Aira mahasiswa cantik. Prodi pendidikan, yang sedang menempuh pendidikan di salah satu perguruan tinggi.
Pak Hirata adalah seorang dosen yang selalu menggoda Aira. Ia masih lajang. Tapi umurnya terpaut lumayan jauh dengan Aira.
Aira selalu menolak godaan dari pak Hirata. Namun di suatu hari dirinya terjebak oleh dosen sialan itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alcesky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terjebak Pak Hirata
Aira sudah sedikit pulih. Begitu pun juga Fasa. Mereka akan pergi ke kampus untuk meminta dispensasi. Karena keadaan yang memaksa nya seperti ini. Belum bisa aktif kembali ke dunia perkuliahan.
"Ra, nanti kita ke kampus ya" ucap Fasa pada Aira.
"Mau ngapain Fa?" tanya Aira.
"Mau minta cuti sama kampus lah. Masa kaya gini mau maksain sih" jawab Fasa.
"Emang yakin mau ke kampus?" tanya Aira.
"Eh kalau nggak aku sendiri aja deh" jawab Fasa.
Fasa mengucapkan seperti itu. Karena dirinya takut apabila Aira masih merasakan sakit. Apalagi kaki nya masih terasa sangat sulit untuk berjalan.
"Gapapa atuh aku ikut aja Fa" ucap Aira.
"Yaudah deh kalo emang kamu mau ikut gapapa" ucap Fasa.
Mereka berdua menyiapkan dirinya. Tidak lupa sarapan terlebih dahulu. Sebelum itu Fasa juga membantu ibu Aira untuk menyiapkan masakan nya. Tak hanya membantu menyiapkan masakan nya. Tetapi Fasa juga membantu ibu Aira untuk memasak.
Di rumah Aira merasakan banyak perubahan. Dari yang tak bisa sama sekali memasak. Sampai akhirnya sering kali membantu ibu Aira memasak. Hal itulah yang membuat ibu Fasa sedikit tahu tentang dunia permasakan.
"Bu, Fasa mau bantuin ibu ya" ucap Fasa.
"Ya allah nak, kamu disini malah di suruh bekerja" ucap ibu Aira.
"Nggak bu. Fasa malah senang bisa bantu-bantu" ucap Fasa.
Skip ibu Aira dan Fasa memasak. Aira pun juga sudah selesai mandi.
Aira dan Fasa bersiap untuk pergi ke kampus. Mereka tak lupa berpamitan kepada ibunya.
"Ibu Fasa dan Aira berangkat dulu ya" ucap Fasa berpamitan pada ibunya.
"Iya nak hati-hati ya" jawab ibu Aira.
Karena sepeda motor Aira sedang masa perbaikan. Maka mereka berdua memilih untuk jalan kaki. Sekaligus untuk meregangkan otot-otot yang lama di rebahkan itu.
Di tengah perjalanan rupanya Aira teringat akan pak Hirata. Dosen tua bangka yang sangat menyebalkan baginya.
"Fa, nanti kalo ketemu tua bangka gimana ih?" tanya Aira.
"Udah ah cuekin aja kali ra" jawab Fasa.
"Ga semudah itu juga kali" ucap Aira.
"Ya kalo gamau berarti kan memang kamu juga mau sama dia" ucap Fasa.
Mereka tetap beradu argument. Sampai akhirnya tiba juga di gerbang kampus. Sangat ramai sekali mahasiswa berlari-larian menuju ke kampus.
Di tengah perjalanan menuju masuk ke gerbang kampus. Pak Hirata yang mengendarai mobil itu tak sengaja melihat Aira denga kaki yang sedikit pincang sedang berjalan kaki.
"Aira-aira bisa-bisa nya kamu nekat ke kampus sih" ucap Hirata di dalam batinnya.
Hirata tak menghiraukan Aira. Karena beliau tahu Aira bersama teman nya.
Sedangkan Fasa menuntun Aira agar mengikuti dirinya untuk menuju ke ruang akademik.
"Ayok ra buruan sini aku gandeng" ucap Fasa.
"Aw. Sabar dong Fa kaki aku sakit nih" jawab Aira.
"Ya sudah sekarang buruan aja dulu. Nanti sama sana aku aja yang naik ke lantai atas. Kamu tunggu di lobi lantai 1 ya" ucap Fasa memerintahkan kepada Aira.
"Emm. Iya deh aku tunggu nanti. Tapi jangan lama-lama ya" ucap Aira yang menuruti perintah dari Fasa.
Mereka melanjutkan perjalan. Karena jarak dari gerbang kampus ke gedung juga lumayan jauh. Cukup memakan banyak waktu.
Akhirnya mereka memasuki gedung kampus. Aira tiba di lobi kampus. Fasa meninggalkan Aira di lobi tersebut.
"Aku disini ya Fa" ucap Aira yang langsung duduk karena kaki nya juga merasakan sakit.
"Iya kamu tunggu sini saja jangan kemana-mana" ucap Fasa.
"Oke siap" jawab Aira.
"Kalau ada apa-apa langsung telpon aku aja ya" jawab Fasa.
Fasa pergi meninggalkan Aira sendirian. Tanpa khawatir dengan keadaan Aira. Karena Fasa berpikir bahwa kampus adalah tempat yang aman bagi mahasiswa nya.
Tapi, ketika Fasa sedang menuju ke ruang akademik. Ternyata ada pak Hirata. Rupanya beliau memiliki niat jahat terhadap Aira.
Pak Hirata menghampiri Aira yang sedang duduk sendirian.
"Halo cantik kaki kamu kenapa?" tanya pak dosen itu yang melihat kaki Aira penuh dengan perban.
"Gapapa pak, ini abis kecelakaan aja" jawab Aira.
"Bagiamana bisa?" tanya pak Hirata yang pura-pura tidak tahu padahal ia tahu bahwa Aira telah mengalami kecelakaan. Bahkan yang membiayai pengobatan nya adalah beliau.
"Bisa. Karena musibah" jawab Aira singkat,padat dan sangat jelas.
Lalu, pak Hirata malah menawari Aira obat yang tidak ada dua nya dimana pun untuk kaki sakit seperti Aira. Dan Aira percaya begitu saja. Aira tak menaruh rasa curiga terhadap pak dosen sedikit pun.
"Saya punya obat nya buat kaki sakit seperti ini. Mari kamu ikuti saya" ucap pak Hirata memerintahkan kepada Aira.
"Baik pak" ucap Aira yang mengikuti perintah dari pak Hirata.
"Masuk" ucap pak Hirata mempersilahkan Aira masuk ke ruangan pribadinya.
"Aw. Pak kok di kunci sih?" protes Aira.
"Hehe. Tenang aja saya gak gigit kamu kok" jawab pak Hirata.
Lalu, pak Hirata menyiapkan minuman. Ia menyiapkan minuman untuk merang-sang Aira. Tanpa, Aira curiga ia juga langsung meminum nya. Entah mengapa kali ini Aira sangat percaya dengan pak Hirata tak sama seperti biasanya.
"Apakah saya boleh duduk pak?" tanya Aira.
"Boleh dong sayang. Apa sih yang nggak buat kamu" jawab pak Hirata yang sedang menyiapkan minuman untuk Aira.
Beberapa saat berlalu. Pak Hirata membawakan minuman di dalam sebuah cangkir untuk Aira minum.
"Hai cantik. Obat nya sudah jadi nih" ucap pak Hirata.
"Terimakasih pak" jawab Aira yang menerima minuman itu.
Aira pun langsung meminum minuman tersebut. Tanpa curiga dan juga tanpa bertanya. Seolah ia sangat percaya terhadap pak dosen. Entah pemikat apa yang di gunakan oleh pak dosen kali ini benar-benar bisa meracuni Aira.
Seperti nya Aira telah di mabuk cinta oleh pak dosen. Entah apa yang membuat Aira tertarik dengan pak dosen. Padahal biasanya ia selalu saja mengucapkan bahwa pak Hirata adalah manusia tua bangka.
"Awhh. Kok tubuh saya terasa panas ya pak?" tanya Aira pada dosen licik itu.
"Iya gak papa itu efek obat nya memang" jawab pak Hirata.
Padahal sudah jelas-jelas yang memberikan obat perang- sang adalah beliau. Tapi pak Hirata tak mau mengakui hal itu.
Tubuh Aira sudah terasa sangat panas. Pak Hirata mulai menggoda Aira. Tapi, Aira sedikit memberontak. Namun, kekuatan yang di miliki oleh pak Hirata lebih besar daripada Aira.
"Sekarang kamu adalah milik ku seutuhnya" ucap pak Hirata.
"Aw. Jangan pak" ucap Aira memohon pada pak Hirata.
kita di sini mau belajar bersama dengan mentor dan juga mengadakan Event tertentu dengan reward
caranya mudah wajib follow akun saya maka saya akan undang kaka untuk masuk Gc Bcm. Terima kasih