Refina dan Rio mendadak jadi saudara tiri, Kebahagiaan yang terus yang didapat kan hari-harinya, sampai membuat Refina jatuh cinta pada saudara tirinya.
Percintaan seperti apa yang akan mereka jalani?, Ikuti kisahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rofiwan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30 | Drama Toilet
Esok nya di dalam kelas X IPA 3, Anisa celingak-celinguk dengan pandangan kabur setelah dibangunkan oleh gurunya.
"Gimana mimpi nya indah?" Tanya Bu Endang berdehem halus sambil menunduk menatap Anisa serius.
Anisa sambil mengucek mata menoleh dengan menyipitkan matanya "Argh Bu endang" Kata Anisa dengan polos dia menguap mulut.
Bu endang sudah geram dia menjitak kepala Anisa pelan "Cepat bangunkan gadis yang duduk di samping"
Anisa menoleh dan membangunkan Refina yang ikut tertidur. Kedua gadis itu diketahui begadang semalaman, gara-gara insiden teror dirumah nya Anisa.
"Refina bego, Gue bilang lu bangunin gue kalau ada guru, lu malah ikutan turu setan!!" Kata Anisa yang keluar kodam nya.
Setelah merasakan tubuhnya ada yang menggerakkan nya. Fina bangun sambil melihat seorang guru yang sedang membawa penggaris besar "Hehehe, Hay Bu" Kata Fina polos sambil nyengir kuda.
Anisa berbisik ke telinga Refina "Lu gimana si, gue bilang kalau guru datang bangunin gue, lu malah ikutan turu"
Refina menjawab "Lah, gue udah stay jagain lu serius, tiba-tiba mata gue ga bisa di toleransi"
"Kalian lupa ada ibu disini?" Kata Bu endang yang memberhentikan bisikan mereka dengan wajah galak nya. "Cepat kalian ke toilet, cuci wajah kalian"
"Oke siap bu—" Kata mereka kompak.
Disana. Rio lagi tersenyum menopang pipi, dengan telapak tangan menyiku di meja sambil memperhatikan kedua gadisnya yang lagi berdiri untuk mencuci wajah.
Rio mengalihkan pandangan nya ke kaca yang mengarah ke lapangan. Disana terlihat ada melati yang keluar dari kelas XI IPA 2 Yang sedang berjalan menuju toilet.
Dalam hati Rio berkata di toilet bakal ada kehebohan karena mempersatukan musuh bebuyutan dalam sekolahannya itu.
Rio tidak peduli dengan mereka, yang dia pedulikan hanya memori tentang um yanto yang tidak mengotori tangan nya untuk melakukan kejahatan.
Um yanto memerintahkan bawahannya termasuk Anwar dan Elma untuk membalas perbuatan Rio yang membuat anak nya meninggal.
Kita balik mengarah ke toilet wanita. disana ada Refina malah sibuk bernyanyi tidak jelas sambil memegang sapu sebagai gitar dan berjoget santai di depan cermin dalam toilet.
"Los dol.. Ndang lanjut lehmu WhatsApp-an. cek paket datane yen entek tak tukokne. Tenan dek elingo, yen mantan nakokno yen kabarmu tandane— iku ora rindu.. Uuuuu"
"Yo semuanya!!" Perintah Fina yang membuat murid di sekitar ikut bersorak
"Nanging kangen keringet bareng awakmu"
"FINAAAAAA!!!" Teriak Anisa sambil merem nahan malu menutup kedua telinga pakai jari tangan nya.
Murid lain yang berada di sekitar toilet juga merasa ngeri sama tingkahnya Fina, ada yang ikut menutup telinga, ada juga yang kesemsem sama suara Fina, ada juga yang memperhatikan Fina ngikut bernyanyi.
Emang random kelakukan Fina yang sukses membuat semua murid disekolah selalu memperhatikan nya.
Gimana kaum Adam bisa meleleh melihat Fina yang selalu ceria dengan sejuta rahasia nya. Ya mereka hanya melihat Fina dari sifat pelapis nya belum tau saja dengan sifat aslinya.
BRUK!!
Pintu toilet di tendang Melati yang melihat kehebohan di dalam toilet "Sial nya malah dia yang membuat kehebohan itu sendiri"
"BERISIK SETAN!!" Pekik melati tidak terima
Refina menoleh santai dan mengajak Anisa untuk pergi dari toilet sambil mengibaskan rambut dengan songong yang mengenai wajah Melati.
Melati geram dia menarik rambut Refina yang membuat Fina berjalan mundur sambil merintih memegang rambut nya.
"Lepasin brengsek" Kata Fina dengan tatapan tegas.
"Gak" ketus melati
Fina berusaha tetap tenang tanpa melakukan perlawanan berlebih. Semua murid mengenal Fina dengan kesabaran dan selalu tersenyum ramah saat berjalan, namun semua itu berakhir ketika melati mengguyur air bekas pel di ember.
Fina melirik sisa air pel di ember, dia mengambil dan membalas perlakuan melati.
"Lu pikir gue akan diem saja kalau di tindas? Kau salah besar sayang" Kata Fina dingin.
"Apa yang lu lakuin idiot!! basah seragam gue" kata melati geram.
"Lu ga liat baju gue?" Tanya Fina tajam penuh mengintimidasi.
"Lu jangan caper jadi orang terkenal ya di sekolah ini, cukup gue saja yang terkenal" Kata melati tegas
Perkataan nya geli buat Fina ketawa tidak niat "LAH? HAHAHA, MELATI KU SAYANG, MAAF GUE GA BUTUH ITU!" Jawab Fina dingin sambil tersenyum licik.
"BRENGSEK!!" Melati menjambak rambut Fina, Fina langsung menjambak lebih kuat rambut Melati.
"Mau apa lu? Ribut? Gue tanggepin" Kata Fina yang membuat nyali melati menciut.
Melati menggeleng kepala takut "Ampun, cukup, maaf, tolong lepasin"
Pengampunan melati justru membuat Fina semakin ganas dia tanpa segan merontokkan rambut nya berkeping-keping.
Melati melepas jambakan rambut Fina, dia langsung mengerang memegang tangan Fina yang menjambaknya.
Fina yang sudah kesal membawa melati ke depan cermin, Saat ingin menyiram wajahnya dengan air keran, tiba-tiba guru BK datang setelah menerima laporan dari siswa yang melihat "Kalian berdua ikut ibu ke ruang konseling!"
Refina menoleh dan melepas tarikan rambutnya. "Gue ampuni lu disini" desis Fina di sebelah telinga Melati.
Disana Anisa berlari melapor keributan dua gadis itu ke Rio, Rio menolak dan menyuruh ibu guru yang di depan untuk mengurusnya. "Gue ngantuk" kata Rio sambil menguap.
Tak lama setelah melapor, Guru BK meminta izin ke guru pengajar untuk bawa Refina karena dalam masalah.
"Tuh kan, jadi gue ga perlu buang energi kesana, pasti ada yang ngurus" Kata Rio santai sambil menahan ngantuk.
"Mata lu udah kaya mata panda" Celoteh Anisa yang baru sadar.
Rio enggan menjawab dia terus fokus menahan ngantuk nya sampai jam istirahat.
Saat istirahat, dari pada ke kantin, Rio memilih untuk tidur dikelas.
Sedangkan Refina merengut sambil menusuk-nusuk daging dalam makanan nya. "Orang tua gue disuruh ke sekolah besok, gue bingung mau bawa siapa" keluhnya.
"Coba saja bawa ibumu" Kata Anisa.
"Cuma ibu sekarang keadaan mental nya lagi down, engga tau kenapa" lanjut Fina dalam keluhannya
"Kok bisa?" Kata Anisa kepo
"Iya gue laporan ke ibu soal kejadian kemarin malam, dan Rio bego itu malah menyebut nama pak Yanto" Jawab Fina.
"Kemarin lu katanya di ceritakan semua sama ibu lu?"
"Iya cuma ada sebagian yang dia tutupin, gue gamau maksa ibu untuk membongkar semuanya, karena pada intinya saja sudah cukup buat gue puas"
Saat di kantin melati sengaja berbicara keras melaporkan kejadian di toilet ke Alvin, Refina sadar kalau sedang di omongin pasangan bucin itu. Dia terus menstabilkan dirinya biar amarah nya tidak meluap.
"Sayang gara-gara Fina orang tua ku besok kesini" keluh melati lebay
Alvin menggeret tangan Melati tiba-tiba, menghampiri Refina dan menyuruhnya berdiri. Memaksa mereka saling mengulur telapak tangan "GUE MAU KALIAN BAIKAN!" Tegas Alvin.
"Lah" Kata melati bengong.
Melati speechless dengan perubahan Alvin yang biasanya membela malah menyuruh untuk berbaikan, Refina tersenyum miring setengah hatinya.