Mawar Ni Utami gadis yatim piatu yang dua kali dipecat sebagai buruh. Dia yang hidup dalam kekurangan bersama Nenek nya yang sakit sakitan membuat semakin terpuruk keadaannya.
Namun suatu hari dia mendapatkan sebuah buku kuno dan dari buku itu dia mendapat petunjuk untuk bisa mengubah nasibnya..
Bagaimana kisah Mawar Ni? yukkk guys kita ikuti kisahnya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arias Binerkah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 13.
“Ayo aku tunjukkan sarang madu yang lain, selain di atas pohon ada juga yang di bawah pohon di batang batang pohon yang sudah mati.” Jawab Kakek, Mawar Ni pun akhirnya senang hati mengikuti langkah kaki Sang Kakek yang baginya hari ini merupakan guru nya dalam mencari madu.
Mawar Ni terus mengikuti langkah kaki Kakek itu, dan sesaat kemudian dia berhenti di depan sebuah kayu besar yang menghitam tampak itu adalah batang pohon besar yang telah mati..
“Berdirilah di belakang ku.” Ucap Kakek itu dan Mawar Ni pun menurut berdiri di belakang Sang Kakek. Tidak lama kemudian terlihat banyak lebah keluar dari dalam batang pohon yang telah mati itu.. dan lebah lebah itu terbang menjauh..
“Lihat ini.” Ucap Sang Kakek sambil menunjukkan ada sarang lebah di dalam batang pohon besar itu.. Sang Kakek pun mengambil beberapa potong sarang lebah yang tampak penuh madunya dan diberikan pada Mawar Ni. Sang Kakek dengan sabar memberi tahu pada Mawar Ni cara mengambil sarang lebah itu, cara mengusir lebah agar pergi dulu dengan pengasapan. Dan juga bagaimana caranya nanti saat mengambil madu dari sarangnya untuk dikemas di dalam botol botol untuk dijual. Tidak lupa juga memberi tahu cara membersihkan botol agar steril dan membuat madu awet dan terjamin khasiatnya.
“Kalau yang ini royal jelly, harganya mahal, tapi ini adalah makanan untuk bayi bayi lebah dan ratu lebah. Kalau diambil bayi bayi dan ratu lebah akan mati karena makanannya diambil.” Ucap Kakek sambil menunjukkan royal jelly di dalam suatu sarang.
“Ooo iya iya Kek, aku ambil madu nya saja.” Ucap Mawar Ni yang paham jika bayi bayi atau larva lebah mati bisa punah rombongan lebah.
“Boleh ambil sedikit untuk obat tetap sisakan untuk mereka.” Ucap Kakek sambil terus mengambil sarang yang sudah penuh madu
“Kek, karungku sudah berat Kek.” Ucap Mawar Ni di saat karung sudah terasa berat baginya..
“Ya sudah cukup, aku juga mau pulang.” Ucap Kakek lalu menyudahi mengambilkan sarang madu buat Mawar Ni.
“Terima kasih ya Kek, hari ini aku mendapat ilmu mencari madu di hutan.” Ucap Mawar Ni sambil tersenyum lebar..
“Ya ya... tapi ambillah secukupnya saja jangan serakah agar lebah lebah tidak pergi.” Ucap Kakek sambil menepuk nepuk pundak Mawar Ni..
“Iya Kek..” ucap Mawar Ni dan mereka pun melangkah untuk keluar dari hutan. Mawar Ni memanggul karung yang berisi madu itu di atas punggung nya...
Beberapa menit kemudian mereka berdua sudah keluar dari hutan.. Mawar Ni segera menaruh karung itu di atas boncengan sepedanya dan mengikat dengan kuat. Dia sudah mengatur cara menempatkan sarang madu di dalam karung agar tidak meleleh keluar dari sarangnya.
Sang Kakek pun pamit untuk melangkah pergi di saat Mawar Ni masih sibuk mengikat karung dan golok warisan di sepedanya.
Di kala Mawar Ni sudah selesai mengikat karung, dan sudah membuka kunci sepedanya ...
“Kok sudah tidak terlihat Kakek, cepat sekali dia jalannya.” Ucap Mawar Ni lalu dia pun cepat cepat naik ke atas sepedanya dan mengayuh dengan cepat menuju ke rumahnya..
Saat melewati jalan desa tampak di area persawahan para laki laki masih bekerja dengan mesin mesin di sawah milik Juragan Handoko. Bibir Mawar Ni tersenyum lebar karena tandanya, belum waktu dzuhur tiba. Dan dia sudah mendapatkan banyak madu. Kakinya pun terasa ringan mengayuh pedal sepedanya..
“Nanti aku tempatkan di botol botol kaca yang sudah dikumpulkan Nenek, terus kujual on line saja..” gumam Mawar Ni di dalam hati penuh harapan..
Beberapa menit kemudian Mawar Ni sudah sampai di depan rumah dan bersamaan dengan itu terdengar suara adzan dzuhur...
“Nek...” teriak Mawar Ni dengan suara riang gembira
KREETTT suara pintu terbuka dan muncul sosok Nenek.
“Ni, syukurlah kamu sudah pulang. Kamu bawa apa itu?” ucap Nenek sambil menatap karung yang sedang dibuka talinya oleh Mawar Ni.
“Madu Nek, ini sarang lebah di dalam nya penuh madu. Botol botol kaca belum dijual Nenek kan? Akan aku bersihkan untuk tempat madu ini Nek. Nanti aku jual lewat hand phone Nek.” Ucap Mawar Ni sambil membuka tali yang mengikat karung dan golok.
“Ni roti nya sebagian kujual ke kios tapi belum laku, belum ada yang beli, terus aku titip di kios nanti sore atau besok ke kios lagi kalau ada yang beli baru dapat uang.” Ucap Nenek dengan nada sedih..
“Iya Nek tidak apa apa, memang begitu Nenek tidak usah menunggu di kios, capek Nek kalau Nenek menunggu di kios. ini madu bisa cepat laku dijual Nek, orang orang kaya yang ingin sehat mau membeli mahal madu ini.” Ucap Mawar Ni sambil mengangkat karung itu yang beratnya kira kira lima belas kilo lebih...
Mereka berdua pun lalu membersihkan botol botol dan mengambil madu dari sarangnya setelah menunaikan sholat dzuhur..
Akan tetapi tiba tiba keduanya kaget di saat ada yang muncul keluar dari sarang itu, bukan madu tetapi binatang kecil yang begitu menakutkan bagi mereka berdua...
NGGUUUUUNGGGGGGG
“Tawon Ni!” teriak Nenek sambil menutup kepala dengan kedua tangannya.. Mawar Ni pun juga langsung pergi menjauh balai balai di dapur tempat mereka bekerja berlari menuju ke pintu belakang dan membuka lebar lebar pintu belakang di dapur itu.
NGGGGUUUUUUUNNGGGG
Lebah kecil itu terus terbang keluar dari dapur.. Mawar Ni berdiri menatap lebah yang terus terbang menuju ke pohon rambutan yang sedang berbunga, yang tumbuh di kebun belakang rumah
“Semoga membuat sarang di atas pohon rambutan itu.” Ucap Mawar Ni penuh harap..
“Nek kita makan dulu Nek sambil menunggu botol botol itu kering.” Ucap Mawar Ni sambil melangkah menuju ke rak piring.
Setelah mereka berdua selesai makan dan botol botol kaca itu sudah kering. Mereka berdua menaruh madu madu itu ke dalam botol kaca itu..
“Nek aku lihat di internet harga madu hutan termahal tiga ratusan ribu per kilo, rata rata seratus lima puluh ribu per kilo.. ini padahal sepuluh kilo ada Nek...” ucap Mawar Ni sambil tersenyum lebar membayangkan akan dapat uang jutaan dengan kerja hanya satu hari saja tidak penuh..
Kedua mata Nenek pun melebar karena kaget saat mengalikan tiga ratus ribu dengan sepuluh kilo madu.
“Wah... eunek Ni tidak capek capek dan sedikit modal ya.. kerja satu hari bisa untuk makan beberapa bulan..”
“Iya Nek, nanti aku tawarkan di harga rata rata saja.. kata Kakek tadi kita tidak boleh serakah harus menjaga hutan agar lebah lebah tidak pergi dan mati “ ucap Mawar Ni.
Setelah selesai mengemas madu di dalam botol botol kaca. Mawar Ni memotret botol botol yang sudah berisi madu hutan asli itu. Dia bawa botol botol itu di kebun belakang agar didapat back ground suasana banyak pohon pohon menyerupai hutan...
CEKREK CEKREK CEKREK
Mawar Ni sibuk menjepret jepret dengan kamera hand phone nya.
Dan di saat Mawar Ni masih sibuk menjepret jepret tiba tiba ada lebah kecil tanpa bersuara datang dan nangkring di salah satu botol, dan moment itu ikut terabadikan di kamera hand phone Mawar Ni.. Setelah terpotret lebah itu kembali terbang..
“Wah malah bagus ini... “ gumam Mawar Ni saat melihat hasil jepretan nya yang ada lebah nangkring di atas botol madunya.
Mawar Ni pun cepat cepat memposting menawarkan madunya di aplikasi jual beli.. dan menunggu orderan masuk.
“Ni bagaimana sudah ada yang beli?” tanya Nenek sambil membantu memasukkan lagi botol botol madu itu ke dalam rumah.
“Belum Nek, kita tunggu saja...” ucap Mawar Ni yang juga ikut memasukkan botol botol madu itu ke dalam rumah..
Hingga adzan maghrib terdengar belum ada satu orang pun memesan madu. Nenek Marmi sudah mulai gelisah...