"Pokoknya bulan depan harus cerai!”
Ben Derrick menghela nafas berat mendengar permintaan istrinya yang selalu labil dalam membuat keputusan, permintaan yang ujungnya selalu dibatalkan oleh wanita itu sendiri.
"Saya tidak pernah memaksa kamu dari dulu, asal jangan buat saya kena marah kakakmu itu"
"Ya ya ya... Ingetin aja, aku suka lupa soalnya"
Tapi meski kekeuh ingin berpisah, Keymira tak pernah bisa menolak sentuhan suaminya.
"Malem ini aku ada gaya baru, mas mau aku pakai baju dinas apa?" tanya Key usai membahas perceraian beberapa detik yang lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tamu Tak Diundang
"Kak Jen, aku pulang dulu ya"
"Udah beres ketemu nya?" sahut Jennie berdiri.
"Iya, mas Ben masih banyak kerjaan jadi aku pulang sekarang aja"
"Ben kok gak nganterin sampe bawah?" terheran mengetahui Ben yang tak ikut muncul.
"Aku suruh diem aja, lagian cuma ke bawah aku bisa kok"
"Oh ya udah, hati-hati dijalan"
"Iya kak, duluan ya"
Keymira melambaikan tangan sembari melenggang pergi, batang hidungnya pun sudah tak terlihat lagi begitu memasuki lift.
Keluar dari gerbang Keymira menghentikan taxi yang melewat tepat di depannya, sebelum naik ke dalam kendaraan tersebut Keymira lebih dulu berbalik dan menatap ke arah lantai teratas gedung milik keluarga Januartha, melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan, Key yakin Ben Derrick melihatnya dari atas sana.
Barulah Keymira masuk kedalam transportasi yang akan mengantarkannya menuju tempat kediaman.
Seperginya Keymira datang lah mobil lain memasuki area perusahaan Januartha Corp. Mobil berwarna merah menyala itu berhenti tepat di depan pintu utama.
Pintu mobil terbuka sedikit diikuti salah satu kaki yang keluar menapaki tanah dengan sepatu high heels yang berwarna hitam mengkilap.
Satpam yang bertugas pun sampai menyipitkan matanya untuk mematikan kali ini siapa yang datang.
Ketika pintu mobil terbuka sepenuhnya munculan seorang wanita dengan coat panjang dan kacamata yang hampir menutupi sebagian mukanya. Wanita itu mengangkat dagu tinggi-tinggi, berjalan dengan percaya diri sambil menutup mobil tanpa memarkiran nya dengan benar.
Wanita tersebut lantas menyodorkan kunci kendaraan kepada penjaga keamanan.
"Parkirin mobil saya, jangan sampai ada yang lecet sedikitpun!" Titah nya.
Spontan pak petugas mengambil kunci tersebut ketika wanita itu menjatuhkan nya, kemudian hendak masuk ke dalam tetapi dengan sigap ia menghadangnya.
"Maaf Nona, disini tidak boleh sembarangan orang masuk. Harus ada alasan dan janji sebelumnya"
Wanita itu menurunkan kacamata hitamnya sedikit hingga ia bisa melihat dengan jelas wajah pria di depan nya.
"Kayaknya anda ini orang baru ya disini, asal anda tau pak tua, hampir semua pegawai disini kenal saya, jadi mau ada janji atau enggak saya boleh masuk kapan aja"
"Tidak bisa begitu, Nona. Kami punya peraturan disini, memang nya anda mau bertemu siapa?"
"Ben Derrick! Pemilik perusahaan ini" tegas nya.
"Waduh! Apalagi itu, Non. Anda dilarang masuk kecuali rekan bisnis atau keluarganya, maaf jika terpaksa saya harus mengusir anda dari sini, silahkan pergi sendiri daripada saya harus menyeret anda dan mempermalukan diri anda sendiri" ujar satpam disana mencoba untuk tetap bersikap sopan.
Merasa direndahkan oleh orang yang memiliki kasta dibawah nya, sontak membuat ia langsung tersulut emosi, dengan kesal ia merebut kembali kunci mobilnya, namun bukan untuk pergi melainkan tetap masuk ke dalam gedung perusahaan.
"Nona anda mau kemana?!!"
Bak penjahat yang ketahuan maling, perempuan dengan style glamor itu berlari menuju lift hingga berhasil lolos dari kejaran penjaga.
"Nona berhenti disana!"
Namun sayang, lift tertutup dan membuat satpam tersebut tertinggal sehingga harus menunggu antrean selanjutnya.
"Sial, dasar tua bangka gak tau diri! Bisa-bisanya ngusir gue dari sini, fuckkk!!"
Ting!
Lift terbuka, sebelum keluar ia merapikan penampilan nya sejenak untuk memastikan jika dia tetap dalam keadaan sempurna.
Ketika sudah yakin dia melangkah menuju ruangan CEO, jangan tanya dia tau darimana karena dulu sekali dia pernah diajak kesini semasa masih menjalin hubungan dengan Ben Derrick.
"Ah, itu dia!"
Tanpa memperdulikan meja Sekretaris wanita itu berniat langsung masuk ke dalam sana, namun aksinya di cegat oleh Jennie yang melihat hal tersebut.
"Hei, kali ini siapa lagi kau??" seru Jennie menatap nyalang pada sosok yang tak tau diri ini.
Mendengar seruan di belakangnya perempuan itu mendesah berat, dengan terpaksa dia berbalik badan, namun saat ia hendak menimpal dia dikejutkan melihat siapa lawan bicaranya.
"Hey, look. Who's this? Jennie?"
Jennie mengernyit kala wanita ini mengetahui namanya. Dan saat wanita tersebut melepas kacamata nya seketika Jennie terbeliak melihat seseorang yang sangat dia kenal.
"Xaviera?!!"
"Yes, i'am! What are you doing here?? Lo... Jadi Sekretaris?!!" setelah ditelisik lagi Xaviera langsung terbahak-bahak dengan nada tawa yang terdengar meremehkan.
Jennie mengepalkan kedua tangan seolah bersiap untuk membogem musuh yang menyerang, tapi mengingat ini area kantor Jennie tidak bisa sembarangan bertindak.
"Look at you! Lo jadi bawahannya Ben? Oh My God.... Ternyata dunia tuh emang adil ya, cewek bobrok kayak lo emang pantas ditakdirkan seperti ini"
"Apa maksud lo?!!"
Xaviera melipat kedua tangannya sambil mendekat satu langkah. "Lo masih gak ngerti juga? Maksud gue--"
Hap!
"Aaaaa tertangkap juga anda! Diam jangan bergerak"
"Hei lepas!! Jangan kurang ajar sama gue, gue bisa laporin ke bos lu ya!" ancam Xaviera memberontak, dia jelas menantang pria yang mencekal pergelangan tangannya, apalagi ada Jennie disini yang bisa membuat harga dirinya turun drastis.
Kali ini giliran Jennie yang tertawa puas, dia membiarkan Xaviera bergelut dengan penjaga keamanan tanpa membantu wanita itu sedikitpun.
Hubungan keduanya memang tak pernah akur sejak duduk di bangku sekolah, Xaviera banyak mengancam Jennie karena dekat dengan Ben Derrick, sedangkan Jennie yang wataknya keras kepala malah menantang Xaviera untuk tidak ikut campur.
"Lo emang gak tau diri ya dari dulu, gak pernah ada yang berubah dari sifat lo, selalu denial sama semua yang udah terjadi, lo dateng berharap Ben mau menyambut lo dengan suka cita, gitu??? Ngaca deh lo"
"Shut up! Lo gak tau apa-apa jadi mending tutup mulut lo" balas Xaviera tak kalah keras.
"Terserah gue dong, mulut mulut gue kok lo yang ngatur? Lagian cewek kayak lo ini harus dikasih tau supaya sadar dan tau posisinya sekarang"
"Apa kata lo, posisi?? Gue masih lebih lebih lebih tinggi dibandingin lo"
"Oh ya?? Modal tampang doang tapi aslinya masih ngemis sama mantan, napa? Nyesel ninggalin berlian dengan kebebasan? Tapi emang pantes sih lo mentingin kebebasan, dilihat dari attitude lo yang gak tau aturan lo emang gak pantes jadi bagian dari Januartha" cerca Jennie sampai ke intinya.
Merasa harga dirinya diinjak-injak Xaviera dengan sekuat tenaga melepaskan cekalan dari tangannya lalu menghampiri Jennie dan menjambak rambut wanita itu.
Jennie yang tidak mau kalah juga menarik rambut Xaviera lebih kencang, perkelahian pun terjadi bak petarung boxing dimana pak satpam lah yang menjadi wasitnya.
"Stop Nona-Nona ingat ini di kantor!"
"Arrrghhhh.... Diam!!" dua betina yang sedang diselimuti amarah itu pun sama-sama mendorong pak satpam hingga terpental ke lantai.
Keributan yang makin memanas rupanya menarik perhatian sang CEO, Ben Derrick yang mendengar suara percekcokan akhirnya memilih keluar untuk memastikan apa yang sedang terjadi, dan alangkah terkejut nya ia saat melihat dua wanita sedang adu jambak di kantornya.
"Apa-apaan ini?!!"
Salahmu sendiri 'melepas' Ben saat itu. Jangan nyesal dong, too late
Ben sudah punya istri ingat itu