. Kata Roberto disitulah Ayahnya dimakamkan dan sekaligus tempat Roberto akan menemuinya.

Hujan mendung tidak sedikit pun menyurutkan semangat Amelie, dia merasa perlu tahu apakah memang benar pamannyalah dalang dibalik kematian ayahnya atau kah ada keterlibatan pimpinan Mafia The Order yaitu keluarga Castellani. Namun satu hal yang jelas baginya, bahwa Ayahnya tidak dimakamkan di turin italia di makam keluarga Ferrara, tetapi dimakamkan di pemakaman umum Kota Roma. Bagaimana Ayahnya bisa dimakamkan di Roma? Bukankah pusat dari organisasi The Order itu ada di Turin?

Banyak sekali pertanyaan berkecamuk dalam dirinya. Perlahan tapi pasti dia mencari lokasi makam ayahnya itu. Dan ketika dia menemukannya, hatinya terasa seperti berhenti berdetak. Waktu seperti diam dan mengunci dirinya dalam memory pencarian siapa ayahnya. Mungkinkah pencarian itu akan berakhir di depan pemakaman deret 20 nomer 30?

Pada Batu nisan di makam itu tertulis jelas, “Sempre nei nostri cuori” yang berarti selalu dalam hati kami Vittorio Ferrara. Tidak ada nama istri dan anak anaknya. Sebuah Statement umum yang biasa terdapat pada batu nisan di pemakaman Della Rosa.

Amelie berdiri memandangi makam Ayahnya.

Dalam hati dia berkata,” Jika benar ini makammu ayah,maka lihatlah aku berdiri di hadapanmu saat ini.”

Sejanak larut dalam kesedihan, membuat Amelie tidak menyadari bahwa ada seorang laki laki yang mendekatinya.

“Aku tidak bisa bicara banyak, terimalah ini. Itu adalah alamat dari Cloud base Storage file. Semua informasi serta bukti yang kau harus tahu tentang ayahmu ada di sana. Setelah ini pergilah dan jangan menoleh ke belakang,” ujar Roberto

Begitu selesai memberikan alamat itu, Roberto pergi meninggalkan Amelie. Setelah Roberto pergi, Amelie juga beranjak dari depan makam ayahnya. Mengikuti i perintah Roberto, dia berjalan lurus menjauhi makam tanpa menoleh lagi ke belakang.

Namun tiba tiba dia merasa mendengar tembakan yang di lakukan dengan pistol berperedam suara. Dan bukan hanya itu, dia juga merasakan ada orang yang mengejar dirinya dari belakang. Amelie mempercepat langkahnya. Langkah kaki suara di belakangnya juga melangkah cepat.

Panik, Amelie berlari menuju pintu keluar makam. Langkah kaki di belakangnya juga berlari mengejarnya menuju pintu keluar makam. Amelie makin panik ketika dia melihat pintu keluar makam dalam kondisi tertutup.

“Sialan, mengapa jadi terkunci,” gumam Amelie

Segera dia berlari lurus mengikuti jalan setapak makam Ketika dilihatnya ada sebuah pintu kecil yang mengarah keluar makam dan kondisinya terbuka, Amelie segera menghampiri pintu itu. Saat itulah dia mendengar tembakan berdesing di telinganya, dan seperti ada ledakan kecil yang menghantam bahu kananya, Amelie hampir tersungkur.

Namun dia ingat kata Rodrigo, “ Kau harus tetap hidup”

Tidak diperdulikannya bahunya yang tertembak dan mantelnya yang mulai berlumuran darah. Amelie terus berlari keluar dari Area makam. Tembakan bertubi pun tetap mengarah padanya meskipun kali ini tidak ada yang kena.

Tiba tiba dia mendengar tembakan dari arah lain yang lebih jauh dan orang yang ada dibelakangnya kini harus baku tembak. Amelie tidak mau kehilangan kesempatan, dia terus berlari ke arah jalan raya.

Tepat di Pintu portal yang menuju ke arah jalan raya, langkah Amelie mulai terseok seok. Kepalanya mendadak pening dan nafasnya mulai terengah engah. Namun didepannya dia melihat sosok yang sepertinya dia kenal. Lucian! Tak lama setelah itu Gelap. Amelie tumbang dengan tubuh berlumuran darah

*****

Saat matanya mulai terbuka, Amelie merasakan nyeri yang luar biasa di daerah bahunya. Dia belum bisa melihat dengan jelas, hanya warna putih yang mendominasi ruangan tempat dia berbaring. Mulutnya merintih mengeluarkan desis nyeri.

“Apakah anda masih kesakitan nona?” ujar seseorang berbaju putih

“Ah, tidak, aku hanya sedikit pening,”

“Anda harus tenang nona, anda baru saja kehilangan banyak darah,”

“Ya, Aduh” desis Amelie pelan

Lalu masuklah Lucian ke dalam ruangan tempat dia dirawat.

“Bagaimana kondisimu Amelie? “ ujar Lucian dengan pandangan cemas.

“Dimana aku Lucian?” tanya Amelie

“Kau ada di klinik milik sahabatku, kau baru saja kena tembak, dan peluru yang bersarang di tubuhmu sudah dikeluarkan,” jelas Lucian

Amelie mendesis karena kepalanya terasa berat.

Tak lama seorang perawat masuk, membawa minuman hangat dan air putih.

“Anda perlu minum banyak nona, supaya pengaruh bius yang anda rasakan segera hilang,”

Amelie hanya mengangguk pelan. Lalu diterimanya teh hangat itu dan diminumnya perlahan. Rasanya seperti ada arus hangat memasuki tubuhnya. Amelie pun merasa jauh lebih baik dan tenang.

“Aku harus bertanya padamu, siapa laki laki yang menembakmu Amelie?” tanya Lucian

“Aku tidak tahu Lucian. Aku hanya tahu, disanalah makam ayahku dan aku ingin mengunjunginya.”

Tak berapa lama, seorang laki laki berjaket hitam tebal memasuki ruangan Amelie.

“Maaf Tuan Lucian, aku harus menanyakan beberapa hal pada Nona Amelie,”

“Silahkan Inspektur,” Kata Lucian.

“Nona, perkenalkan saya inspektur Lukas, saya hanya akan mengganggu waktu anda sebentar. Apakah ada orang dalam Foto ini yang anda kenal?” ujar Inspektur Lukas sambil menyodorkan sejumlah Foto yang menunjukkan pose dari beberapa orang.

Amelie melihat Foto Roberto diantara tumpukan foto itu. Tetapi batinnya bersuara, “Jangan percaya siapapun” seketika Amelie hanya diam saja.

“Saya tidak kenal mereka semua Inspektur. Saya hanya ingat bahwa ada baku tembak di belakang saya, dan saya dikuntit seseorang. Lalu saya kena tembak. Apakah mereka yang melakukan baku tembak? Apakah mereka semua mati?” tanya Amelie

“ Tidak Nona, tapi pria ini mati,” ujar inspektur menunjuk foto Roberto.

Amelie terkejut, tapi dia berusaha tenang dan memandang inspektur dengan tatapan sedikit tajam.

“Maafkan saya inspektur, tapi saya tidak mengenal mereka semua,” lalu Amelie pura pura pening dan ingin tidur.

Inspektur itu mengucapkan terimakasih dan keluar dari kamar perawatan Amelie.

Dua hari dia dirawat di Klinik Santa Lucia. Pada hari ketiga, Amelie sudah keluar dari klinik. Dan sekarang dia duduk di mobil Limousine milik Lucian menuju ke Hotel tempat mereka menginap. Didalam Mobli Lucian hanya diam saja. Tidak ada pertanyaan apapun yang ditanyakan seputar peristiwa itu. Amelie juga diam membisu.

Pada saat dia masih dalam perawatan di Klinik. Amelie memeriksa tas kecil yang dibawanya. Dibukanya tempat penyimpanan permen yang ada di dalam tasnya. Lalu jarinya dimasukkan ke dalam celah sobekan dari tas itu, dan diperiksanya kertas putih yang diberikan Roberto. Masih ada disana, artinya kalau pun orang orang Lucian memeriksa mereka tidak menemukan link tersebut.

Dalam Mobil yang melaju ke Hotel mereka menginap, Amelie mencuri pandang pada Lucian, dan bergumam dalam hati,”Apakah ini semua settinganmu?” Amelie tersenyum kecut. Lalu dia tidak lagi memandang ke arah Lucian. Dia sibuk menikmati pemandangan Kota Roma di Sore hari.

*****

Didalam Hotel, setelah mereka makan malam, Lucian duduk didepan Amelie sambil menatap tajam.

“Apa yang kau lakukan di makam itu Amelie?”

Amelie berusaha tetap tenang lalu menjawab,” Aku mengunjungi makam ayahku.”

“Siapa yang memberi tahu jika makam ayahmu ada di sana?”

Amelie berpikir keras, jika Lucian tahu dokumen yang didapatnya dari Rodrigo, artinya dia hanya menguji saja dengan pertanyaan ini.

“Namun apakah benar dia tidak tahu bahwa aku menerima dokumen dari Rodrigo yang mengatakan ayahku dimakamkan di Roma?” ujar Amelie dalam hati.

“Aku mendapatkan informasi ini dari Rodrigo” ujar Amelie.

Tiba tiba Lucian menggebrak meja tempat mereka duduk, BRAK!

“Omong kosong, Rodrigo tidak mungkin mengatakan itu, katakan dengan jujur,”

“Justru kau yang harus berkata Jujur, apa tujuanmu mengajakku ke Roma Lucian? Untuk membiarkan aku tertembak? Untuk menghukumku, menipuku? Atau apa?

“Aku disini ada urusan bisnis, dan tahu tahu aku melihatmu ada di makam itu dan kondisimu tertembak. Dengar Amelie, kau sekarang sudah berada di dunia Mafia. Dunia mafia tidak ada yang isinya hanya belanja dan jalan jalan. Nyawa kami selalu terancam. Mengapa kau membohongi Gonzales dan menyelinap pergi ke makam itu tanpa pengawalan. TIdak bisakah kau katakan saja dengan jujur apa saja agendamu.” kata Lucian Gusar

“Aku tidak punya agenda apapun, aku hanya ingin mengunjungi makam ayahku dengan leluasa.”

“Stop mengatakan makam ayahku makam ayahku, seolah kau ikut dalam proses penguburan ayahmu. Bullshit Amelie. Itu bukan makam Ayahmu. Kau ditipu sayang,” teriak Lucian

“What? Bagaimana kau tahu?” tanya Amelie.

“Karena aku hadir di pemakaman Paman Vittorio, jelas kau tahu bahwa beliau dimakamkan di pemakaman keluarga Ferrara yang ada di Turin. Aku melihat jenazahnya, melihat petinya dan mengikuti upacara pemakamannya.”

Amelie termenung, dia merasa pikirannya berputar putar. Siapa menipu siapa. Apa sebenarnya rahasia dibalik semua ini? Amelie hanya diam, ketika Lucian membanting pintu kamar Hotel saat dia keluar. BRAAAK!

***

1
Abel_alone
smg tdk ada pengganggu ato ulet bulu
Rayan
up
Rayan
next?
Rayan
/CoolGuy/
Abel_alone
dag dig dug...
Rayan
Big love thor up lagi..tapi kan klu sy udh pnya suami dan suami sy pnya mistress lebih baik sy jdi janda thor/Joyful/ daripada sy harus kongsi suami sy dgn ppuan lain sakit hati sy thor makan hati sy tiap hari/Smirk/ wlupn suami sy kaya raya atau mafia mendingan sy hidup single x ada yg menyakitkan hati karna bagi sy dalam pernikahan itu Pasangan harus respect yg paling penting Setia. Apa² pun thor i love your story lanjut lagi thor cepatan!
aca: sama kek saya pendapat ny
Leona Night: /Drool//Drool//Drool//Drool/
total 2 replies
Abel_alone
sabar sabar Amelie utk bertahan ttap hidup km hrs ikuti alur
Leona Night: Terimakasih sudah selalu support /Heart/
total 1 replies
Bola nasi
cerita yg sangat menarik berbeda dr yg lain
Bola nasi
dalam diri Lucian ada Lucifer gitu ya Thor?
Bola nasi
semangat thor
🥭
Xuan komen 😆
Abel_alone
bandel poolll
Abel_alone
penuh teka teki
Abel_alone
ok ok Thor
Rayan
lanjut/Heart//Heart//Heart/
Abel_alone
dunia mafia memg kejam mirip" lintah darat 😃😃
aca
tolol
Bola nasi
apakah Amelie mendengarkan percakapan Lucian dan Evelyn, jd dia mulai sadar pihak yg benar. hmmm penasaran nih thor
Rayan
thor...next....
aca
jahat mending. mati aja lah. dripada di siksa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!