NovelToon NovelToon
Dendam Terpendam Sang Pemimpin

Dendam Terpendam Sang Pemimpin

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:9.3k
Nilai: 5
Nama Author: Meindah88

Kirana Putri, seorang gadis cantik dan baik hati, tanpa disadari jatuh cinta pada seorang pria misterius bernama Dirga Praditama. Namun, Kirana tidak tahu bahwa Dirga sebenarnya menyimpan dendam mendalam terhadap masa lalu keluarga Kirana yang telah merenggut kebahagiaan keluarganya. Dalam perjalanan kisah cinta mereka, Kirana dan Dirga dihadapkan pada berbagai rintangan dan konflik hingga pada suatu hari Kirana pergi meninggalkan Dirga tanpa jejak.
Akankah cinta mereka mampu menyatukan keduanya, ataukah mereka harus rela berpisah demi kebahagiaan masing-masing? Hanya waktu yang akan menjawabnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.30

"Ting tong."

Seorang pembantu membuka pintu ketika mendengar bel berbunyi.

" Dirganya ada, Bi ?" tanya seorang wanita cantik yang mendatangi kediaman Mahendra.

" Non, siapa?" tanyanya, tak langsung menjawab pertanyaan wanita itu.

" Aku adalah temannya Dirga sekaligus rekan di kantor." Ujarnya terlihat angkuh.

" Silahkan masuk, Non. Den Dirga ada di kamar. "Ujar bi Siti mempersilahkan Bianca masuk.

" Tunggu sebentar, Non !"Bibi panggilkan den Dirga sebentar ya.

" Tidak usah, Bi. Aku sendiri yang menemui Dirga langsung.

Bi Siti mengerutkan kening mendengar ucapan wanita di depannya.

" Ah, maksudku Dirga memberi pesan pada aku kalau dia menyuruhku langsung menemuinya di kamar. " Ucapnya berbohong.

Bi Siti dengan mudahnya percaya tanpa curiga sedikit pun.

Bianca menuju ke kamar Dirga dengan senang hati. Kini ia merasa puas hari ini. Rencananya untuk menemui Bima berjalan dengan mulus.

" Tok tok."

Belum ada sahutan dari dalam. Dirga a asyik dalam lamunannya hingga ketukan pintu dari luar tidak terdengar olehnya.

Bianca terpaksa membuka pintu sendiri tanpa persetujuan pemilik kamar tersebut.

" Kinan, " ucap Dirga a spontan ketika mendapati pelukan seseorang dari belakang.

Bianca merasa sesak mendengar itu, guratan kecewa di wajah mendengar Dirga mengucap nama seseorang yang  tidak ingin ia dengar.

Dirga berbalik dan betapa kagetnya dia melihat siapa yang datang, dan dengan lancangnya memeluk dirinya tanpa izin.

" Apa yang kamu lakukan di sini, Bianca ?" Ujar Dirga tak suka.

" Maaf, Dir.  Aku rindu banget sama kamu, beberapa hari ini kamu tidak masuk kantor. " Ucapnya manja.

" Keluar!" usirnya nada dingin.

" Dengarkan aku dulu, Dirg a!" mohon Bianca.

Dirga menarik napas dalam-dalam, butuh kesabaran menghadapi wanita seperti Bianca.

" Katakan, ada apa?" datarnya.

Bianca ragu untuk mengatakan tujuannya, dia semakin takut melihat sikap dingin Dirga.

" Kamu harus menikahi ku, Dir !"

Dirga tak kala terkejut mendengar penuturan Bianca yang tiba-tiba datang meminta dinikahi.

" Apa?" Ujarnya melongo tak percaya.

" I-iya, Dir. Kamu harus menikahi aku secepat mungkin. Aku tak mau 4ibku tersebar di mana-mana, karena perbuatan kita di hari itu.

Dirga makin menajamkan pendengarannya, ia ingin memastikan apakah ia yang salah mendengar atau tidak.

" Apa maksudmu? Aku tak paham." Ujarnya masih bingung.

Bianca sudah menduga hal ini akan pasti terjadi, tapi dia harus bisa meyakinkan Dirga.

" Dengar Dirga, hari itu di saat kita sedang bersama di ruanganmu..!

Bianca tak melanjutkan apa yang ingin dikatakan.  Dia langsung menangis seperti orang menyesal.

" Jangan bicara setengah-setengah, Bianca. "Ujarnya geram.

Bianca langsung memberikan foto-fotonya bersama Dirga di hari itu. Tanpa dijelaskan lagi, Dirga sudah mengerti.

Dirga meremas foto-foto tersebut dengan tangan kekarnya. Bagaimana bisa ini terjadi?"pikirnya.

" Dari mana asal foto-foto ini." Ujarnya terlihat geram.

" Aku juga tak tahu, yang jelas ada orang yang mengambil foto kebersamaan kita di hari itu.

" Apa kamu ingat, Dir ? Waktu itu, di saat kita sedang m3..!"

" Hentikan !Jangan dilanjutkan ! Karena aku yakin kalau aku tak melakukan apa pun sama kamu. " Ujarnya memandang sinis Bianca.

" Dirga a, saat itu kamu tak sadarkan diri. Hingga kamu berhasil membu4t 4ku..!"

" Hentikan, Bianca!" Potongnya cepat, tak terima dengan tuduhan sahabatnya sendiri.

" Foto-foto itu tidak membuatmu percaya, apa yang kamu lakukan terh4d4pku?"

" Aku tak ingin tahu soal foto yang kamu berikan itu. Namun yang pasti, aku hanya mel4kuk4nnya dengan satu orang saja, yaitu istriku Kinara." tegasnya.

" Lantas bagaimana dengan harga diriku, kamu sudah m3r3nggut semua milikku, lalu seenaknya saja kamu tak ingin bertanggung j4w4b." Teriaknya mulai emosi.

Dirga semakin bingung dibuatnya, mana lagi urusan istrinya yang belum ditemukan. Bagaimana bisa ia bertanggung jawab dengan sesuatu yang tidak dilakukannya.

"Lalu bagaimana dengan bukti -bukti ini ?" Kamu masih ingin mengelak perbuatanmu, di mana hati nurani mu?" Ujarnya tak bisa menahan tangisnya.

Dirga memejamkan mata, benar-benar ia galau dengan apa yang dilihat. Tapi bagaimana bisa? Dia pun tak mengingat apa pun saat itu.

" Kamu harus menikahiku, Dirga ! Harga diriku sebagai wanita pasti hancur dan itu semua karena kamu Dirga." Ucapnya menuntut Dirga.

"Aku baru saja kehilangan Kinara istriku, bagaimana bisa kamu mendesak aku seperti ini ?"

"Baiklah, aku tak akan mendesak mu, tapi kamu harus janji untuk menikahi ku secepatnya.

Tegas Bianca tak ingin kalah, dia harus bisa memanfaatkan situasi ini.

Dirga hanya diam, tak ingin membalas ucapan Bianca.

" Apa yang dikatakan orang tuaku jika mengetahui hal ini, Dir ? Sedangkan pamanku yang sudah mempercayaimu, apa yang kukatakan sama mereka?"

" Bianca, tenangkan dirimu!" bujuknya.

"Bagaimana aku bisa tenang ?Jika kamu tak ingin bertanggung jawab? Haa ?" Sentaknya tak terima.

" Kita bicarakan baik-baik, ya !Jangan seperti anak kecil !"

" Berjanji dulu baru aku akan tenang!" Tekannya.

" Aku mohon maaf, aku benar-benar tak sadar saat itu, dan aku tak tahu apa yang kulakukan. "Ujarnya, membujuk Bianca agar menenangkan dirinya.

" Itu artinya kamu ingin melarikan diri dari kenyataan, begitu ?" Teriaknya.

" Aku tidak ingin tahu soal itu, Dirg. Yang pasti, kamu harus tanggung jawab atas perbuatanmu. " Ujarnya lalu pergi meninggalkan Dirga dalam kamar.

Dirga menggusar rambutnya yang nampak kacau.

Belum selesai masalahnya, namun timbul masalah baru yang tak akan kelar-kelar.

"Apa yang harus aku lakukan?" ujarnya merobek semua foto-foto yang diberikan Bianca.

"Pr4ng!"

Sebuah guci kecil tak sengaja tersenggol oleh tangan kekarnya.

Matanya tertuju pada satu benda. Tangannya dengan pelan mengambil sebuah benda tersebut lalu menyimpannya dalam dada. Dirga teringat di masa itu. Ketika dirinya berinisiatif membelikan sebuah gelang pada teman kecilnya dan gadis kecil itu dengan senang hati menerimanya.

" Kamu membelikan aku gelang dan ini kubelikan untukmu. Jangan dibuang, ya!" Ucap gadis kecil.

"Tentu, aku akan menyimpannya dengan baik.

Dan kamu juga harus menjaga dengan baik pemberianku." Ujarnya lalu menyimpan benda itu ke dalam saku.

Malam ini tiba-tiba ia teringat di masa kebersamaannya dengan Kinara. Bohong jika Dirga melupakan semuanya. Baik di awal pertemuannya maupun sejak dia bertekad untuk memb4l4s dendam. Sebuah air mata jatuh begitu saja kala mengingat kenangan kebersamaannya.

" Ting."

Sebuah pesan tengah membuyarkan lamunan Dirga. Dengan malas Ia membuka pesan tersebut.

Dirga memejamkan mata, dirinya benar-benar bingung. Bianca makin mendesak dirinya agar menikahinya cepat, sedangkan pikirannya saat ini masih kacau. Istrinya telah menghilang tanpa j3j4k. Dirinya tak bisa menghianati pernikahannya dengan Kinara.

"Drrt Drrt ."

Bianca menelpon Kinara karena tak kunjung membalas pesannya.

" Hallo, Dirga.

Tak ada sahutan dari sana membuat Bianca geram sendiri.

" Jika kamu tak ingin menikah denganku, maka harga diriku hancur sebagai wanita, foto -foto kita berdua telah banyak yang mengetahui. Kamu harus bertanggung jawab. " Ujarnya emosi.

Dirga masih menyimak apa yang dikatakan Bianca. Rasa kesal seketika pada sahabatnya karena tega menjebaknya.

" Berikan aku waktu untuk berpikir. " Ujarnya dingin, lalu menutup telepon sepihak. Walau begitu, Bianca tetap bahagia. Tidak lama lagi dirinya mendapat kabar yang ditunggu-tunggu selama ini.

1
Puji Yanti
semangat Thor, cerita sebagus ini kenapa sepi pembaca
Meindah88: Makasih kak
total 1 replies
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
bagus
Meindah88: Terimakasih ☺️
total 1 replies
Nurgusnawati Nunung
lanjut Thor.. semangat dan sehat selalu
Nurgusnawati Nunung
lanjut Thor
Nurgusnawati Nunung
Reihan terlepas dari amukan Dirga.
Nurgusnawati Nunung
lanjut Thor..
Nurgusnawati Nunung
Dirga sebagai suami, bodoh, mudah diperdaya
Nurgusnawati Nunung
wahhh sudah mulai berubah ya...
Nurgusnawati Nunung
Paling nanti juga buncit.
Nurgusnawati Nunung
Bianca... Bianca, selalu saja nyari cela.
Nurgusnawati Nunung
Bianca yang egois
Nurgusnawati Nunung
Sikap Dirga terlalu berlebihan
Nurgusnawati Nunung
kasihan Kinan...
Nurgusnawati Nunung
Dirga keterlaluan sifatnya.
Nurgusnawati Nunung
Apa yang membuat Dirga dendam sama Kinan
Meindah88: Masa lalu orang tuanya kak
total 1 replies
Nurgusnawati Nunung
Dirga mempunyai kakek nenek yang bijaksana.
Nurgusnawati Nunung
Awal yang bagus..
Puji Yanti
punya jangan ke Lamaan y thor
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
cerita nya bagus tapi sayang banyak typo nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!