Yoooooo.... my Family, welcome back to my story. Sesuai permintaan, aku lanjut nulis Zandra. Dan ini adalah Zandra season 6, semoga kalian suka yaaa.❤️❤️❤️
Kembalinya penerus Zandra, yang mana semua anggota keluarganya harus berpencar. Setelah kematian sang legendaris Yumi, dan alasan lain harus memimpin perusahaan di setiap kota dan negara.
Keturunan Zandra, yang memilih untuk tetap tinggal di rumah utama. Ternyata mendapatkan petualangan misteri, dan tentunya berhubungan dengan MEREKA (si makhluk halus)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Teman Baru Luna?
"Al... seneng banget romannya, ada yang terguling-guling ma lu." ucap Cia, membuat Ghava tertawa
Mendengar ucapan ngawur Cia, Ali hanya menggelengkan kepalanya.
"Luna mana?" tanya Ghava, Cia menoleh kanan kiri dan berbalik ke belakang.
"Lahhh... ngilang tuh bocah, di gondol kucing apa?" jawab Cia
"Lu kata ikan asin, ngaco lu." sela Ghava
"Diihhh.... murah banget ikan asin, ikan salmon" balas Cia
"eeehhh... jangan salah lu, mang ada nasi liwet pake ikan salmon? Dimana-mana juga, pake ikan asin." ucap Ghava
"Astaghfirullah... segala ikan asin ma ikan salmon dibawa-bawa, kenapa ga sekalian ikan paus di ajak." ucap Ali, ikut nimbrung
"Boleh tuh, kalo dianya mau mah ajakin aja. Siapa tau mau ikut berkabung" celetuk Cia
"Ngapa berkabung dah?" tanya Ghava
"Ya kan ikan asin udah mati Ghav, udah kering kerontang jadi asin." jawab Cia
"Ya salam, makin ngaco aja." Ali menghembuskan nafasnya
.
.
Sedangkan di tempat Luna berada, ia sedang berdiri dengan nafas memburu. Ia baru saja selesai menghajar 6 orang lelaki, yang ternyata kakak tingkatnya. Dengan di belakangnya, seorang gadis, yang menangis ketakutan.
"Bagaimana bisa di sini ada mahasiswa, yang melakukan tindak asusila? Katakan, ini bukan kali pertama kan?" tanya Luna, dengan sorot mata penuh amarah.
Ia tak menyangka, bila di kampus keluarga Zandra. Bisa sampai kecolongan seperti ini, bully dan tindak tak senonoh seperti saat ini. Bukankah setau Luna, perlakuan seperti itu. Merupakan larangan teratas, di aturan sekolah. Tapi apa sekarang? Di depannya, ia menyaksikan seorang gadis sedang di paksa oleh enam lelaki. Untuk membuka baju, di gedung lama.
"JAWAB SIALAN!!!" bentak Luna keras
"I iya" jawab salah satu dari mereka
"BRENGSEK" teriak Luna, seraya mengangkat kaki dan menendang orang tersebut.
DUAGH
"AAARRGGHHT" teriaknya kesakitan, karena Luna menendang rahangnya. Sudah di pastikan, antara retak dan bergeser posisi.
GLEK
Kelima teman lelaki itu, dengan susah payah menelan salivanya. Ternyata kabar yang mereka dengar, memang benar adanya. LUNA SI ICE QUEEN, tak pandang bulu dalam memberikan hukuman. Bahkan bisa mereka pastikan, bila Luna bisa menguasai beberapa ilmu beladiri. Karena setiap gerakan dan kecepatannya, benar-benar luar biasa.
Mereka yakin, bila Luna di adukan dengan pemenang taekwondo di kampus ini. Ia akan mengalahkan pria itu, pria yang cukup di segani oleh mereka. Dan merupakan ketua geng, dari perkumpulan mereka.
"Seandainya aku tidak lewat sini, sudah di pastikan gadis ini akan jadi korban ke sekian kalinya. Sampai mana kalian merusak para perempuan itu? Apa kalian sampai merampas kehormatan mereka?" serempak mereka menggelengkan kepalanya
"Tidak.. tidak... kami hanya.. hanya... memaksa mereka membuka baju dan.. dan kami, kami mengambil gambarnya untuk kami jual di black web." jawab pria lainnya
"KALIAN BENAR-BENAR..."
BUGH
BUGH
BUGH
Luna kembali melayangkan tendangan, pada kelima orang itu.
"Astaghfirullah.... Dimana otak kalian hah?! Apa kalian tidak pernah berpikir, bila apa yang kalian lakukan. Bisa saja terjadi, pada anggota keluarga perempuan kalian? Bagaimana bila adik, kakak, sepupu, ibu atau siapapun di rumah kalian. Di perlakukan sama, seperti kalian memperlakukan pada perempuan-perempuan yang sudah jadi korban kalian?"
GLEK
"SEANDAINYA MEMBUNUH BUKANLAH SALAH SATU DOSA BESAR, AKU PASTI SUDAH MENGHABISI KALIAN SAAT INI JUGA" ucap Luna penuh dengan penekanan
DEG
Demi apapun, mereka bisa merasakan tekanan intimidasi yang sangat besar. Mereka kini hanya duduk diam, di depan Luna. Luna berbalik, kini ia berhadapan dengan gadis yang bersembunyi di belakang tubuhnya.
"Kamu tidak apa-apa? Apa yang sudah mereka lakukan?" tanya Luna, gadis itu menggelengkan kepalanya
'Aku belum sempat di apa-apakan, Alhamdulillah. Mereka tadi memaksaku untuk membuka baju, dan dia juga menamparku.' gadis itu bebicara menggunakan bahasa isyarat
'Ya Allah, gadis ini bisu.' Luna kembali berbalik, ia menatap tajam kelima pria itu. Mereka langsung menundukkan kepala mereka, karena takut dengan tatapan Luna. Bahkan, entah benar atau tidak dengan penglihatan mereka. Mereka melihat, bila warna kornea mata Luna berubah merah.
Kemana satunya? Pria itu, kini tak sadarkan diri. Karena tak kuat, menahan rasa sakit di rahangnya.
"Kalian benar-benar mencari masalah denganku rupanya, aku memang harus memberikan kalian pelajaran. Minimal..... sampai kalian masuk ICU" ucap Luna, membuat mereka menggelengkan kepalanya cepat
"Jangan... ampuni kami, kami janji tidak mengulanginya lagi." ucap mereka
Tapi ternyata Luna, benar merasa sangat marah saat ini. Luna melangkahkan kakinya mendekati mereka, saat ia akan menghajar mereka. Tetapi gadis itu menahan lengan Luna, membuat Luna menoleh dan melihat gadis yang saat ini tengah memeluk lengannya.
"Kenapa?" tanya Luna dengan tatapan dinginnya, namun gadis itu tidak takut sama sekali. Gadis itu melepaskan pelukannya, ia lalu kembali berbicara menggunaka bahasa isyaratnya.
'Jangan kak, nanti kakak terkena masalah. Bagaimana bila nanti malah kakak, yang di keluarkan dari kampus. Aku tak mau, hal itu sampai terjadi.' Luna tersenyum, sepertinya gadis ini anak baru.
Bukan dia yang keluar dari kampus ini, tapi mereka.
'Terima kasih sudah menolongku kak, karena tadi di kantin. Saat mereka memaksa aku ikut, tak ada yang mendekat untuk menolong.' ucapnya lagi
'Hah?' Luna terkejut
"Benarkah?" gadis itu mengangguk, kedua tangan Luna mengepal
Ada apa dengan kampus ini sebenarnya, kantin? Seharusnya banyak orang kan di sana? Dan bagaimana bisa, selama ia kuliah. Ia baru mengetahui hal ini? Luna akan mengecek CCtv, biar Ali nanti yang meretasnya.
'Kenalkan aku Carissa, panggil saja Risa.'
"Aku Luna, apa masih ada mata kuliah?" Risa menggelengkan kepalanya
"Apa kamu pulang sendiri?" Risa kembali menggelengkan kepalanya
'Nanti ibu yang menjemputku, mungkin beliau sudah ada di depan.' jawabnya
"Baiklah, ayo aku antar sampai depan."
'Apa tidak akan merepotkan kakak?' Luna mengelengkan kepalanya
"Ayo" Luna berjalan lebih dulu, Risa berlari menyusulnya
'Aku akan membereskan mereka, sepertinya ada orang cukup berkuasa di belakang mereka. Bila memang benar, lihat saja... AKU AKAN MENYERET KALIAN SEMUA' ucap Luna dalam hati
.
.
Mereka sudah sampai di depan kampus, dan ternyata benar. Ibunya Risa sudah menunggu depan gerbang, yang membuat Luna kagum adalah... Risa sama sekali tidak merasa malu, dengan pekerjaan sang ibu.
Risa melambaikan tangannya, di sambut dengan senyuman oleh sang ibu. Meski terlihat gurat lelah di wajahnya, namun di depan Risa. Ia berusaha terlihat baik-baik saja, bahkan sang ibu turun dari motor dan memeluk Risa.
"Bagaimana kuliahnya?" tanya sang ibu
'Mmm... menyenangkan ibu, hari pertama sudah mendapatkan banyak ilmu.'
"Alhamdulillah, jangan kamu sia-siakan beasiswa ini ya. Belajarlah yang rajin, agar kelak bisa lebih sukses dari ibu." Risa mengangguk
'Ibu, kenalkan teman baru Risa. Namanya kak Luna, dia sangat baik pada Risa.' sang ibu menatap Luna, ia pun tersenyum
"Terima kasih, karena sudah mau berteman dengan putri bibi. Baru sekarang, ada yang mau mendekati Risa."
'Teman? Baiklah, tak apa. Tidak terlalu buruk, berteman dengan anak ini. Terlihat, bila dia anak baik.'
"Sama-sama bu, Risa anak yang baik. Jadi aku mau berteman dengannya"
...****************...
Jangan lupa jadiin Favorit dan tinggalkan jejak, like, komen, vote dan gift 🥰🥰🥰
...Happy Reading All...
ketembak tp kok GK ad yg luka y
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
mak gk ada keinginan triplet??
🥰🥰🥰🥰🥰
kasus baru ..kenapa ya