NovelToon NovelToon
Kau Selingkuh Dengan Istriku, Kuratukan Istrimu

Kau Selingkuh Dengan Istriku, Kuratukan Istrimu

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Selingkuh / Naik Kelas / Penyesalan Suami / Tukar Pasangan
Popularitas:133.2k
Nilai: 5
Nama Author: Rositi

Di balik suami yang sibuk mencari nafkah, ada istri tak tahu diri yang justru asyik selingkuh dengan alasan kesepian—kurang perhatian.

Sementara di balik istri patuh, ada suami tak tahu diri yang asyik selingkuh, dan mendapat dukungan penuh keluarganya, hanya karena selingkuhannya kaya raya!

Berawal dari Akbar mengaku diPHK hingga tak bisa memberi uang sepeser pun. Namun, Akbar justru jadi makin rapi, necis, bahkan wangi. Alih-alih mencari kerja seperti pamitnya, Arini justru menemukan Akbar ngamar bareng Killa—wanita seksi, dan tak lain istri Ardhan, bos Arini!

“Enggak usah bingung apalagi buang-buang energi, Rin. Kalau mereka saja bisa selingkuh, kenapa kita enggak? Ayo, kamu selingkuh sama saya. Saya bersumpah akan memperlakukan kamu seperti ratu, biar suami kamu nangis darah!” ucap Ardhan kepada Arini. Mereka sama-sama menyaksikan perselingkuhan pasangan mereka.

“Kenapa hanya selingkuh? Kenapa Pak Ardhan enggak langsung nikahin saya saja?” balas Arini sangat serius.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rositi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Semi Pacaran

Selain membantu Ardhan menyiapkan makanan dan minuman, dari video yang ibu Sundari terima, Arini juga tampak layaknya pendengar baik. Tatapan Arini kepada Ardhan menjadi bukti. Tatapan sungkan yang masih dipenuhi kecanggungan, tapi akan refleks menatapnya penuh keteduhan di setiap Ardhan berbicara.

“Ardhan beneran mau sama Arini. Sementara sejauh ini, dia mirip papanya. Ardhan mirip banget papanya. Orangnya gigih banget. Kalau dia sudah ada niat ya sudah, dijalani. Buktinya pas dengan Killa ya sampai putus nyambung selama itu. Coba saja lah, ... lagian sebagai orang tua, kalau terlalu memaksa. Baik bu r uknya anak juga yang merasakan karena anak juga yang menjalani. Moga saja Ardhan bisa belajar,” lirih ibu Sundari masih duduk di kursi kerjanya. Selain itu ia juga masih memakai jas putih selaku seragam dokter kebanggaannya.

***

Hingga siang menjelang sore, perdebatan sengit antara ibu Minah dan Messi dalam melawan Marini, tak juga mendapatkan hasil. Sebab Arini yang mereka ributkan tak kunjung datang. Jangankan orangnya, sekadar kabar Arini saja, mereka tak punya. Sebab nomor ponsel Arini saja, sudah tidak bisa dihubungi.

Di teras rumah semi permanen milik orang tua Arini yang sudah ditempati Marini, kebersamaan itu terjadi. Ketiganya tak hanya bertiga. Karena selain ada Rasman selaku suami Marini, di sana juga ada perwakilan warga dan dikawal ketua RT. Tentu keadaan tersebut beralasan. Karena kehadiran ibu Minah dan Messi tak hanya menciptakan keributan biasa. Bayangkan saja, ibu Minah sampai membawa palu dan golok. Selain ibu Minah yang tak segan menggunakannya ke Marini.

“Emang kebangetan si Arini. Tahu-tahu ibu masih sakit. Bukannya mikir dan ikut kasih uang buat berobat, ini malah kasih aib!” batin Marini makin jengkel saja kepada sang adik.

***

“Istirahat lah, kalau ada apa-apa, kabari aku!” sergah Ardhan yang mengantar Arini hingga kontrakan.

Walau tak sampai turut membawa barang-barang Arini. Barang-barang yang juga merupakan pemberiannya karena semuanya diboyong oleh sang sopir. Ardhan tetap mengantar Arini hingga kontrakan. Kontrakan yang kemarin malam dan Ardhan jadikan sebagai tempat tinggal sementara untuk Arini. Karena selain agar orang tuanya bisa memantau kemudian mengenal Arini. Dirasa Ardhan yang tak mungkin bersama Arini selama 24 jam, kontrakan tersebut menjadi tempat paling aman untuk Arini.

Ardhan yang masih sibuk dengan ponsel, melihat Arini murung. Entah kesedihan yang mana yang sedang membuat Arini merenung bahkan melamun. Sebab Ardhan yakin, beban hidup Arini terlalu banyak. Hingga saking banyaknya, sekadar mau memikirkan mana dulu, juga bingung.

“Kamu enggak usah terlalu memaksa diri kamu buat diterima keluargaku.” Ardhan rasa, dari semua beban hidup Arini, restu dari pihak Ardhan, menjadi yang paling menguras pikiran maupun emosi Arini saat ini.

Bagi Ardhan, Arini tak mungkin baper apalagi melow gara-gara Akbar. Yang ada, Arini sangat dendam sekaligus ji jik, layaknya apa yang Ardhan rasakan kepada Killa.

“Bukan itu sih, Pak. Kalau restu, aku siap maju karena sudah jadi risiko aku. Lagian yang sebelumnya, aku juga sudah terbiasa menghadapi dua alarm rusak jelmaan rubah betina,” ucap Arini.

“Aku percaya, keluarga Pak Ardhan bisa bersikap jauh lebih manusiawi. Ya pelan-pelan, tapi pasti sambil terus hati-hati. Karena tipikal keluarga maupun orang tua seperti yang Pak Ardhan miliki, mereka akan menjadi orang yang jauh lebih sakit ketika Pak Ardhan maupun orang-orang mereka di sakiti.”

“Aku yakin Pak Ardhan juga tahu, bahwa keluarga khususnya orang tua Pak Ardhan, sangat mengkhawatirkan Pak Ardhan. Apalagi apa yang mantan pasangan kita lakukan, menimbulkan pro kontra. Mau enggak mau, suka enggak suka, keputusan kita membuat apa yang mereka lakukan, juga bikin Pak Ardhan mendapatkan tanggapan miring.” Arini masih berdiri di depan teras kontrakan petak selaku tempat tinggal sementara untuknya. Ia sengaja tak mengizinkan Ardhan masuk jika bukan untuk urusan mendesak, demi menghindari fitnah.

Di hadapan Arini, Ardhan yang awalnya menyimak, jadi melow. Ardhan menyudahi tatapannya kemudian mengakhiri tatapannya.

“Kalau bisa, sisihkan waktu buat keluarga Pak Ardhan. Coba, pilih-pilih kesibukan maupun pekerjaan. Dua puluh empat jam yang Pak Ardhan miliki, jangan full hanya buat kerja. Bukan apa-apa karena semua orang bahkan orang mapan sekalipun pasti butuh duit. Namun Pak Ardhan juga harus memikirkan jangka panjang.”

“Jangka panjang yang aku maksud bukannya bikin pasangan Pak Ardhan selingkuh karena kesepian. Karena selingkuhnya pasangan di saat kita berjuang, ibaratnya itu seleksi alam. Jangka panjang yang aku maksud itu, kesehatan Pak Ardhan.”

“Mungkin sekarang Pak Ardhan masih sanggup dan belum ada keluhan berarti. Nanti saat Pak Ardhan tua, atau malah sebentar lagi. Keluhan karena hidup kurang sehat hanya fokus kerja, pasti berdatangan.”

“Ingat, Pak Ardhan belum punya anak. Nanti giliran anak minta gendong, Pak Ardhan sudah enggak kuat!” Arini bukan bermaksud menakut-nakuti Ardhan. Namun dirasanya, ia harus melakukanya. Sebab ke depannya pun, dirinya yang akan menjadi teman hidup Ardhan. Jadi segala sesuatunya harus dilakukan dari sekarang.

Detik selanjutnya, suasana mendadak hening. Baik Ardhan maupun Arini kompak Diam. Ardhan tampak merenung dan Arini yakini bahwa pria di hadapannya tengah merenungi ucapannya. Sementara Arini masih setia menunggu lanjutan arahan dari Ardhan. Kedua mata Arini masih aktif mengawasi setiap perubahan ekspresi dari Ardhan, khususnya bagian wajah.

“Pak Ardhan bingung, ya? Baru sadar bahwa Pak Ardhan kesepian padahal kesibukan Pak Ardhan luar biasa. Maksudnya, padahal kesibukan Pak Ardhan bikin Pak Ardhan berkomunikasi dengan banyak orang, tapi itu beneran enggak sampai mengisi hati Pak Ardhan. Malahan sekarang Pak Ardhan menyesal, kenapa Pak Ardhan enggak punya banyak waktu dengan keluarga maupun orang tua Pak Ardhan?”

“Tutup dan kunci pintunya. Ayo ngomong panjang lebar begitu di depan orang tuaku,” sergah Ardhan sambil mengantongi ponselnya.

“S–sekarang, ... Pak?” Arini mendadak gugup.

“Ya iya ... lebaran haji sudah lewat, masa kamu mau nungguin lebaran haji atau malah balik ke masa lalu? Balik ke masa lalu, bakalan bikin kamu sama Akbar lagi, loh!”

“Ihhh!” sebal Arini hanya karena nama Akbar sampai disebut. Ia segera menutup kemudian mengunci pintu kontrakannya seperti arahan Ardhan.

Dari gelagat Ardhan yang memimpin langkah, Arini merasa. Bahwa dalam waktu dekat, Ardhan tak akan beraktivitas di luar rumah. Selain sampai mengantongi ponsel, kini Ardhan yang mengantongi kedua tangannya di sisi celana bahan warna abu-abunya, juga melangkah dengan santai. Padahal biasanya, langkah Ardhan mirip angin ribut. Langkah yang masih satu tipe dengan langkah Arini. Selama ini, Arini memang selalu melakukan segala sesuatunya dengan cepat. Karena sejauh ini, beban hidup Arini terlalu banyak. Hingga Arini harus pandai-pandai membagi waktunya.

“Dia melangkah di depan dan sengaja santai. Baru aku sadari, hubungan kami sudah naik level. Mungkin sekarang, kami ini sudah semi pacaran. Bentar deh, entah kenapa, bagiku dekat dengan Pak Ardhan bukan hal yang sulit apalagi menakutkan. Semuanya beneran mengalir begitu saja,” batin Arini.

(Aku terbangun dini hari gara-gara alarm bunyi. Yuk lah, ramaikan ya. Genre cerita mendadak berasa novel cinta romantis gini ya 😅😅😅)

1
Bunda Kembar
kok nggak dilanjut ceritanya kak
Bunda Kembar
bagus alur ceritanya dan ada cerita kocaknya juga
Azalea New
Luar biasa.
ga sadar baca nya, pikirjudul yg ini udh tamat.. ya wiss lah aku tunggu aja..kelanjutannya.
Bekti
sptnya emg ad yg iri sm mbk rositi ya biar aj dibls sm Allah kelakuan mereka² yg zholim sm mbk rositi 🥺🥺

ya ampun PD amat grandong Akbar mw dikasih usaha sm ortu Kunti kill2 yg ad ortu Kunti kill2 mikir beribu² kali buat lakukan itu 😏😏😏 eee Kunti mes² kena karma lg 🤭🫣🫣
Ibu Suminar
tenang aja ya Arini bu Sundari belum liat dan mengenal kamu, insya Allah nanti nya bajal setuju.
Deeva Satrya
semngt KK,aku GK prnh komen tp aku suka novel KK,bisa nyambung bersmbung nyambung lagi sm judul novel sbelumnya,,,,semngt berkarya trus KK,
M.Hartati Widijastuti
Luar biasa
Dila Dilabeladila
yaaaaaaaaaaa ka tetep lanjut y.aq slu kirim vote ko.sedih klu novel ini sampai g lanjut/Cry//Cry/
Abdur Rohman
novelnya bagus ceritanya menunjukkan wanita yg tak mudah ditindas..
Abdur Rohman
sabar kak novel ni cukup bagus kok q j suka lanjut kak semangat
Robiyana Syamsulbahri
👍
Dwi Setyaningrum
thor aku selalu kasi like Lo dan ga pernah skip2 bab..yg sabar thor dan tetap semangat💪
IG : @Rositi92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Iya, Kak. Makasih banyak yaa
total 1 replies
Riskiya depot
kak aku selalu dukung karya kakak selalu vote, selalu kasih hadiah dan like... rating pun bintang 5, tp kenapa selalu menyalahkan pembaca yg sungguh2.... pada saat ada salah satu oknum yg komen menjatuhkan... tolong jangan di sama ratakan kak... pihan NT tolong hargai jg karya autor ini... karena kami banyak yg suka... hanya karna 1/2 orang kita tidak bisa menikmati bacaan yang menghibur lagi dari author2 terbaik... 🙏
Abinaya Albab: keluarkan smua uneg²mu Thor biar pihak nt tau pembaca juga paham gk mudah jadi penulis...karyamu sudah byk bgt yg aku baca dr akunku yg lama sampai yg baru, ceritamu bagus² aku suka
Raden Roro Natasya: nt ini sebenarnya gimn cara penilaian nya???? klo buat aplikasi cuma nguntungin pihak nti, zalim sekali editor nya... seperti perlu jg nih editor NT di buat rugi....
total 4 replies
Sonya Kapahang
Idih.. si mokon*o+tukang selingkuh kepedean amat mikirnya.. Ngaca, Bar, ngaca.. Astagaaaaaa... Eling woy..!!!
Arw
akhirnya ada kak Ojan... kangenku terobati....lop yu pull kak Ojan....
Sugiharti Rusli
kenapa yah othor Rositi selalu bermasalah kalo menelurkan karya di sini, padahal beberapa judul menunjukan prestasi yang patut diapresiasi sih harusnya, sabar yah thor walo berat berkarya di sini😔😔😔
IG : @Rositi92❣️❣️🏆🏆💪🤲: Terhitung sejak aku juara lomba berturut2 sebanyak 5 kali di sini. Kayak dapat kutukan, retensi sering banget gagal
total 1 replies
W_E_N_A
🫂
Sugie Pati
tetap semangat kak Ros💪💪
Harti Queenn
semangat kak Ros selalu aku tunggu kelanjutannya novel ini kak,,padahal ceritanya bagus kok masih di angga gagal sm pihak NT ya
Imang Tiah
Ttp semangat kak Ros...saya tunggu kelanjutan novel ini,,,saya suka ma semua karya" kak Ros
Semangat trs buat kak Rositi
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!