Cerita ini Mengisahkan Seorang Guru Fisika Bernama Yayan, dan Guru Kimia bernama Ribca Yang Berjodoh karena Dijodohkan oleh Siswa-siswi di sekolah tempat mereka mengajar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon All Yovaldi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 10: Jejak Cinta yang Terungkap
Waktu ke waktu Suasana di SMAN 5 Buntok semakin berwarna. Hubungan antara Pak Yayan dan Bu Ribca semakin kuat, meskipun mereka masih harus menghadapi berbagai tantangan. Para siswa, terutama Alsa, Sapina, dan Yovaldi, semakin gencar menciptakan momen-momen spesial untuk guru-guru mereka. Namun, di balik senyuman mereka, ada satu hal yang mengganggu pikiran Bu Ribca.
Malam itu, Bu Ribca duduk di teras rumahnya, menatap langit yang dipenuhi bintang. Hatinya dipenuhi keraguan. “Apakah ini semua benar-benar tepat?” gumamnya. Meskipun dia merasa nyaman dengan Pak Yayan, dia tak bisa mengabaikan tanggung jawabnya sebagai guru.
Ketika kegelapan malam semakin menyelimuti, ponsel Bu Ribca bergetar. Ternyata pesan dari Pak Yayan.
Pak Yayan: “Ribca, besok ada rapat guru setelah jam sekolah. Ada yang ingin aku bicarakan denganmu.”
Hati Bu Ribca berdebar mendengar pesan itu. “Ada apa ya?” pikirnya. Apakah Pak Yayan ingin membahas hubungan mereka? Atau mungkin sesuatu yang lebih serius?
---
Rapat Guru yang Tak Terduga
Keesokan harinya, suasana di ruang guru terasa tegang. Rapat dimulai seperti biasa dengan Pak Diano memimpin. Namun, semua orang tahu bahwa rapat kali ini akan berbeda karena ada agenda penting.
“Baik, terima kasih semua telah hadir. Kita akan membahas beberapa hal terkait kegiatan ekstra kurikuler dan acara tahun depan,” kata Pak Diano.
Bu Ribca mencuri pandang ke arah Pak Yayan, yang duduk di sebelahnya. Ada ketegangan yang tidak bisa dia ungkapkan.
Saat rapat berlangsung, Bu Ribca berusaha fokus, tetapi pikirannya terus melayang pada apa yang ingin dibicarakan Pak Yayan.
Pak Diano menutup rapat dengan mengingatkan semua guru untuk tetap kompak. “Kita harus bersatu untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah ini. Jangan lupa untuk mendukung satu sama lain.”
Setelah rapat, Pak Yayan memanggil Bu Ribca ke ruang kerjanya. “Ribca, ada yang ingin aku bicarakan.”
Saat pintu ditutup, hati Bu Ribca berdebar-debar. “Apa yang ingin kau sampaikan, Yayan?”
Pak Yayan menarik napas dalam-dalam. “Aku ingin kita jujur satu sama lain. Tentang hubungan ini. Aku tidak ingin menyembunyikan perasaan kita di depan teman-teman.”
Bu Ribca terdiam. “Tapi kita harus hati-hati. Kita guru. Kita tidak bisa memberi contoh yang salah untuk siswa.”
“Ribca, aku mengerti itu. Tapi kita juga manusia. Dan kita berhak bahagia, kan?”
Setelah sejenak terdiam, Bu Ribca tersenyum. “Kau benar. Kita harus jujur, tidak hanya pada diri sendiri, tapi juga pada siswa.”
---
Momen Tak Terduga di Sekolah
Hari-hari berlalu, dan hubungan Bu Ribca dan Pak Yayan mulai diketahui oleh beberapa siswa. Alsa dan teman-teman merasa senang melihat kedekatan guru mereka. Namun, ada satu siswa bernama Roni yang merasa tidak senang.
Roni adalah siswa yang sering mengganggu kelas dan suka menyebar rumor. Melihat Bu Ribca dan Pak Yayan berdekatan membuatnya merasa terancam. “Kita harus lakukan sesuatu,” bisik Roni pada teman-temannya.
“Dia harusnya fokus pada belajar, bukan ke hubungan guru,” jawab salah satu temannya.
Roni berpikir keras. “Kita perlu memberi mereka pelajaran.”
Di kelas, Roni mulai menyebarkan isu bahwa Bu Ribca dan Pak Yayan tidak profesional dan membuat suasana di kelas menjadi tidak nyaman. Hal ini membuat Alsa, Sapina, dan Yovaldi berusaha melindungi guru mereka.
“Kalau ada yang mau bicara, jangan segan. Kita semua menghargai Bu Ribca dan Pak Yayan,” ujar Alsa dengan tegas.
Sapina menambahkan, “Jangan biarkan rumor merusak hubungan baik kita sebagai siswa dan guru.”
Namun, Roni semakin nekat. Ia bahkan mengancam akan mengungkapkan hubungan Pak Yayan dan Bu Ribca kepada pihak sekolah jika mereka tidak berhenti.
---
Kekuatan Persahabatan
Mendengar kabar tentang Roni, Bu Ribca merasa sangat kecewa. Ia tidak menyangka bahwa ada siswa yang berpikir buruk tentang hubungan mereka.
“Ribca, jangan khawatir. Kita akan hadapi ini bersama,” kata Pak Yayan dengan penuh semangat. “Kita punya banyak siswa yang mendukung kita.”
Alsa dan teman-teman segera mengadakan pertemuan di taman sekolah. Mereka merencanakan strategi untuk menjaga nama baik guru mereka.
“Kita harus kumpulkan bukti dan bicara kepada Pak Diano. Kita tidak bisa biarkan Roni terus menyebar rumor,” ucap Yovaldi.
“Ya, kita bisa mengajak siswa lain yang mendukung kita untuk bicara juga,” tambah Sapina.
Rencana itu pun disepakati. Mereka merasa bersemangat untuk melindungi guru mereka dari isu-isu yang tidak berdasar.
---
Pertemuan di Taman Sekolah
Setelah kelas, Alsa, Sapina, Yovaldi, dan beberapa siswa lain berkumpul di taman sekolah. Mereka merencanakan langkah selanjutnya.
“Kita perlu menunjukkan kepada Pak Diano bahwa Roni tidak bisa berbuat semena-mena. Kita punya suara dan kita bisa melindungi guru kita,” ujar Alsa.
Sapina setuju, “Kita juga bisa beritahu semua orang tentang bagaimana Bu Ribca dan Pak Yayan selalu memberi yang terbaik bagi kita. Mereka pantas mendapat dukungan.”
Yovaldi memimpin, “Mari kita buat poster dukungan untuk mereka. Kita bisa tempel di papan pengumuman sekolah.”
Semangat para siswa membuat suasana di taman semakin hidup. Mereka bekerja sama membuat poster yang berisi ungkapan cinta dan dukungan untuk Pak Yayan dan Bu Ribca.
---
Momen Penuh Emosi
Keesokan harinya, saat memasuki sekolah, Bu Ribca dan Pak Yayan melihat banyak poster di papan pengumuman. “Kami mendukung Pak Yayan dan Bu Ribca!”
Hati Bu Ribca terharu. “Mereka melakukan ini untuk kita,” ucapnya dengan mata berkaca-kaca.
Pak Yayan tersenyum, merasakan kebanggaan yang mendalam. “Ini adalah bukti bahwa kita tidak sendirian. Kita memiliki siswa yang mendukung kita.”
Di tengah keramaian, Roni mulai merasa tertekan. Ia tidak menyangka tindakan sembrunnya akan mendapatkan perlawanan. “Apa mereka benar-benar mau membela mereka?” batinnya.
Roni pun berusaha menyebarkan rumor lebih jauh, namun suara para siswa jauh lebih keras.
---
Menemukan Kekuatan dalam Kebersamaan
Hari-hari berikutnya, dukungan dari siswa semakin kuat. Rapat dengan Pak Diano pun menjadi titik balik. Alsa, Sapina, dan Yovaldi memutuskan untuk berbicara langsung kepada kepala sekolah.
“Pak Diano, kami ingin berbicara tentang isu yang beredar di sekolah. Kami merasa Bu Ribca dan Pak Yayan tidak pantas diperlakukan seperti ini,” kata Alsa tegas.
Pak Diano mendengarkan dengan serius. “Saya mengapresiasi kalian datang ke sini. Kita semua di sini untuk mendidik dan menjaga lingkungan sekolah yang baik.”
Sapina melanjutkan, “Kami ingin semua tahu bahwa mereka adalah guru yang luar biasa. Kami tidak ingin melihat hubungan ini hancur karena rumor yang tidak berdasar.”
Pak Diano mengangguk, “Saya akan menangani situasi ini dengan baik. Yang terpenting, kita harus mendukung satu sama lain.”
---
Langkah Selanjutnya
Bu Ribca dan Pak Yayan merasa tenang mengetahui bahwa para siswa ada di pihak mereka. Meskipun tantangan masih ada, mereka berdua berkomitmen untuk tidak membiarkan isu yang tidak berdasar mengganggu kebahagiaan mereka.
Saat berjalan berdua di halaman sekolah, Pak Yayan berujar, “Ribca, terima kasih sudah berdiri di sampingku. Kita akan terus maju, apapun yang terjadi.”
Bu Ribca tersenyum, “Dan terima kasih untuk semua dukungan dari siswa. Mereka adalah kekuatan kita.”
Dengan penuh harapan, mereka melangkah maju, siap menghadapi apapun yang ada di depan mereka.
...----------------...
Guys Guys Jadi Di SMAN 5 Buntok, cinta tidak hanya bersemi antara Pak Yayan dan Bu Ribca, tetapi juga di antara para siswa yang siap melindungi hubungan tersebut. Kekuatan persahabatan dan dukungan menunjukkan bahwa dalam menghadapi rintangan, mereka tidak sendirian.
Cinta dan komitmen untuk saling mendukung adalah hal yang terpenting. Dengan setiap langkah,🫰🫰🫰
btw.. semngat ya kak author nya/Chuckle/