Menikah dengan tukang ojek membuat kakak iparku selalu membencinya, bahkan dia mempengaruhi kakak ku yang selalu melindungi ku kini membenciku dan suamiku. begitu juga kakak laki-lakiku.
namun semua akan terkejut atau tidak ketika mereka tau siapa suamiku?. simak ceritanya di DIKIRA TUKANG OJEK TERNYATA PENGUSAHA.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon pelangi senja11, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 10. Rumah Arkan
Tidak lama kemudian mobil yang di kemudikan oleh Ferdy sudah memasuki perumahan elit. Perumahan yang di tempati oleh orang-orang dari kalangan atas, seperti par pengusaha.
Mobil yang membawa Senja dan keluarnya kini berhenti tepat di depan gerbang rumah mewah dan besar, sesaat kemudian pintu gerbang yang menjulang tinggi itu terbuka.Nampak dua orang yang berbaju security mempersilakan mobil yang di kemudian oleh Ferdi.
Ferdy segera menjalankan mobilnya dan berhenti tepat di depan pintu utama rumah besar itu.
Senja dan kedua orang tua nya terperangah saat melihat bangunan mewah dan besar yang ada di depan matanya sekarang.Senja menatap kagum pada bangunan itu, mata nya menyapu ke seluruh halaman yang begitu luar.
Tiba-tiba raut wajah Senja berubah seperti sedang kesal. Senja menatap serius pada lelaki yang sedang merangkul tangannya sekarang.
"Mas, apa ada yang ingin kamu jelaskan?" tanya Senja menatap suaminya horor. Arkan tersenyum manis pada istri cantiknya itu, sedikitpun tidak ada raut wajah ketakutan. Istrinya itu walaupun sedang dalam mode marah tetap cantik dan sedap untuk di pandang.
"Kenapa senyum-senyum, Aku serius, jelaskan padaku, ini rumah siapa, dan mobil yang tadi bukan taksi online 'kan?" Senja sudah tidak tahan lagi dengan pikiran dan kebingungannya, dia semakin curiga dengan suaminya ini. Senja sudah ada firasat kalau Arkan merahasiakan sesuatu pada dirinya dan keluarganya.
"Sekarang kita masuk dulu, nanti aku ceritakan semuanya." Jawab Arkan. Kemudian dia mengajak Senja dan kedua. mertuanya masuk kedalam rumah. Arkan akan menceritakan semuanya pada istrinya itu, mungkin sudah saatnya Arkan menceritakan dan membuka penyamaran dirinya pada istrinya itu.
Sebelum melangkah masuk ke rumah, Arkan memberi perintah pada asisten pribadinya yang tidak lain adalah Ferdy.
"Ferdy, ambilkan koper isti ku dan mertua ku!" titah Arkan.
"Baik tuan." Jawab Ferdy langsung membuka bagasi mobil untuk mengambil koper keluarga tuannya.
Pintu rumah mewah itu terbuka, nampak Bik Ijah dan Bik Yati sudah berdiri di samping pintu menyambut kedatangan tuan mudanya.
"Bik, kenalkan, ini Senja istri ku. cantik 'kan?tanya Arkan memuji kecantikan istrinya. Bik Ijah dan Bii Yati hanya mengangguk dan tersenyum. Kedua paruh baya itu tidak bisa mengelak, karena memang itu kenyataannya.
Senja memang sudah cantik dari sono nya, walau wajah Senja tanpa make up, namun kecantikan nya tidak pernah pudar, semua akan terpana kalau kalau melihat Senja.
Setelah memperkenalkan istrinya, kemudian Arkan juga memperkenalkan kedua mertuanya pada Bik Ijah dan Bik Yati.
"Dan yang ini, kedua mertua ku namanya Mama Ratih, dan Bapak Andoko. Kedua nya adalah mertua yang baik." Arkan memuji kedua mertuanya,. Arkan juga sangat menghormati kedua mertuanya itu.
Bik Ijah dan Bik Yati langsung menyapa kedua mertua Arkan dan menyalami keduanya.
"Selamat datang tuan dan nyonya. Saya Ijah, dan ini Yati, kamu sudah bekerja disini sejak tuan muda masih kecil." Bik Ijah dan Bik Yati memang sudah bekerja di rumah utama sejak Arkan masih kecil, dan di saat Kakek Arkan meninggal, Bik Ijah dan Bik Yati di bawa ke rumah ini oleh Arkan.
"Saya Ratih Bik, dan ini suami saya namanya Handoko, tapi jangan panggil saya nyonya, Panggil saja Bu Ratih!" titah Mama Ratih tidak tidak enak Karena Bik Ijah nampaknya lebih tua dari nya.
Setelah drama kenal mengenal , semuanya memasuki rumah mewah dan besar itu, sementara Bik Ijah dan Yati kembali ke dapur. Untuk menyiapkan makan malam.
"Yati, menurut kamu gimana nona muda, dan keluarganya?" tanya Bik Ijah pada Bik Yati.
"Giman apanya Bik?" timpal Yati tidak mengerti.
"Ya nona Senja, kalau menurut kamu gimana, apa dia baik atau tidak?" tanya Bik Ijah lagi.
Bik Ijah takut kalau Senja dan keluarganya memanfaatkan tuan mudanya, karena Bik Ijah dan Bik Yati sudah pernah melihat mantan tunangan Arkan dulu, cerewet, angkuh, dan suka marah-marah.
"Tidak tau sih Bik, tapi kelihatannya nona Senja sangat polos, semoga aja dia baik dan ramah," timpal Yati berharap majikannya sekarang adalah orang baik.
Sementara Arkan sedang membawa kedua mertuanya menunjukkan kamar untuk mereka di lantai utama.
"Ini kamar Papa dan Mama, Arkan minta maaf kalau Kamar nya tidak sesuai dengan ke inginkan Mama dan Papa, kalau Mama mau merubah suasana kamar, besok Mama minta tolong aja sama Bik Ijah atau Bik Yati!" ucap Arkan. Arkan berharap kedua mertuanya betah tinggal di rumah nya, karena Arkan sangat senang mertuanya mau tinggal bersamanya, Arkan tidak akan kesepian lagi.
Arkan sudah sangat lama merindukan kasih sayang seorang ibu, setelah Mami dan Kakeknya meninggal Arkan sangat kesepian. Namun kini Arkan bisa merasakan kasih sayang itu dari mertuanya.
"Tidak Nak, ini juga sangat berlebihan, Mama dan Papa sangat berterimakasih karena kamu sudah menganggap kami seperti orang tua kamu sendiri." Mama Ratih dan Pak Handoko sangat terharu, dia tidak menyangka mendapatkan menantu seperti Arkan.
Mama Ratih tidak tau kalau menantunya orang kaya, hanya yang mereka tau menantunya ini orang yang sangat baik, sopan, penyayang, dan bertanggung jawab.
yang Mama Ratih tau Arkan adalah tukang ojek. Namun Mama Ratih sangat bersyukur kalau Putri kesayangannya bersuamikan Arkan, walau pun miskin tapi dia orang yang sangat mencintai istrinya.
"Mama jangan seperti itu, biasa aja, kami tinggal dulu ya, Mama dan Papa istirahat aja!" Arkan merangkul istrinya membawanya kelantai atas, lantai di mana kamar Arkan berada, dan sekarang menjadi kamar mereka berdua.
Sedangkan di rumah pak Handoko yang dulu, yang sekarang hanya di huni oleh Amira dan suaminya saja.
"Kok sepi banget ya?" tanya Firman pada Amira istrinya. Di saat begini Firman baru merasakan sepi.
"Iya lah mas, namanya aja di rumah hanya kita berdua," jawab Amira.
Di dalam kamar di sebuah rumah mewah, Senja masih berdecak kagum dengan suasana dan kemewahan kamar yang mereka tempati saat ini.
Arkan yang melihat keceriaan istrinya, dia sangat senang.
"Sayang apa kamu senang, apa kamu bahagia?" Tanya Arkan pada istrinya yang masih terlihat senang dan bahagia.
Senja mengangguk, dia tetap senang dan bahagia walaupun suaminya tidak memiliki apa-apa. Senja tetap akan mencintainya dan setia pada suaminya.
Kemudian. Senja duduk di tepi tempat tidur, dia menatap suaminya dengan penuh tanda tanya Arkan yang merasa dirinya di tatap oleh istrinya hanya bisa menelan saliva, dia tau kalau istrinya itu menyimpan seribu pertanyaan untuk dirinya.
"Mas, mau dengar cerita tidak, aku punya satu cerita untuk mas?" tanya Senja pada suaminya, Senja punya cara lain untuk membuat suaminya itu bercerita dan jujur padanya.
Arkan tidak mengangguk, Arkan punya Firasat kalau istrinya itu hanya memancing dirinya agar berkata jujur tentang penyamarannya.
"Baik lah mas akan jujur sama istriku ini, sekarang aku akan cerita, tapi kamu harus janji dulu, kamu jangan marah dan jangan membenci mas, mas tidak mau kalau kamu marah." Arkan sangat takut kalau istrinya itu marah dan membencinya, Arkan sangat mencintai istrinya itu, Arkan sudah tidak bisa jauh-jauh dari istrinya itu.
Bersambung.