Nafisah kaisa Az-Zahra tidak pernah menyangka kalau dirinya dipilih oleh Ibrahim Al Kahfi untuk menjadi istrinya.Seperti yang diketahui oleh semua orang,tidak ada seorang wanita manapun yang mau menikahi Ibrahim karena keadaannya yang penyakitan dan divonis dokter memiliki sisa umur hanya satu tahun lagi.Maukah Nafisah menerima pinangan dari Ibrahim untuk menjadi istrinya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sylvia Rosyta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17
Keesokan harinya,Ibrahim menuntun Nafisah dengan hati hati untuk menuju ke ruang makan demi bisa sarapan bersama seluruh keluarganya sekaligus ingin memberitahu keluarganya mengenai rencana pindah rumahnya.
"Selamat pagi ayah,ibu,ibu kedua.." sapa Ibrahim ketika ia dan Nafisah telah sampai di ruang makan.
"Selamat pagi nak.Nak,kenapa kamu repot repot menghampiri kami kemari?Kami kan bisa menyuruh pelayan untuk mengantarkan sarapan pagi kalian berdua ke kamar." ucap pak Darmawan yang dibuat khawatir saat melihat putranya menuntun Nafisah ke ruang makan.
"Nggak apa apa ayah,Ibrahim dan Nafisah sengaja ingin sarapan pagi bersama kalian semua karena Ibrahim ingin menyampaikan sesuatu kepada kalian semua." ucap Ibrahim saat selesai menarik kursi untuk mereka berdua tempati.
"Memangnya hal apa yang ingin kamu sampaikan kepada kami semua nak?" tanya pak Darmawan.
"Ayah,ibu,jika dibolehkan Ibrahim mau pindah dari rumah ini untuk tinggal berdua bersama Nafisah di rumah milik kami berdua." ucap Ibrahim yang tentu saja mengejutkan semua orang tak terkecuali Dennis.
"Apa? Keputusan tiba tiba macam apa yang kamu sampaikan kepada kami ini Ibrahim? Kenapa kamu tiba tiba memutuskan untuk pindah dari rumah ini?" tanya pak Darmawan yang sedikit merasa keberatan dengan keputusan yang diambil oleh Ibrahim.
"Ibrahim ingin menjalani kehidupan pernikahan Ibrahim hanya berdua saja dengan Nafisah,yah!Ibrahim ingin hidup mandiri bersama Nafisah.Lagipula Ibrahim tidak mau insiden kemarin pagi sampai terulang kembali." ucap Ibrahim yang hanya bisa membuat Dennis tersenyum sinis.
"Tapi kan nak, insiden yang dialami Nafisah itu hanya sebuah insiden yang tidak dapat kita duga nak?Semua orang bisa mengalaminya." ucap pak Darmawan.
"Tidak ayah, insiden yang dialami oleh Nafisah itu bukanlah hanya insiden tak terduga semata.Mana mungkin di taman milik Ibrahim bisa ada kalajengking dan laba laba beracun? Apalagi kemunculan semua binatang beracun itu dalam jumlah yang banyak!" ucap Ibrahim
"Ya itu mungkin saja terjadi karena musim di jakarta ini sedang musim kemarau nak,semua hewan yang tinggal di dalam tanah pasti akan merasa kepanasan dan keluar dari sarangnya." ucap pak Darmawan.
"Semua yang terjadi di dunia tidak hanya terjadi faktor alam dan cuaca,ayah.Tapi juga bisa terjadi karena ulah buruk seseorang yang merasa tidak senang dengan kita." ucap Ibrahim sembari menatap mata Dennis dengan penuh arti.
"Apa maksudmu Ibrahim? Apakah menurutmu ada seseorang di rumah ini yang sengaja meletakkan semua hewan berbahaya itu ke taman milikmu?" tanya pak Darmawan yang membuat Dennis ketar ketir.
Ibrahim yang mengetahui gerak gerik Dennis yang terlihat khawatir karena takut ulahnya akan terbongkar di hadapan semua keluarga, hanya bisa tersenyum ke arah Dennis,merasa puas dengan kekhawatiran yang sedang dirasakan oleh adik sambungnya itu.
"Tidak ada ayah,aku hanya menduga duga saja." ucap Ibrahim yang segera membuat Dennis merasa lega namun juga mewaspadai tindakan Ibrahim kali ini.
"Ibrahim,ibu nggak setuju jika kamu harus pergi dari rumah ini nak.Ibu khawatir dengan keadaan kamu.Kamu kan masih belum sepenuhnya sembuh dari penyakit kamu nak." ucap ibu Ibrahim.
"Jangan khawatirkan Ibrahim Bu,Ada Nafisah yang selalu menjaga Ibrahim dengan baik." ucap Ibrahim sembari tersenyum ke arah Nafisah.
"Jika itu yang sudah kamu putuskan nak,maka papa hanya bisa menyetujui permintaan kamu.Memangnya kamu sudah menemukan rumah yang akan kamu tinggali bersama Nafisah?" tanya pak Darmawan.
"Sudah ayah,ada teman Ibrahim yang bersedia untuk membantu Ibrahim untuk mencarikan rumah yang cocok untuk Ibrahim dan Nafisah tempati.Bahkan Ibrahim sudah membayar pembelian rumah itu." ucap Ibrahim.
"Itu adalah kabar yang sangat bagus nak,ayah tidak menyangka kamu akan bergerak cepat untuk memastikan keamanan dan kenyamanan istri kamu.Melihat tindakan kamu sekarang,ayah jadi tidak sabar menunggu kamu sembuh sepenuhnya untuk bisa mengambil kembali tanggung jawab kamu dalam mengelola bisnis keluarga dari tangan adik kamu,Dennis.Bukan begitu Dennis?" tanya pak Darmawan yang sebenarnya membuat Dennis merasakan api cemburu dan juga kemarahan di dalam hatinya karena ayahnya itu masih menginginkan Ibrahim untuk mengambil tugas dalam mengelola bisnis keluarga
Dennis yang tidak ingin rasa marah dan cemburunya dapat diketahui oleh orang lain,segera memasang wajah senyum dan menyetujui perkataan ayahnya itu.
"Apa yang ayah ucapkan itu memang benar,hanya mas Ibrahim lah yang cocok untuk mengambil tanggung jawab sebesar itu." ucap Dennis
"Kapan kamu berencana akan pindah dari rumah ini, Ibrahim?" tanya pak Darmawan.
"Jika memungkinkan,besok Ibrahim akan mengajak Nafisah pindah dari rumah ini ayah.Sekarang Ibrahim hanya fokus untuk memulihkan kesehatan Nafisah agar besok bisa ikut Ibrahim tinggal di rumah yang baru." ucap Ibrahim yang disetujui oleh semua orang.
Keesokan harinya Ibrahim dan Nafisah pun akhirnya pamit kepada semua keluarganya untuk tinggal di tempat yang baru.Semua orang terlihat sangat sedih melepas kepergian Ibrahim dan Nafisah.Namun hanya dua orang yang sama sekali tidak merasa sedih dengan kepergian Ibrahim dan Nafisah,orang itu adalah Dennis dan juga pelayan kepercayaannya,bima.
Kedua orang itu justru merasa sangat senang karena Ibrahim dan Nafisah memutuskan untuk pergi dari kediaman mewah milik pak Darmawan, sehingga membuat Dennis lebih leluasa untuk menikmati rumah ayahnya sendirian.
"Ayah titip Ibrahim sama kamu ya Nafisah, tolong jaga Ibrahim dengan baik.Ayah tidak mau sesuatu yang buruk sampai menimpa Ibrahim." ucap pak Darmawan yang menitipkan pesannya untuk menjaga Ibrahim kepada Nafisah.
"Iya ayah,Nafisah pasti akan menjaga mas Ibrahim dengan baik." ucap Nafisah dengan patuh.
"Ayah,ibu...Ibrahim dan Nafisah pamit dulu ya, tolong jaga diri kalian semua dengan baik disini." pamit Ibrahim sembari mencium tangan kedua orang tuanya secara bergantian.
"Iya nak,kamu dan Nafisah juga harus jaga diri kalian baik baik ya.Jangan lupa untuk sering berkunjung kemari." ucap ibu Ibrahim.
"Pasti ibu." ucap Ibrahim.
Selesainya berpamitan kepada semua keluarganya,Ibrahim pun segera mengajak Nafisah untuk masuk ke dalam mobil.Dan dalam waktu beberapa detik kemudian,mobil yang ditumpangi oleh Ibrahim dan Nafisah akhirnya pergi meninggalkan kediaman pak Darmawan untuk menuju ke kediaman barunya yang berada di kota bandung.
Udara sejuk dan segar kawasan Bandung segera dirasakan oleh Nafisah dan Ibrahim saat mereka menginjakkan kakinya di halaman rumah barunya yang berdiri megah dan minimalis.Rumah mewah berlantai dua itu tampak asri dan nyaman jika dilihat dari luar.
"Nafisah, mulai sekarang dan seterusnya kita berdua akan tinggal di rumah ini.Mas harap kamu suka ya dengan rumah yang mas pilihkan untuk kita berdua tinggali?" ucap Ibrahim kepada istrinya Nafisah.
tp tidak mungkinlah ya...... karena nafisah seperti itu kan menyelamatkan keluarga darmawan.
atau bisa juga, Nafisah hamil dlm keadaan koma. gitu
jangan salah paham dulu. beri kesempatan nafisah menjelaskan semuanya. dan sebagai orang tua, harus bijaksana yaaaaaa