Terlihat jelas setiap tarikan bibirnya menampakkan kebahagiaan di raut wajah gadis itu. Hari di mana yang sangat di nantikan oleh Gema bisa bersanding dengan Dewa adalah suatu pilihan yang tepat menurutnya.
Akan tetapi, seiring dengan berjalannya waktu timbullah pertanyaan di dalam hatinya. Apakah menikah dengan seseorang yang di cintai dan yang mencintainya, bisa membuat bahagia ?
1 Oktober 2024
by cherrypen
Terima kasih sebelumnya untuk semua pembaca setia sudah bersedia mampir pada karya terbaruku.
Bantu Follow Yuk 👇
IG = cherrypen_
Tiktok = cherrypen
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cherrypen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 15. AMP
Mobil sport keluaran terbaru terparkir di depan mansion utama bergaya eropa. Semua bodyguard yang berada di dalam mobil tersebut keluar secara bersamaan kemudian berdiri di samping pintu. Salah satu dari mereka membukakan pintu belakang untuk tuannya.
Matteo melangkah keluar dari mobil sembari membetulkan jas nya yang bernilai mahal membuatnya sangat terlihat berwibawa. Dia masuk ke dalam rumah di ikuti oleh bodyguardnya hanya sampai depan pintu. Raut wajah pria tampan itu seketika berubah bahagia. Senyumnya terpancar dari setiap guratan bibirnya kala melihat seorang wanita paruh baya tengah duduk bersila di atas sofa sembari membaca surat kabar.
"Mutter (Mama), kapan sampai Indonesia? Kenapa tidak bilang lebih dulu biar Matteo bisa jemput di bandara," tanya Matteo seraya duduk di sebelah Mamanya.
Mamanya menurunkan surat kabar yang di pegangnya hingga menutup sebagian wajahnya. "Mama baru sampai sekitar satu jam yang lalu. Tadinya mau buat kejutan sama kamu, tetapi kamunya malah pergi, memangnya pergi ke mana tadi?"
"Matteo tadi ada kerjaan Ma."
"Kamu bekerja sama dengan siapa? Awas loh jangan sampai salah pilih orang," jelas Mamanya seraya menasehati Matteo.
Matteo mengeluarkan kontrak kerjasama dari dalam tas kerjanya kemudian memperlihatkan pada Mamanya.
"Bagaimana Ma. Ini perusahaan yang terkenal di Indonesia?"
Mamanya Matteo membacanya dengan teliti. "Dewa Alingga Baskara," celetuk Mamanya. "Nama ini banyak di kenal orang dalam dunia bisnis. Cara kerjanya juga bagus dan sangat kompeten."
"Betul Ma. Matteo baru saja mulai bekerja sama dengan Dewa." sahut Matteo. "Dewa Alingga Baskara," ucap Matteo menyebut nama Dewa dengan keras.
Prang ....
Seketika piring yang berada di tangan seorang wanita terlepas dari genggaman tatkala mendengar nama Dewa. Tubuhnya seketika membeku mendengar nama Dewa. Nama yang sekian lama Sania simpan dalam hatinya karena merasa bersalah. Dan bahkan sampai sekarang Sania tidak berani menghubungi Dewa melalui telepon rumah karena dia tidak mempunya nomor ponsel Dewa.
Matteo dan Mamanya terkejut seraya menoleh ke arah ruang makan. "Sania hati-hati kerjanya," teriak Matteo.
salah satu pelayan yang berada tidak jauh dari Sania pun seketika menghampirinya. Dia membantu Sania membersihkan pecahan piring yang berserakan di lantai. Sania menundukkan kepalanya terus dengan bola mata berkaca-kaca sembari mengumpulkan pecahan kaca piring. Dia mengusap pelan matanya tatkala air mata yang menumpuk di pelupuk mata hampir tumpah membasahi pipinya.
"Sania kenapa menangis? Jangan nangis Tuan Matteo tidak akan memecatmu."
Sania tersenyum menatap pelayan itu. "Aku hanya kelilipan," sahutnya pelan. Di dalam hati Sania berkata Dewa Alingga Baskara, nama anak lelakiku yang sudah aku kecewakan. Kamu sekarang sudah tumbuh dewasa dan menjadi sukses. Apa kabarmu sekarang Dewa? Kamu pasti sangat membenci Mamamu ini.
"Pelayan baru?" tanya Mamanya Matteo.
"Iya Ma."
"Kamu mengambilnya dari yayasan mana? Bukanya semua pelayan di sini sudah Mama seleksi dari yayasan terbaik, apakah masih belum cukup?"
Matteo menggelengkan kepalanya. "Semua yang Mama pilih sudah cukup, hanya Sania ini orang yang aku bantu agar dapat pekerjaan dan tempat tinggal."
"Maksudnya?" Mamanya bertanya.
"Begini Ma. Aku melihat Sania sedang memulung di malam hari tepat di depan mobilku. Dia juga makan dari makanan sisa yang ada di tempat sampah. Malam itu keadaannya gerimis karena merasa kasihan melihatnya Matteo menyuruh supir untuk memberinya uang dan makanan yang kebetulan Matteo baru beli. Dan di saat supir itu mendekati Sania. Dia malah pingsan jadi Matteo bawa ke rumah sakit terus Matteo suruh saja kerja dirumah, soalnya dia tidurnya di kolong jembatan seperti gelandangan," jelas Matteo.
"Kamu tahu asal usulnya dari mana? Kalau dia orang jahat gimana?"
"Mama tenang saja. Dia di sini sudah lama."
Sania yang berada di kamarnya menangis terisak sembari ke dua tangannya mengepal di depan dadanya. Hatinya terasa sakit dan perih mengingat kejadian di mana dirinya mengabaikan Dewa dan merusak rumah tangganya sendiri. Dia sangat menyesal telah menghacurkan kebahagiaan anaknya.
Dan setelah bercerai dengan Papanya Dewa. Awalnya kehidupan Sania bahagia, ia merasa bahwa Rocky selingkuhannya akan terus mencintainya dan setia. Akan tetapi, perkiraannya keliru Rocky bermain dengan wanita yang usianya jauh lebih muda darinya dengan menggunakan uang Sania sampai uangnya habis tak bersisa lantaran di manfaatkan oleh Rocky. Sejak Sania sudah tidak memiliki apa-apa lagi Rocky meninggalkannya dengan wanita lain sama seperti dirinya meninggalkan keluarganya hanya demi pria yang lebih muda. Sampai akhirnya dia menjadi gelandangan di jalan demi mencari sesuap nasi.
***
"Mas gimana pekerjaan Merry di kantor. Apakah semuanya dia bisa mengerjakan dengan baik?"
"Dia kerjanya cekatan juga, Sayang."
"Baguslah Mas. Mas kapan-kapan Gema boleh ya main ke kantor Mas Dewa?" pinta Gema dengan manja.
"Mau ngapain sayang? Aku nanti khawatir kalau kamu sendiri jalan keluar tanpa ada aku."
"Aman Mas, kan naik taksi online. Gema mau bawain Mas Dewa makan siang jadi kita bisa makan di kantor bareng-bareng, gimana?"
Dewa menatap istrinya dalam pelukannya. "Boleh asalkan kamu bisa jaga diri dengan baik."
"Siap Mas," Jawab Gema seraya tersenyum lebar.
Ke esokan harinya Gema membangunkan Dewa seraya menepuk bahunya pelan. "Mas, bangun sudah pagi."
Dewa menggeliatkan tubuhnya berbalik arah seraya menaikkan selimutnya kembali. Masih belum bangun juga akhirnya Gema meletakkan telapak tangannya pada kening Dewa. Gema merasakan panas kemudian dia juga memegang tangan Dewa yang terasa hangat.
"Mas, kamu demam sebaiknya hari ini ngga usah ke kantor. Kamu istirahat dulu saja," ucap Gema.
Dewa menganggukkan kepalanya.
"Aku buatin bubur ya Mas terus minum obat biar cepat turun demamnya."
"Terima kasih ya Sayang," sahut Dewa pelan.
Sementara Gema tengah sibuk di dapur. Dewa mengirim pesan pada Merry untuk tetap menjadwalkan tugas berikutnya agar perusahaan tetap berjalan lantaran ada proyek lain yang harus Dewa lihat sendiri di luar kota nantinya.
To be Continued ...
Bantu Vote, Like, komentar ya teman2
Terima kasih 😊