Hyuna Isvara, seorang wanita berusia 29 tahun yang bekerja sebagai seorang koki di salah satu restoran.
4 tahun menjalani biduk rumah tangga bersama dengan Aksa Dharmendra, tidak juga diberi kepercayaan oleh Tuhan untuk memiliki anak.
Namun, kehidupan rumah tangga mereka tetap bahagia karena Aksa tidak pernah menuntut tentang anak dari Hyuna.
Akan tetapi, kebahagiaan mereka sedikit demi sedikit menghilang sejak Aksa mengenalkan seorang wanita kepada Hyuna tepat di hari annyversary mereka.
Siapakah wanita yang Aksa kenalkan pada Hyuna?
Bagaimanakah rumah tangga mereka selanjutnya?
Yuk, ikuti kisah Hyuna yang penuh dengan perjuangan dan air mata!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayu Andila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 3. Annyversary.
Aksa segera bersiap untuk mengambil kue yang sudah dia pesan sebelumnya, sementara Hyuna tetap berada di rumah sambil memperhatikan para pekerja yang sedang menyiapkan tempat untuk acara annyversary mereka malam ini.
Mata Hyuna memperhatikan orang-orang, tetapi tidak dengan hati dan juga pikirannya. Wanita mana pun pasti akan sedih jika terus didesak perihal keturunan, apalagi semua itu bukan berada di tangannya melainkan di tangan Tuhan.
"Ya Allah. Apa Kau belum juga mempercayaiku untuk menjadi seorang ibu? Harus berapa lama lagi aku menunggu datangnya anugerah dari-Mu?" Air mata Hyuna kembali menetes. "Jika Kau memang merasa aku belum pantas, maka berikan kekuatan padaku untuk menerima segala hinaan dan cacian. Kuatkan hatiku untuk menerimanya, ya Allah."
Hidup Hyuna sudah cukup bahagia hanya dengan menjadi istri Aksa, apalagi laki-laki itu sangat baik dan juga mencintainya. Namun, bukan berarti dia tidak menginginkan anak. Dia juga sangat menginginkannya, tapi apalah daya jika yang kuasa belum memberikannya.
*
*
*
Tepat pukul 8 malam, rumah mereka sudah terlihat ramai oleh para keluarga dan juga teman yang sengaja diundang untuk merayakan annyversary mereka yang ke-4. Hyuna tampil cantik dengan gaun berwarna rose gold yang membuat dia sangat cantik dan juga mempesona, apalagi dengan hijab yang dia pakai menambah aura keanggunan yang terpancar di wajahnya.
Aksa sendiri juga memakai kemeja yang selaras dengan gaun Hyuna, ditambah jas casual yang membuat ketampanannya semakin terpancar.
Aksa lalu mengucapkan terima kasih pada mereka semua yang hadir pada malam hari ini, setelahnya dia dan Hyuna bersiap untuk acara selanjutnya.
Hyuna memotong puncak tumpeng sebagai simbol annyversary mereka, tidak lupa dengan kue yang juga sudah di siapkan oleh Aksa.
Do'a-do'a dari semua orang beterbangan ke langit. Berharap rumah tangga Hyuna dan juga Aksa selalu bahagia dan langgeng sampai maut memisahkan, tidak lupa mereka mendo'akan agar Aksa dan juga Hyuna cepat diberikan momongan.
"Wah, kalian masih terlihat seperti pengantin baru, Hyuna," ucap salah satu teman Hyuna. Saat ini dia sedang menemui teman-temannya sementara Aksa juga bersama dengan teman-teman yang lain.
"Alhamdulillah. Terima kasih karena kalian sudah datang, jangan lupa nikmati acara dan makanannya ya."
"Tentu saja, Hyuna. Sejak tadi kami tidak berhenti makan. Apa kau sendiri yang memasak semua ini?" tanya teman Hyuna yang lain.
"Tentu saja tidak, Shanti. Bisa pingsan aku jika memasak semua ini," ucap Hyuna sambil memperagakan bagaimana orang pingsan membuat teman-temannya tertawa.
"Tapi rasanya benar-benar lezat, Hyuna. Kami tau sekali jika ini adalah masakanmu, jika tidak pun pasti kau yang memberikan resepnya."
Semua orang setuju dengan apa yang teman-teman Hyuna katakan, dan bukan kali pertama dia mendapat pujian untuk makanan yang dibuat.
Sejak dulu masakan Hyuna memang sangat enak, bahkan teman-temannya selalu mengatakan jika tangannya adalah maha karya Tuhan yang luar biasa. Apapun yang Hyuna masak, pasti rasanya sangat lezat padahal dia tidak pernah sekolah tentang memasak.
"Hyuna!"
Hyuna lalu menghampiri keluarganya yang baru saja tiba. Mereka terlambat gara-gara mobil yang dikendarai mogok di tengah jalan, itu sebabnya baru sampai sekarang.
"Selamat untuk ulang tahun pernikahan kalian, Nak. Semoga selalu bahagia dan cepat diberi momongan." Do'a tulus dari seorang ibu terucap untuk anaknya membuat Hyuna merasa bahagia, begitu juga dengan ayah yang tidak lupa memberikan do'a terbaik untuk pernikahan sang putri.
"Tapi di mana Aksa, Nak? Sejak tadi ayah tidak melihatnya," tanya Beni, dia adalah ayah kandung Hyuna.
Hyuna mengedarkan pandangan ke semua arah untuk mencari keberadaan sang suami, sampai akhirnya tatapannya terkunci pada satu arah di mana Aksa sedang berjalan beriringan dengan seorang wanita.
"Siapa dia?" Hyuna bertanya-tanya siapa sosok wanita yang ada di samping Aksa, yang saat ini sedang bercengkrama dengan mertuanya.
"Mas!" Hyuna memilih untuk memanggil Aksa membuat laki-laki itu menoleh. Terlihat Aksa menganggukkan kepalanya, lalu kembali bicara dengan wanita itu.
Hyuna menjadi sangat penasaran, ingin sekali dia mendekati Aksa tetapi kakinya terasa menancap di tanah.
Aksa dan wanita itu lalu berjalan ke arah Hyuna yang terus menatap mereka, bukan Hyuna saja. Bahkan semua orang ikut menatap ke arah mereka.
"Hyuna, perkenalkan. Dia adalah Laura, dia teman masa kecilku yang baru kembali dari amerika."
Hyuna tersenyum canggung sambil mengulurkan tangannya, wanita itu juga ikut tersenyum sambil membalas uluran tangan itu.
"Wah, aku tidak menyangka jika Aksa sudah menikah. Padahal baru kemaren sepertinya kami main rumah-rumahan," ucap wanita bernama Laura itu membuat Aksa tergelak.
"Sekarang aku sudah main rumah-rumahan sungguhan dengan istriku, sekarang giliranmu, Laura. Kapan kau akan menikah?"
Hyuna memperhatikan interaksi di antara Aksa dan juga wanita itu, dan terlihat sekali jika mereka sangatlah akrab.
"Ayolah, Hyuna. Masa kau cemburu cuma karena Aksa bicara dengan teman masa kecilnya sih!" Hyuna menggelengkan kepalanya agar tidak berpikir yang iya-iya.
Kemudian dia berbalik dan kembali mengobrol dengan keluarganya. Percuma juga dia bergabung bersama dengan Aksa dan juga Laura, karena mereka berdua sepertinya sedang membahas tentang masa lalu.
Dari kejauhan, Mona tersenyum saat memperhatikan interaksi antara Aksa dan juga Laura. Tidak disangka wanita itu kembali dan berkunjung ke rumahnya, tentu saja semua itu adalah pertanda baik.
Semua orang tampak menikmati makanan dan minuman yang sudah tersaji di tempat itu. Tidak hanya satu atau dua orang saja yang memuji masakan, Hyuna. Bahkan semua orang tampak sangat puas dan menikmatinya.
"Sepertinya istrimu pintar memasak ya, Aksa. Semua orang memujinya," ucap Laura.
Aksa tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Ya, dia sangat pintar memasak. Dan masakannya selalu enak."
Laura ikut tersenyum saat Aksa memuji masakan Hyuna, lalu dia melirik ke arah wanita itu yang sedang tertawa terbahak-bahak bersama dengan keluarganya.
Tepat pukul 11 malam, orang-orang sudah mulai pergi meninggalkan rumah itu. Tinggalah keluarga Aksa, dan juga keluarga Hyuna yang masih berada di tempat. Oh ya, jangan lupakan keberadaan Laura yang juga ada di sana.
"Biarkan malam ini Laura menginap di sini, Aksa. Kasihan anak gadis malam-malam pulang sendirian."
•
•
•
Tbc.